Penerapan Metode Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Pada Siswa Kelas VII MTs Miftahul Khaer Mare Kab. Bone
Miftahul Jannah/02.18.1114 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang penerapan metode discovery learning dalam
meningkatkan meningkatkan siswa pada mata pelajaran fikih di kelas VII MTS
Miftahul Khaer Mare. Pokok permasalahanya adalah apakah penerapan metode
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih
di kelas VII MTs Miftahul Khaer Mare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan diterapkanya metode discovery learning di kelas VII MTs
Miftahul Khaer Mare. Kegunaan penelitian yang dilakukan adalah kegunaan ilmiah
dan kegunaan praktis.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan teknik observasi, Tes dan dokumentasi, yaitu suatu metode
yang digunakan dengan jalan mendatangi lokasi penelitian, dan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Jenis penelitian yang dilakukan
yaitu penelitian kuantitatif khususnya penelitian pre-eksperimen, dengan
menggunakan pendekatan paedagogik dan teologi normatif. Untuk mengetahui
bagaimana gambaran hasil belajar siswa di MTs Miftahul Khaer Mare dalam
pembelajaran fikih khususnya pada materi Taharah dapat diketahui berdasarkan hasil
analisis tes yang disebar kepada siswa kelas VII A di MTs Miftahul Khaer Mare yang
berjumlah 30 orang. Tes yang diberikan kepada siswa berupa pretest yaitu sejumlah
pertanyaan yang diberikan sebelum perlakuan atau pada saat guru masih
menggunakan metode konvensional (ceramah) dan posttest yaitu sejumlah pertanyaan
yang diberikan setelah peneliti menerapkan metode discovery learning. Jumlah
pertanyaan yang diberikan kepada siswa sebanyak 30 pertanyaan mengenai material
taharah.
Sebelum pembelajaran menggunakan metode discovery learning dimulai peneliti
membagikan pretest untuk diberikan kepada setiap siswa sebagai evaluasi pertama,
setelah itu peneliti memulai pembelajaran dengan menerapkan metode discovery
learning untuk membandingkan hasil belajar yang didapatkan pada saat pretes
sebelum di terapkannya metode discovery learning dan pada saat posttest atau setelah
peneliti menerapkan metode pembelajaran discovery learning.
Berdasarkan hasil evaluasi pertama yang peneliti lakukan sebelum diterapkannya
metode discovery learning untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada saat
masih menggunakan metode ceramah, dapat dipahami bahwa nilai peserta didik saat
menggunakan metode konvensional atau ceramah hasil belajar peserta didik masih
rendah. Nilai peserta didik diurut mulai dari yang tertinggi 80 hingga yang terendah
6, peserta didik yang mendapat nilai tertinggi yaitu 80 hanya 1 orang (3%), kemudian
nilai 77 ada 2 orang (7%), selanjutnya yang mendapatkan nilai 73 ada 2 orang (7%),
nilai 67 sebanyak 1 orang (3%), nilai 63 sebanyak 2 orang (7%), nilai 60 sebanyak 3
orang (10%), nilai 57 sebanyak 2 orang (7%), nilai 53 sebanyak 1 orang (3%), nilai
47 sebanyak 4 orang (13%), nilai 40 sebanyak 4 orang (13%), nilai 37 sebanyak 2
orang (7%), nilai 33 sebanyak 2 orang (7%), nilai 30 sebanyak 2 orang (7%), nilai 20
sebanyak 1 orang (3%), dan nilai 6 sebanyak 1 orang (3%). Jadi hasil belajar peserta
didik saat diterapkan metode konvensional atau ceramah dapat dikatakan belum
memuaskan.
Setelah pretest, selanjutnya pemberian perlakuan (treatment). Peneliti mengajar
dengan menggunakan metode discovery learning. Sebelum menerapakan model
pembelajaran tersebut, peneliti menyediakan materi tentang taharah. Materi tersebut
terdiri dari pengertian taharah, macam-macam najis, macam-macam hadas, tata cara
membersihkan hadas, macam-macam air suci dan tidak mensucikan, dan tata cara
bersuci. Adapun nilai posttest setelah metode pembelajaran discovery learning
diterapkan dapat dipahami bahwa setelah diterapakan metode pembelajaran discovery
learning dan dilakukan posttest, terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh peserta
didik mencapai 100 dan nilai terendah 50. Perolehan nilai peserta didik secara
keseluruhan mulai dari nilai tertinggi yaitu 100 sebanyak 4 orang (13%), kemudian
nilai 97 sebanyak 5 orang (17%), selanjutnya nilai 93 sebanyak 3 orang (10%), nilai
90 sebanyak 7 orang (23%), nilai 87 sebanyak 1 orang (3%), nilai 83 sebanyak 6
orang (20%), nilai 63 sebanyak 2 orang (7%), dan nilai 50 sebanyak 2 orang (7%).
