Skripsi ini membahas mengenai implementasi pembelajaran PAI, dan upaya
peningkatan pengamalan şalat berjamaah pada siswa, serta faktor penghambat dan
pendukung implementasi pembelajaran PAI pada siswa berkebutuhan khusus
tunarungu di SLB Negeri 1 Bone.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pedagogik, pendekatan psikologis, dan pendekatan sosiologis. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran PAI yaitu silabus
dan kurikulum K13 pendidikan khusus dan sudah dimodifikasi sesuai kemampuan
siswa tunarungu. Adapun upaya peningkatan pengamalan şalat berjamaah pada siswa
berkebutuhan khusus yaitu memberikan pelatihan, pembiasaan, keteladanan,
pengamalan yang baik bahkan memberikan program khusus seperti literasi al-Qur`an
dan pembiasaan şalat Duha berjamaah di setiap hari Jum`at. Hal tersebut telah banyak
mengalami peningkatan dari yang sebelumnya belum mengetahui tata cara şalat
berjamaah kini sudah mengetahui tata cara şalat berjamaah dan sudah bisa
mengamalkannya.
Adapun faktor penghambat dan pendukung implementasi pembelajaran PAI pada
siswa tunarungu yaitu faktor penghambat terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yakni faktor fisiologis, dan psikologis, sedangkan faktor eksternalnya
faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor pendukung
terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu minat belajar dan
motivasi, sedangkan faktor ekternal yaitu hubungan yang harmonis dan keakraban
antara guru dengan orang tua siswa, dan guru dengan siswa.
A. Simpulan
Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Implementasi
Pembelajaran PAI Pada Siswa Berkebutuhan Khusus Tunarungu Dalam
Meningkatkan Pengamalan Şalat Berjamaah Di UPT SLB Negeri 1 Bone
menyimpulkan :
1. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah baik dan di bekali
dengan pelatihan khusus dan memberikan feed back mengenai silabus, RPP,
dan menyesuaikan metode, strategi, meteri, kurikulum K13 pendidikan
khusus dan menggunakan alat peraga yang digunakan saat pembelajaran agar
siswa tidak bosan dan jenuh.
2. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada materi pengamalan şalat berjamaah
menggunakan strategi kooperatif, media visual gambar, video, memberikan
metode pembiasaan yang baik. Dengan demikian siswa tersebut banyak
mengalami peningkatan dan sudah bisa melaksanakan şalat berjamaah baik itu
di rumah maupun di masjid, dengan menggunakan strategi dan media tersebut
sangat berpengaruh dalam peningkatan şalat berjamaah, karena tanpa
diberikan media gambar dan visual peserta didik tidak dapat mengetahui
bagaimana tata cara şalat berjamaah yang baik dan benar.
3. Evaluasi pembelajaran PAI pada siswa berkebutuhan khusus tunarungu
menggunakan teknis tes dan non tes, namun dalam mengevaluasi harus
membuat soal yang berbeda dari setiap siswa dan menyesuaikan dengan
keadaan dan kondisi siswa, karena anak berkebutuhan khusus mempunyai
kemampuan yang tidak sama dan mempunyai tingkatan yang berbeda
4. Upaya meningkatan pengamalan şalat berjamaah pada siswa tunarungu kepala
sekolah dan guru memberikan pembiasaan, pelatihan, keteladanan yang baik,
dan memberikan program khusus seperti pembiasaan şalat berjamaah yang
dilakukan setiap hari jumat kemudian dilanjutkan dengan literasi al-Qur`an,
dan menjadi rutinitas mereka dan bertujuan mampu memahami dan
menanamkan nilai-nilai agama sehingga mereka dapat menerapkannya di
lingkungan masyarakat.
5. Faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran PAI pada siswa
tunarungu yaitu faktor penghambat terdiri dari internal dan eksternal, adapun
internalnya yaitu faktor fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor
eksternalnya yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Adapun
faktor pendukung terdiri dari faktol internal dan eksternal. Faktor penddukung
internal terdiri dari dua yaitu minat belajar siswa dan motivasi, sedangkan
faktor eksterlnya yaitu hubungan antaran guru dan siswa, dan guru dengan
orang tua siswa.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian di atas, peneliti berusaha memberikan saran-saran sebagai
motivasi dalam meningkatkan pengamalan şalat berjamaah bagi siswa tunarungu di
UPT SLB negeri 1 bone.
1. Bagi pihak kepala sekolah
Peneliti memberikan saran kepada kepala sekolah agar hendaknya lebih aktif
lagi terhadap peserta didik dalam memberikan pengetahuan pengamalan şalat
berjamaah yaitu pembiasaan, pelatihan, keteladanan yang baik, dalam upaya
meningkatkan pengamalan şalat sacara berjamaah terutama pembiasaan şalat
berjamaah Duha di setiap hari Jum`at. Akan lebih baik pula jika keterbatasan
yang ada, dapat menghasilkan sebuah kelebihan, keunggulan tersendiri bagi
mereka.
2. Bagi pihak guru
Peneliti memberikan saran agar kiranya media atau alat peraga pembelajaran
yang ada selama ini perlu ditambahkan lagi, agar siswa lebih bersemangat
dan lebih aktif dalam proses pembejalaran dengan menggunakan alat peraga
agar lebih efisien, efektif dan menarik, serta disesuaikan dengan karakteristik
dan kemampuan yang ada pada masing-masing siswa.
3. Bagi siswa
Peneliti memberikan saran kepada peserta didik, hendaknya lebih rajin datang
ke sekolah, lebih aktif dalam proses pembelajaran dan selalu meningkatkan
pembiasaan, pelatihan pengamalan şalat berjamaah baik di sekolah maupun di
lingkugan masyarakat agar menjadi siswa yang mempunyai sikap yang baik
dan jadilah siswa yang bermanfaat dan berakhlakul karimah bagi agama,
keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

STAR20220409

409/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia