Problematika Pola Asuh Orang Tua Dalam Pendampingan Belajar Anak Usia Sekolah Dasar Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Perumnas Tibojong Kel.Tobojong Kec.Tanete Riattang Timur Kab.Bone)
Musfira/ 02.18.1020 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang “Problematika Pola Asuh Orang Tua dalam
Pendampingan Belajar Anak Usia Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Perumnas Tibojong Kel.Tibojong Kec.Tanete Riattang Timur Kab.Bone”. Ada
dua sub masalah yang dikaji dalam skripsi ini yaitu problematika yang dihadapi oleh
orang tua dalam pendampingan belajar anak usia sekolah dasar di masa pandemi
covid-19 dan upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam pendampingan belajar anak
usia sekolah dasar di masa pandemi covid-19. Metode penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teologis normatif, paedagogis
dan psikologis dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa Problematika yang terjadi pada pola
asuh orang tua selama menjadi pendamping belajar anak secara daring di masa
Covid-19 di lingkungan Perumnas Tibojong yakni, pertama orang tua yang
menerapkan pola asuh permisif dimana ketika orang tua tidak memberi
aturan/batasan yang jelas pada anak, orang tua yang cenderung memprioritaskan
kepentingan pribadi, dan sikap minim kontrol orang tua terhadap pembelajaran anak.
Kedua, orang tua yang memberlakukan pola asuh otoriter yakni ketika orang tua lebih
menekankan keinginannya dan anak harus mengikuti atau menuruti perintah tersebut
dan tidak jarang memberi hukuman fisik. Dampaknya anak menjadi sulit diatur, suka
memberontak dan kurang bisa mengendalikan dirinya. Orang tua sebagai pendamping
belajar di rumah memiliki sejumlah upaya yang mereka lakukan yakni, orang tua
bertindak sebagai guru, motivator utama dan orang tua sebagai fasilitator berikut
dengan aspek dari upaya tersebut yaitu, menyediakan fasilitas belajar, menjadi
pengawas penggunaan waktu belajar sekaligus pengawas kegiatan belajar di rumah.
Kata Kunci: Masa Pandemi; Pendampingan Belajar; Pola Asuh Orang Tua.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uraian pada bab hasil penelitian dan pembahasan maka
penulis dapat mengemukakan simpulan dan hasil penelitian yang telah dilakukan,
yaitu :
1. Problematika yang terjadi pada pola asuh orang tua selama menjadi
pendamping belajar anak secara daring yakni, Pertama orang tua yang
menerapkan pola asuh permisif dimana ketika orang tua tidak memberi
aturan/batasan yang jelas pada anak, orang tua yang cenderung
memprioritaskan kepentingan pribadi, dan sikap minim kontrol orang tua
terhadap pembelajaran anak. Dampak yang ditimbulkan dari masalah pola
asuh ini yaitu, membawa pengaruh atas sifat anak yang sulit diatur, suka
memberontak, dan kurang bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Kedua, penerapan pola asuh otoriter dimana orang tua lebih menekankan
keinginannya dan anak harus mengikuti atau menuruti perintah tersebut. Hal
ini dapat dilihat dari orang tua yang dominan memberikan kontrol yang kuat
pada perilaku anak ketika proses pembelajaran, cenderung memaksa anak
ketika akan belajar tidak jarang pula memberi hukuman fisik saat anak tidak
melaksanakan perintah. Dampak yang ditimbulkan, anak tidak mudah
mengeksplorasi diri dan cenderung melaksanakan perintah belajar yang
didasari karena takut diberi sanksi/hukuman oleh orang tua dan bukan
dilakukan atas dasar sukarela dalam diri anak.