Jadi dari hasil presentasi nilai peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah dapat
disimpulkan bahwa setelah diterapkannya metode pembelajaran discovery learning
dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dikatakan lebih baik daripada
sebelum diterapkannya metode pembelajaran discovery learning.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang disampaikan maka dapat
disimpulkan Penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran fikih yang
berdasarkan perhitungan dengan taraf signifikan 0,05 dengan dk 58 maka daftar
distribusi t dengan t (0,05)(58) = 1,671. Bahwa nilai t hitung sebesar 11,83 dan untuk
mencari t tabel dengan α = 0,05 dan dk n1+n2-2 = 58 ; t (0,05)(58). Sehingga diperoleh
t (0,05)(58) = 1, 671 maka dengan jelas bahwa t hitung = 11,83> t tabel = 1,671, dengan
demikian di peroleh t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671. Dalam penerapan metode
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran fikih di kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare, dikatakan terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena berdasarkan hasil dari nilai pretest
materi taharah sebelum adanya perlakuan (masih menggunakan metode
konvensional), siswa yang tuntas hanya sebanyak 5 orang sedangkan setelah diberi
perlakuan (peneliti mengajar dengan menerapkan metode discovery learning) siswa
diberikan posttest dengan soal yang sama, siswa yang tuntas sebanyak 26 orang.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi siswa pada saat penerapan metode discovery
learning selama proses pembelajaran banyak siswa yang terlibat aktif selama proses
pembelajaran. Kemudian, berdasarkan analisis pengujian hipotesis dengan
menggunakan Microsoft exel 2010 diperoleh t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671.
Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, maka artinya H 1 di terima (terdapat
pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran discovery learning)
dan H 0 di tolak (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode
pembelajaran discovery learning). Hal diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dari penerapan metode pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran fikih di kelas VIIA MTs Miftahul Khaer Mare
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, penulis dapat memberikan simpulan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa di MTs Miftahul Khaer Mare
dalam pembelajaran fikih khususnya pada materi Taharah dapat diketahui
berdasarkan hasil analisis tes yang disebar kepada siswa kelas VII A di MTs
Miftahul Khaer Mare yang berjumlah 30 orang. Tes yang diberikan kepada
siswa berupa pretest yaitu sejumlah pertanyaan yang diberikan sebelum
perlakuan atau pada saat guru masih menggunakan metode konvensional
(ceramah) dan posttest yaitu sejumlah pertanyaan yang diberikan setelah
peneliti menerapkan metode discovery learning. Jumlah pertanyaan yang
diberikan kepada siswa sebanyak 30 pertanyaan mengenai material taharah.
Hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare dalam
pembelajaran fikih. Pada data pretest dengan rata-rata 49,8 sedangkan pada
data posttest dengan rata-rata 86,83.
2. Gambaran pelaksanaan metode pembelajaran discovery learning dalam
pembelajaran fikih di MTs Miftahul Khaer Mare kelas VII A dapat diketahui
berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode observasi yang
diberikan kepada peserta didik di MTs Miftahul Khaer Mare kelas VII A yang
berjumlah 30 orang.
a. Siswa diberikan permasalahan di awal
b. Siswa menyelidiki permaslaahan yang telah diberikan
c. Peneliti sebagai fasilitator dengan memberikan pertanyaan, arahan
membaca teks, dan kegiatan belajar terkait metode discovery learning.
d. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
maslaah yang relevan dengan bahan pelajaran
e. Siswa memilih jawaban dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawbaan sementara atas pertanyaan masalah)
f. Siswa mengumpulkan data /informasi yang sesuai
g. Siswa mengolah data dan informasi yang sebelumnya telah didapat
h. Membuktikan benar atau tidaknya pernyataan yang sudah ada
sebelumnya, yang sudah diketahui, dan dihubungkan dengan hasil data
yang sudah ada.
i. Menarik simpulan yang akan dijadikan prinsip umum untuk masalah
yang telah diberikan.
