Problematika Guru Dalam Mengimplementasikan Penilaian K13 Di SD Inpres 6/75 Cabbeng
Herman/ 02. 18. 5055 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang “Problematika Guru Dalam Mengimplementasikan
Penilaian Siswa Pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG”. Pokok permasalahan
adalah implementasi, kendala dan pendukung penilaian siswa pada K13 di SD Inpres
6/75 Cabbeng. Metode yang digunakan yakni dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang di
peroleh, diolah dengan menggunakan metode kualitatif, untuk mendeskripsikan
penelitian tentang Problematika Guru Dalam Mengimplementasikan Penilaian Siswa
Pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi guru pada penilaian siswa pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG,
belum maksimal dikarenakan guru tidak paham dengan proses penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan, guru merasa kesulitan dalam mengatur waktu.
Adapun dari kendala internal dan eksternal dari guru adalah kurangnya fasilitas dari
pemerintah khususnya dinas pendidikan yang meliputi: 1) minimnya pengadaan
buku-buku sebagai bahan ajar. 2) sarana dan prasarana yang tidak memadai yaitu
kurangnya guru di SD INPRES 6/75 CABBENG, ketidakpahaman guru mengenai
K13, kurangnya sosialisasi yang diadakan sekolah mengenai K13, 3) Guru
mendukung aktivitas-aktivitas siswa dalam segala bidang, namun dalam lingkup yang
benar sesuai aturan. 4) Adanya kerjasama dan koordinasi antar kepala sekolah, guru,
siswa dan orang tua. 5) beberapa guru mengikuti sosialisasi K13.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan Pada dasarnya guru sudah memahami apa yang menjadi tujuan
dari penilaian K13, namun pada kenyatannya guru masih mengalami
kesulitan dalam menerapkan penilaian K13 yang terdiri dari penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan, dimana problem itu muncul dari siswa atau
dari guru itu sendiri. Problematika yang dialami oleh guru SD Inpres 6/75
Cabbeng sejalan dengan hasil belajar siswa dan guru juga harus pula menilai
dirinya sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun menilai program
pembelajaran.
1. Implementasi penilaian siswa pada K13 di SD Inpres 6/75 Cabbeng dalam
implementasinya di SD Inpres 6/75 Cabbeng guru sudah melaksanakan
penilaian K13, hanya saja guru masih belum optimal dalam
menerapkannya. Hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan instrumen
penilaian sebagaimana mestinya, guru hanya mengamati setiap aspek
penilaian yakni penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan secara tes tertulis.
2. Kendala dan faktor pendukung guru dalam implementasi penilaian siswa
pada K13 di SD Inpres 6/75 Cabbeng ialah kendala yang berasal dari guru
itu sendiri dan lembaga yang menyelenggarakan kurikulum ialah
pemerintah. Pemerintah khususnya dinas pendidikan yang meliputi: 1)
minimnya pengadaan buku-buku sebagai bahan ajar. 2) sarana dan
prasarana yang tidak memadai yaitu kurangnya guru di SD Inpres 6/75
Cabbeng, ketidakpahaman guru mengenai K13, kurangnya sosialisasi yang
diadakan sekolah mengenai K13, 3) Guru mendukung aktivitas-
aktivitas siswa dalam segala bidang, namun dalam lingkup yang benar
sesuai aturan. 4) Adanya kerjasama dan koordinasi antar kepala sekolah,
guru, siswa dan orang tua. 5) beberapa guru mengikuti sosialisasi K13.
Kemudian dari faktor pendukung guru yang mempengaruhi pencapaian
K13 antara lain sumber daya manusia, sikap dari pelaksana dan sasaran
kebijakan dan komunikasi antar pelaksana sehingga sangat berhubungan
erat dalam mencapai tujuan dari kurukulum tersebut.
B. Implikasi
Dengan selesainya karya tulis berupa skripsi ini maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini guru sebaiknya bersikap proaktif terhadap
program-program yang berkaitan dengan implementasi kurikulum seperti
lebih sering lagi mengikuti seminar dan pelatihan tentang K13. Seminar
dan pelatihan ini diharapkan berisi sosialisasi dan praktik secara langsung
mengenai K13 bukan hanya secara umum tetapi hal-hal yang khusus juga.
Disisi lain sosialisasi harus diikuti dengan seminar dalam pelatihan guru
mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran berbasis informasi dan teknologi, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran yang efektif.
2. Sebaiknya guru lebih berani untuk menerapkan metode media dan sumber
belajar yang bervariasi meskipun karakteristik siswa masih terbiasa dengan
cara metode belajar ceramah satu arah. Bila hal ini dilakukan terus
menerus akan mengubah kebiasaan dan karakteristik siswa untuk lebih
siap dengan model pembelajaran pada K13. Sekolah sebaiknya
memfasilitasi baik dari segi sarana dan prasarana maupun pengembangan
sumber daya manusia tenaga akademik agar mampu mendukung
penerapan K13 secara optimal.
