Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Inkluisi Dalam Mewujudkan Mutu Pendidikan Di SMP Negeri 8 Watampone
Irfang/ 02.18.3101 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kurikulum pendidikan
inklusi dalam mewujudkan mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif deskriftif
(qualitative research). Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
manajemen. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat dipahami bahwa manajemen kurikulum pendidikan inklusi di SMP
Negeri 8 Watampone diantaranya perencanaan yang meliputi guru melakukan
persiapan yang dilakukan dalam pengelolaan kelas, pelaksanaan meliputi guru
berkomunikasi yang baik dengan siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran,
guru mengklarifikasi pembelajaran apabila siswa salah mengerti atau belum paham
dan evaluasi meliputi guru melakukan penilaian evaluasi kepada siswa dilakukan
secara lisan atau tertulis serta guru melakukan evaluasi penilaian dan perkembangan
siswa; 2) Mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dilihat dari tiga aspek
yakni input yang meliputi pihak sekolah melakukan rekrutmen bagi anak
berkebutuhan khusus, penggunaan kurikulum pendidikan inkluisi sama dengan
kurikulum reguler, serta pelaksanaan kurikulum pendidikan inklusi sudah
diberlakukan sesuai aturan. Pada aspek proses meliputi kompetensi tenaga pendidik
sesuai dengan bidangnya di pendidikan inkluisi, pada aspek output meliputi hasil
ujian siswa berkebutuhan khusus masih belum sempurna, guru melakukan penilaian
terhadap siswa berkebutuhan khusus serta guru menanamkan sikap saling membantu
antar siswa di kelas inkluisi; 3) Hubungan manajemen kurikulum pendidikan inklusi
dalam mewujudkan mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone yakni mutu
pendidikan dengan hasil pelaksanaan pembelajaran yang sudah baik, karena didukung
oleh pembelajaran inklusi, tenaga pendidik kependidikan, kurikulum dan sarana
prasarana yang cukup mendukung untuk berjalannya proses pembelajaran. Kurikulum
yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus dan anak reguler disamakan yaitu
menggunakan Kurikulum 2013 dan sekolah menyusun silabus, RPP, PPI khusus
untuk masing-masing anak berkebutuhan khusus.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen kurikulum pendidikan inklusi di SMP Negeri 8 Watampone
diantaranya perencanaan yang meliputi guru melakukan persiapan yang
dilakukan dalam pengelolaan kelas, guru mengelola kelas agar siswa berperan
aktif dalam pembelajaran. Pada kegiatan pelaksanaan meliputi guru
berkomunikasi yang baik dengan siswa dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru mendemonstrasikan penguasaan materi pembelajaran
kepada siswa dan guru menjelaskan relevansi materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-harinya. Pada tahap evaluasi meliputi guru melakukan
penilaian evaluasi kepada siswa dilakukan secara lisan atau tertulis serta guru
melakukan evaluasi penilaian dan perkembangan siswa.
2. Mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dilihat dari tiga aspek
yakni input yang meliputi pihak sekolah melakukan rekrutmen peserta didik,
penggunaan kurikulum, serta pelaksanaan kurikulum pendidikan yang sudah
sesuai aturan yang berlaku. Pada aspek proses, tenaga pendidik memiliki
kompetensi sesuai dengan bidangnya, mengaplikasikan pembelajaran dengan
berbagai metode, minat mengajar yang tinggi, motivasi dalam mengajar dan
melakukan penguasaan bahan ajar. Pada aspek output meliputi hasil ujian dan
lulusan yang memiliki nilai yang cukup baik yang memiliki jiwa sosial yang
tinggi.
3. Hubungan manajemen kurikulum pendidikan inklusi dalam mewujudkan
mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dijelaskan yakni dengan
melakukan manajemen kurikulum yang baik tentunya akan memberikan mutu
pendidikan yang sudah cukup baik pula. Hal ini didukung oleh pembelajaran
inklusi, tenaga pendidik kependidikan, kurikulum dan sarana prasarana yang
cukup mendukung untuk berjalannya proses pembelajaran. Kurikulum yang
digunakan untuk anak berkebutuhan khusus dan anak reguler disamakan yaitu
menggunakan Kurikulum 2013 dan sekolah menyusun silabus, RPP, PPI
khusus untuk masing-masing anak berkebutuhan khusus.
B. Implikasi
1. Untuk Peneliti
Penelitian yang penulis laksanakan bukan sebaik-baik penelitian
sehingga masih banyak kekurangan yang terdapat didalam penelitian ini. Jadi
bagi para peneliti lain agar dapat melakukan kajian lebih mendalam dan
komprehensif tentang manajemen kurikulum pendidikan inklusi di lembaga
yang bisa dikaji lebih lengkap dan mendalam, agar dapat menemukan kajian
teori yang lebih sesuai dan lengkap dengan manajemen kurikulum pendidikan
inklusi.
2. Untuk Lembaga
Diharapkan lembaga dapat mengembangkan proses manajeman
kurikulum terutama untuk kurikulum pendidikan inklusi dengan lebih baik,
sehingga kurikulum dapat disusun secara maksimal dan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
3. Untuk Pembaca
Proses manajemen merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan.