3. Berdasarkan perhitungan di atas, dengan taraf signifikan 0,05 dengan dk 58
maka daftar distribusi t dengan t (0,05)(58) = 1,671. Dengan demikian, diperoleh
t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung >
t tabel, maka artinya H 1 di terima dan H 0 di tolak. Dalam penerapan metode
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran fikih di kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare, dikatakan
terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena berdasarkan hasil dari
nilai pretest materi taharah sebelum adanya perlakuan (masih menggunakan
metode konvensional), siswa yang tuntas hanya sebanyak 5 orang sedangkan
setelah diberi perlakuan (peneliti mengajar dengan menerapkan metode
discovery learning) siswa diberikan posttest dengan soal yang sama, siswa
yang tuntas sebanyak 26 orang. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi
siswa pada saat penerapan metode discovery learning selama proses
pembelajaran banyak siswa yang terlibat aktif selama proses pembelajaran.
Kemudian, berdasarkan analisis pengujian hipotesis dengan menggunakan
Microsoft exel 2010 diperoleh t hitung > t tabel, maka artinya H 1 di terima (terdapat
pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran discovery
learning) dan H 0 di tolak (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
penerapan metode pembelajaran discovery learning). Hal diatas menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dari penerapan metode pembelajaran discovery
learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fikih di kelas
VIIA MTs Miftahul Khaer Mare.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan di atas, maka di bawah ini akan
diuraikan implikasi penelitian yang berisi saran-saran. Adapun saran-saran yang
penulis maksud adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat menggunakan metode pembelajaran discovery learning
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran fikih untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
2. Bagi peserta didik, dituntut untuk lebih giat lagi dalam belajar agar hasil
belajar yang didapatkan lebih baik.
3. Bagi sekolah, diharapkan untuk melengkapi kebutuhan dalam proses belajar
mengajar, agar pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan maksimal.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya, khususnya penelitian tentang metode
pembelajaran discovery learning dan hasil belajar.
meningkatkan meningkatkan siswa pada mata pelajaran fikih di kelas VII MTS
Miftahul Khaer Mare. Pokok permasalahanya adalah apakah penerapan metode
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih
di kelas VII MTs Miftahul Khaer Mare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan diterapkanya metode discovery learning di kelas VII MTs
Miftahul Khaer Mare. Kegunaan penelitian yang dilakukan adalah kegunaan ilmiah
dan kegunaan praktis.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan teknik observasi, Tes dan dokumentasi, yaitu suatu metode
yang digunakan dengan jalan mendatangi lokasi penelitian, dan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Jenis penelitian yang dilakukan
yaitu penelitian kuantitatif khususnya penelitian pre-eksperimen, dengan
menggunakan pendekatan paedagogik dan teologi normatif. Untuk mengetahui
bagaimana gambaran hasil belajar siswa di MTs Miftahul Khaer Mare dalam
pembelajaran fikih khususnya pada materi Taharah dapat diketahui berdasarkan hasil
analisis tes yang disebar kepada siswa kelas VII A di MTs Miftahul Khaer Mare yang
berjumlah 30 orang. Tes yang diberikan kepada siswa berupa pretest yaitu sejumlah
pertanyaan yang diberikan sebelum perlakuan atau pada saat guru masih
menggunakan metode konvensional (ceramah) dan posttest yaitu sejumlah pertanyaan
yang diberikan setelah peneliti menerapkan metode discovery learning. Jumlah
pertanyaan yang diberikan kepada siswa sebanyak 30 pertanyaan mengenai material
taharah.
Sebelum pembelajaran menggunakan metode discovery learning dimulai peneliti
membagikan pretest untuk diberikan kepada setiap siswa sebagai evaluasi pertama,
setelah itu peneliti memulai pembelajaran dengan menerapkan metode discovery
learning untuk membandingkan hasil belajar yang didapatkan pada saat pretes
sebelum di terapkannya metode discovery learning dan pada saat posttest atau setelah
peneliti menerapkan metode pembelajaran discovery learning.
Berdasarkan hasil evaluasi pertama yang peneliti lakukan sebelum diterapkannya
metode discovery learning untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada saat
masih menggunakan metode ceramah, dapat dipahami bahwa nilai peserta didik saat
menggunakan metode konvensional atau ceramah hasil belajar peserta didik masih
rendah. Nilai peserta didik diurut mulai dari yang tertinggi 80 hingga yang terendah
6, peserta didik yang mendapat nilai tertinggi yaitu 80 hanya 1 orang (3%), kemudian
nilai 77 ada 2 orang (7%), selanjutnya yang mendapatkan nilai 73 ada 2 orang (7%),
nilai 67 sebanyak 1 orang (3%), nilai 63 sebanyak 2 orang (7%), nilai 60 sebanyak 3
orang (10%), nilai 57 sebanyak 2 orang (7%), nilai 53 sebanyak 1 orang (3%), nilai
47 sebanyak 4 orang (13%), nilai 40 sebanyak 4 orang (13%), nilai 37 sebanyak 2
orang (7%), nilai 33 sebanyak 2 orang (7%), nilai 30 sebanyak 2 orang (7%), nilai 20
sebanyak 1 orang (3%), dan nilai 6 sebanyak 1 orang (3%). Jadi hasil belajar peserta
didik saat diterapkan metode konvensional atau ceramah dapat dikatakan belum
memuaskan.
Setelah pretest, selanjutnya pemberian perlakuan (treatment). Peneliti mengajar
dengan menggunakan metode discovery learning. Sebelum menerapakan model
pembelajaran tersebut, peneliti menyediakan materi tentang taharah. Materi tersebut
terdiri dari pengertian taharah, macam-macam najis, macam-macam hadas, tata cara
membersihkan hadas, macam-macam air suci dan tidak mensucikan, dan tata cara
bersuci. Adapun nilai posttest setelah metode pembelajaran discovery learning
diterapkan dapat dipahami bahwa setelah diterapakan metode pembelajaran discovery
learning dan dilakukan posttest, terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh peserta
didik mencapai 100 dan nilai terendah 50. Perolehan nilai peserta didik secara
keseluruhan mulai dari nilai tertinggi yaitu 100 sebanyak 4 orang (13%), kemudian
nilai 97 sebanyak 5 orang (17%), selanjutnya nilai 93 sebanyak 3 orang (10%), nilai
90 sebanyak 7 orang (23%), nilai 87 sebanyak 1 orang (3%), nilai 83 sebanyak 6
orang (20%), nilai 63 sebanyak 2 orang (7%), dan nilai 50 sebanyak 2 orang (7%).
Jadi dari hasil presentasi nilai peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah dapat
disimpulkan bahwa setelah diterapkannya metode pembelajaran discovery learning
dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dikatakan lebih baik daripada
sebelum diterapkannya metode pembelajaran discovery learning.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang disampaikan maka dapat
disimpulkan Penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran fikih yang
berdasarkan perhitungan dengan taraf signifikan 0,05 dengan dk 58 maka daftar
distribusi t dengan t (0,05)(58) = 1,671. Bahwa nilai t hitung sebesar 11,83 dan untuk
mencari t tabel dengan α = 0,05 dan dk n1+n2-2 = 58 ; t (0,05)(58). Sehingga diperoleh
t (0,05)(58) = 1, 671 maka dengan jelas bahwa t hitung = 11,83> t tabel = 1,671, dengan
demikian di peroleh t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671. Dalam penerapan metode
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran fikih di kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare, dikatakan terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena berdasarkan hasil dari nilai pretest
materi taharah sebelum adanya perlakuan (masih menggunakan metode
konvensional), siswa yang tuntas hanya sebanyak 5 orang sedangkan setelah diberi
perlakuan (peneliti mengajar dengan menerapkan metode discovery learning) siswa
diberikan posttest dengan soal yang sama, siswa yang tuntas sebanyak 26 orang.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi siswa pada saat penerapan metode discovery
learning selama proses pembelajaran banyak siswa yang terlibat aktif selama proses
pembelajaran. Kemudian, berdasarkan analisis pengujian hipotesis dengan
menggunakan Microsoft exel 2010 diperoleh t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671.
Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, maka artinya H 1 di terima (terdapat
pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran discovery learning)
dan H 0 di tolak (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode
pembelajaran discovery learning). Hal diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dari penerapan metode pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran fikih di kelas VIIA MTs Miftahul Khaer Mare
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, penulis dapat memberikan simpulan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa di MTs Miftahul Khaer Mare
dalam pembelajaran fikih khususnya pada materi Taharah dapat diketahui
berdasarkan hasil analisis tes yang disebar kepada siswa kelas VII A di MTs
Miftahul Khaer Mare yang berjumlah 30 orang. Tes yang diberikan kepada
siswa berupa pretest yaitu sejumlah pertanyaan yang diberikan sebelum
perlakuan atau pada saat guru masih menggunakan metode konvensional
(ceramah) dan posttest yaitu sejumlah pertanyaan yang diberikan setelah
peneliti menerapkan metode discovery learning. Jumlah pertanyaan yang
diberikan kepada siswa sebanyak 30 pertanyaan mengenai material taharah.
Hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare dalam
pembelajaran fikih. Pada data pretest dengan rata-rata 49,8 sedangkan pada
data posttest dengan rata-rata 86,83.
2. Gambaran pelaksanaan metode pembelajaran discovery learning dalam
pembelajaran fikih di MTs Miftahul Khaer Mare kelas VII A dapat diketahui
berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode observasi yang
diberikan kepada peserta didik di MTs Miftahul Khaer Mare kelas VII A yang
berjumlah 30 orang.
a. Siswa diberikan permasalahan di awal
b. Siswa menyelidiki permaslaahan yang telah diberikan
c. Peneliti sebagai fasilitator dengan memberikan pertanyaan, arahan
membaca teks, dan kegiatan belajar terkait metode discovery learning.
d. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
maslaah yang relevan dengan bahan pelajaran
e. Siswa memilih jawaban dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawbaan sementara atas pertanyaan masalah)
f. Siswa mengumpulkan data /informasi yang sesuai
g. Siswa mengolah data dan informasi yang sebelumnya telah didapat
h. Membuktikan benar atau tidaknya pernyataan yang sudah ada
sebelumnya, yang sudah diketahui, dan dihubungkan dengan hasil data
yang sudah ada.
i. Menarik simpulan yang akan dijadikan prinsip umum untuk masalah
yang telah diberikan.
3. Berdasarkan perhitungan di atas, dengan taraf signifikan 0,05 dengan dk 58
maka daftar distribusi t dengan t (0,05)(58) = 1,671. Dengan demikian, diperoleh
t hitung = 11,83 sedangkan t tabel = 1,671, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung >
t tabel, maka artinya H 1 di terima dan H 0 di tolak. Dalam penerapan metode
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran fikih di kelas VII A MTs Miftahul Khaer Mare, dikatakan
terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena berdasarkan hasil dari
nilai pretest materi taharah sebelum adanya perlakuan (masih menggunakan
metode konvensional), siswa yang tuntas hanya sebanyak 5 orang sedangkan
setelah diberi perlakuan (peneliti mengajar dengan menerapkan metode
discovery learning) siswa diberikan posttest dengan soal yang sama, siswa
yang tuntas sebanyak 26 orang. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi
siswa pada saat penerapan metode discovery learning selama proses
pembelajaran banyak siswa yang terlibat aktif selama proses pembelajaran.
Kemudian, berdasarkan analisis pengujian hipotesis dengan menggunakan
Microsoft exel 2010 diperoleh t hitung > t tabel, maka artinya H 1 di terima (terdapat
pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran discovery
learning) dan H 0 di tolak (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
penerapan metode pembelajaran discovery learning). Hal diatas menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dari penerapan metode pembelajaran discovery
learning terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fikih di kelas
VIIA MTs Miftahul Khaer Mare.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan di atas, maka di bawah ini akan
diuraikan implikasi penelitian yang berisi saran-saran. Adapun saran-saran yang
penulis maksud adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat menggunakan metode pembelajaran discovery learning
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran fikih untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
2. Bagi peserta didik, dituntut untuk lebih giat lagi dalam belajar agar hasil
belajar yang didapatkan lebih baik.
3. Bagi sekolah, diharapkan untuk melengkapi kebutuhan dalam proses belajar
mengajar, agar pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan maksimal.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya, khususnya penelitian tentang metode
pembelajaran discovery learning dan hasil belajar.
Ketersediaan
| STAR20230023 | 23/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
23/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