Penilaian Siswa Pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG”. Pokok permasalahan
adalah implementasi, kendala dan pendukung penilaian siswa pada K13 di SD Inpres
6/75 Cabbeng. Metode yang digunakan yakni dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang di
peroleh, diolah dengan menggunakan metode kualitatif, untuk mendeskripsikan
penelitian tentang Problematika Guru Dalam Mengimplementasikan Penilaian Siswa
Pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi guru pada penilaian siswa pada K13 di SD INPRES 6/75 CABBENG,
belum maksimal dikarenakan guru tidak paham dengan proses penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan, guru merasa kesulitan dalam mengatur waktu.
Adapun dari kendala internal dan eksternal dari guru adalah kurangnya fasilitas dari
pemerintah khususnya dinas pendidikan yang meliputi: 1) minimnya pengadaan
buku-buku sebagai bahan ajar. 2) sarana dan prasarana yang tidak memadai yaitu
kurangnya guru di SD INPRES 6/75 CABBENG, ketidakpahaman guru mengenai
K13, kurangnya sosialisasi yang diadakan sekolah mengenai K13, 3) Guru
mendukung aktivitas-aktivitas siswa dalam segala bidang, namun dalam lingkup yang
benar sesuai aturan. 4) Adanya kerjasama dan koordinasi antar kepala sekolah, guru,
siswa dan orang tua. 5) beberapa guru mengikuti sosialisasi K13.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan Pada dasarnya guru sudah memahami apa yang menjadi tujuan
dari penilaian K13, namun pada kenyatannya guru masih mengalami
kesulitan dalam menerapkan penilaian K13 yang terdiri dari penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan, dimana problem itu muncul dari siswa atau
dari guru itu sendiri. Problematika yang dialami oleh guru SD Inpres 6/75
Cabbeng sejalan dengan hasil belajar siswa dan guru juga harus pula menilai
dirinya sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun menilai program
pembelajaran.
1. Implementasi penilaian siswa pada K13 di SD Inpres 6/75 Cabbeng dalam
implementasinya di SD Inpres 6/75 Cabbeng guru sudah melaksanakan
penilaian K13, hanya saja guru masih belum optimal dalam
menerapkannya. Hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan instrumen
penilaian sebagaimana mestinya, guru hanya mengamati setiap aspek
penilaian yakni penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan secara tes tertulis.
2. Kendala dan faktor pendukung guru dalam implementasi penilaian siswa
pada K13 di SD Inpres 6/75 Cabbeng ialah kendala yang berasal dari guru
itu sendiri dan lembaga yang menyelenggarakan kurikulum ialah
pemerintah. Pemerintah khususnya dinas pendidikan yang meliputi: 1)
minimnya pengadaan buku-buku sebagai bahan ajar. 2) sarana dan
prasarana yang tidak memadai yaitu kurangnya guru di SD Inpres 6/75
Cabbeng, ketidakpahaman guru mengenai K13, kurangnya sosialisasi yang
diadakan sekolah mengenai K13, 3) Guru mendukung aktivitas-
aktivitas siswa dalam segala bidang, namun dalam lingkup yang benar
sesuai aturan. 4) Adanya kerjasama dan koordinasi antar kepala sekolah,
guru, siswa dan orang tua. 5) beberapa guru mengikuti sosialisasi K13.
Kemudian dari faktor pendukung guru yang mempengaruhi pencapaian
K13 antara lain sumber daya manusia, sikap dari pelaksana dan sasaran
kebijakan dan komunikasi antar pelaksana sehingga sangat berhubungan
erat dalam mencapai tujuan dari kurukulum tersebut.
B. Implikasi
Dengan selesainya karya tulis berupa skripsi ini maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini guru sebaiknya bersikap proaktif terhadap
program-program yang berkaitan dengan implementasi kurikulum seperti
lebih sering lagi mengikuti seminar dan pelatihan tentang K13. Seminar
dan pelatihan ini diharapkan berisi sosialisasi dan praktik secara langsung
mengenai K13 bukan hanya secara umum tetapi hal-hal yang khusus juga.
Disisi lain sosialisasi harus diikuti dengan seminar dalam pelatihan guru
mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran berbasis informasi dan teknologi, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran yang efektif.
2. Sebaiknya guru lebih berani untuk menerapkan metode media dan sumber
belajar yang bervariasi meskipun karakteristik siswa masih terbiasa dengan
cara metode belajar ceramah satu arah. Bila hal ini dilakukan terus
menerus akan mengubah kebiasaan dan karakteristik siswa untuk lebih
siap dengan model pembelajaran pada K13. Sekolah sebaiknya
memfasilitasi baik dari segi sarana dan prasarana maupun pengembangan
sumber daya manusia tenaga akademik agar mampu mendukung
penerapan K13 secara optimal.
Ketersediaan
| STAR20220142 | 142/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
142/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