Dalam manajemen terdapat proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Perencanaan diperlukan agar kita dapat menentukan langkah atau kegiatan apa
yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
inklusi dalam mewujudkan mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif deskriftif
(qualitative research). Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
manajemen. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat dipahami bahwa manajemen kurikulum pendidikan inklusi di SMP
Negeri 8 Watampone diantaranya perencanaan yang meliputi guru melakukan
persiapan yang dilakukan dalam pengelolaan kelas, pelaksanaan meliputi guru
berkomunikasi yang baik dengan siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran,
guru mengklarifikasi pembelajaran apabila siswa salah mengerti atau belum paham
dan evaluasi meliputi guru melakukan penilaian evaluasi kepada siswa dilakukan
secara lisan atau tertulis serta guru melakukan evaluasi penilaian dan perkembangan
siswa; 2) Mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dilihat dari tiga aspek
yakni input yang meliputi pihak sekolah melakukan rekrutmen bagi anak
berkebutuhan khusus, penggunaan kurikulum pendidikan inkluisi sama dengan
kurikulum reguler, serta pelaksanaan kurikulum pendidikan inklusi sudah
diberlakukan sesuai aturan. Pada aspek proses meliputi kompetensi tenaga pendidik
sesuai dengan bidangnya di pendidikan inkluisi, pada aspek output meliputi hasil
ujian siswa berkebutuhan khusus masih belum sempurna, guru melakukan penilaian
terhadap siswa berkebutuhan khusus serta guru menanamkan sikap saling membantu
antar siswa di kelas inkluisi; 3) Hubungan manajemen kurikulum pendidikan inklusi
dalam mewujudkan mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone yakni mutu
pendidikan dengan hasil pelaksanaan pembelajaran yang sudah baik, karena didukung
oleh pembelajaran inklusi, tenaga pendidik kependidikan, kurikulum dan sarana
prasarana yang cukup mendukung untuk berjalannya proses pembelajaran. Kurikulum
yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus dan anak reguler disamakan yaitu
menggunakan Kurikulum 2013 dan sekolah menyusun silabus, RPP, PPI khusus
untuk masing-masing anak berkebutuhan khusus.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen kurikulum pendidikan inklusi di SMP Negeri 8 Watampone
diantaranya perencanaan yang meliputi guru melakukan persiapan yang
dilakukan dalam pengelolaan kelas, guru mengelola kelas agar siswa berperan
aktif dalam pembelajaran. Pada kegiatan pelaksanaan meliputi guru
berkomunikasi yang baik dengan siswa dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru mendemonstrasikan penguasaan materi pembelajaran
kepada siswa dan guru menjelaskan relevansi materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-harinya. Pada tahap evaluasi meliputi guru melakukan
penilaian evaluasi kepada siswa dilakukan secara lisan atau tertulis serta guru
melakukan evaluasi penilaian dan perkembangan siswa.
2. Mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dilihat dari tiga aspek
yakni input yang meliputi pihak sekolah melakukan rekrutmen peserta didik,
penggunaan kurikulum, serta pelaksanaan kurikulum pendidikan yang sudah
sesuai aturan yang berlaku. Pada aspek proses, tenaga pendidik memiliki
kompetensi sesuai dengan bidangnya, mengaplikasikan pembelajaran dengan
berbagai metode, minat mengajar yang tinggi, motivasi dalam mengajar dan
melakukan penguasaan bahan ajar. Pada aspek output meliputi hasil ujian dan
lulusan yang memiliki nilai yang cukup baik yang memiliki jiwa sosial yang
tinggi.
3. Hubungan manajemen kurikulum pendidikan inklusi dalam mewujudkan
mutu pendidikan di SMP Negeri 8 Watampone dapat dijelaskan yakni dengan
melakukan manajemen kurikulum yang baik tentunya akan memberikan mutu
pendidikan yang sudah cukup baik pula. Hal ini didukung oleh pembelajaran
inklusi, tenaga pendidik kependidikan, kurikulum dan sarana prasarana yang
cukup mendukung untuk berjalannya proses pembelajaran. Kurikulum yang
digunakan untuk anak berkebutuhan khusus dan anak reguler disamakan yaitu
menggunakan Kurikulum 2013 dan sekolah menyusun silabus, RPP, PPI
khusus untuk masing-masing anak berkebutuhan khusus.
B. Implikasi
1. Untuk Peneliti
Penelitian yang penulis laksanakan bukan sebaik-baik penelitian
sehingga masih banyak kekurangan yang terdapat didalam penelitian ini. Jadi
bagi para peneliti lain agar dapat melakukan kajian lebih mendalam dan
komprehensif tentang manajemen kurikulum pendidikan inklusi di lembaga
yang bisa dikaji lebih lengkap dan mendalam, agar dapat menemukan kajian
teori yang lebih sesuai dan lengkap dengan manajemen kurikulum pendidikan
inklusi.
2. Untuk Lembaga
Diharapkan lembaga dapat mengembangkan proses manajeman
kurikulum terutama untuk kurikulum pendidikan inklusi dengan lebih baik,
sehingga kurikulum dapat disusun secara maksimal dan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
3. Untuk Pembaca
Proses manajemen merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan.
Dalam manajemen terdapat proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Perencanaan diperlukan agar kita dapat menentukan langkah atau kegiatan apa
yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ketersediaan
| STAR20220069 | 69/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
69/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Slripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