2. Upaya yang dilakukan oleh orang tua selaku pendamping belajar, pertama
orang tua yang bertindak sebagai guru di rumah dengan memberikan arahan
positif kepada anaknya. Kedua, orang tua sebagai motivator utama bagi anak
dengan memberikan dorongan internal maupun eksternal. Ketiga, orang tua
sebagai fasilitator salah satunya memfasilitasi anak dengan penyediaan waktu
yang dimiliki dan dapat membagi waktu antara mengajar anak dan melakukan
pekerjaan lain. Adapun aspek dari upaya pembelajaran tersebut yakni, orang
tua menyediakan fasilitas belajar berupa perangkat misalnya smartphone dan
fasilitas kuota internet, orang tua menjadi pengawas penggunaan waktu
belajar sekaligus pengawas kegiatan belajar di rumah sebagai bentuk
pendampingan belajar yang terimplikasi melalui upaya orang tua mengatur
jadwal belajar anak, mengecek tugas anak secara berkala dan memastikan
anak belajar dengan tenang tanpa hambatan dan gangguan.
B. Implikasi
1. Orang tua kiranya perlu menciptakan pola asuh yang baik dan tepat, tentunya
dengan memahami kondisi anak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar dalam
proses pembelajaran khususnya secara daring, anak tidak merasa tertekan dan
melakukan pembelajaran dalam keadaan terpaksa sehingga dalam kondisi
tertentu bisa saja berakibat fatal bagi psikologisnya, hal tersebut juga
bertujuan agar anak tidak mengimitasi perilaku yang salah dari orang tuanya
selama proses belajar berlangsung. Mengingat waktu kebersamaan antara
orang tua dan anak dalam masa pandemi sangatlah panjang, sehingga sangat
memungkinkan untuk anak menunjukkan mirror of effect dalam berperilaku.
2. Orang tua harus memahami bahwa keterlibatannya dalam pendidikan anak
akan membawa sedikit banyaknya pengaruh seperti mengetahui sejauh mana
perkembangan intelektual dan perkembangan karakter anaknya. Oleh karena
itu orang tua hendaknya lebih komunikatif terhadap anak, menyisihkan waktu
yang juga menjadi faktor utama terciptanya pola asuh yang baik. Sesibuk
apapun orang tua dengan pekerjaan lain seyogianya mampu mengondisikan
agar pembelajaran anak tidak terbengkalai. Selanjutnya, agar orang tua
mampu mengintropeksi diri terkait dengan penerapan pengasuhan yang
dilakukan, pandai menciptakan suasana happy parenting sesuai dengan yang
dibutuhkan anak dan bisa memahami karakter anak dengan baik khususnya
selama pembelajaran daring berlangsung.
Pendampingan Belajar Anak Usia Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Perumnas Tibojong Kel.Tibojong Kec.Tanete Riattang Timur Kab.Bone”. Ada
dua sub masalah yang dikaji dalam skripsi ini yaitu problematika yang dihadapi oleh
orang tua dalam pendampingan belajar anak usia sekolah dasar di masa pandemi
covid-19 dan upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam pendampingan belajar anak
usia sekolah dasar di masa pandemi covid-19. Metode penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teologis normatif, paedagogis
dan psikologis dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa Problematika yang terjadi pada pola
asuh orang tua selama menjadi pendamping belajar anak secara daring di masa
Covid-19 di lingkungan Perumnas Tibojong yakni, pertama orang tua yang
menerapkan pola asuh permisif dimana ketika orang tua tidak memberi
aturan/batasan yang jelas pada anak, orang tua yang cenderung memprioritaskan
kepentingan pribadi, dan sikap minim kontrol orang tua terhadap pembelajaran anak.
Kedua, orang tua yang memberlakukan pola asuh otoriter yakni ketika orang tua lebih
menekankan keinginannya dan anak harus mengikuti atau menuruti perintah tersebut
dan tidak jarang memberi hukuman fisik. Dampaknya anak menjadi sulit diatur, suka
memberontak dan kurang bisa mengendalikan dirinya. Orang tua sebagai pendamping
belajar di rumah memiliki sejumlah upaya yang mereka lakukan yakni, orang tua
bertindak sebagai guru, motivator utama dan orang tua sebagai fasilitator berikut
dengan aspek dari upaya tersebut yaitu, menyediakan fasilitas belajar, menjadi
pengawas penggunaan waktu belajar sekaligus pengawas kegiatan belajar di rumah.
Kata Kunci: Masa Pandemi; Pendampingan Belajar; Pola Asuh Orang Tua.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uraian pada bab hasil penelitian dan pembahasan maka
penulis dapat mengemukakan simpulan dan hasil penelitian yang telah dilakukan,
yaitu :
1. Problematika yang terjadi pada pola asuh orang tua selama menjadi
pendamping belajar anak secara daring yakni, Pertama orang tua yang
menerapkan pola asuh permisif dimana ketika orang tua tidak memberi
aturan/batasan yang jelas pada anak, orang tua yang cenderung
memprioritaskan kepentingan pribadi, dan sikap minim kontrol orang tua
terhadap pembelajaran anak. Dampak yang ditimbulkan dari masalah pola
asuh ini yaitu, membawa pengaruh atas sifat anak yang sulit diatur, suka
memberontak, dan kurang bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Kedua, penerapan pola asuh otoriter dimana orang tua lebih menekankan
keinginannya dan anak harus mengikuti atau menuruti perintah tersebut. Hal
ini dapat dilihat dari orang tua yang dominan memberikan kontrol yang kuat
pada perilaku anak ketika proses pembelajaran, cenderung memaksa anak
ketika akan belajar tidak jarang pula memberi hukuman fisik saat anak tidak
melaksanakan perintah. Dampak yang ditimbulkan, anak tidak mudah
mengeksplorasi diri dan cenderung melaksanakan perintah belajar yang
didasari karena takut diberi sanksi/hukuman oleh orang tua dan bukan
dilakukan atas dasar sukarela dalam diri anak.
2. Upaya yang dilakukan oleh orang tua selaku pendamping belajar, pertama
orang tua yang bertindak sebagai guru di rumah dengan memberikan arahan
positif kepada anaknya. Kedua, orang tua sebagai motivator utama bagi anak
dengan memberikan dorongan internal maupun eksternal. Ketiga, orang tua
sebagai fasilitator salah satunya memfasilitasi anak dengan penyediaan waktu
yang dimiliki dan dapat membagi waktu antara mengajar anak dan melakukan
pekerjaan lain. Adapun aspek dari upaya pembelajaran tersebut yakni, orang
tua menyediakan fasilitas belajar berupa perangkat misalnya smartphone dan
fasilitas kuota internet, orang tua menjadi pengawas penggunaan waktu
belajar sekaligus pengawas kegiatan belajar di rumah sebagai bentuk
pendampingan belajar yang terimplikasi melalui upaya orang tua mengatur
jadwal belajar anak, mengecek tugas anak secara berkala dan memastikan
anak belajar dengan tenang tanpa hambatan dan gangguan.
B. Implikasi
1. Orang tua kiranya perlu menciptakan pola asuh yang baik dan tepat, tentunya
dengan memahami kondisi anak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar dalam
proses pembelajaran khususnya secara daring, anak tidak merasa tertekan dan
melakukan pembelajaran dalam keadaan terpaksa sehingga dalam kondisi
tertentu bisa saja berakibat fatal bagi psikologisnya, hal tersebut juga
bertujuan agar anak tidak mengimitasi perilaku yang salah dari orang tuanya
selama proses belajar berlangsung. Mengingat waktu kebersamaan antara
orang tua dan anak dalam masa pandemi sangatlah panjang, sehingga sangat
memungkinkan untuk anak menunjukkan mirror of effect dalam berperilaku.
2. Orang tua harus memahami bahwa keterlibatannya dalam pendidikan anak
akan membawa sedikit banyaknya pengaruh seperti mengetahui sejauh mana
perkembangan intelektual dan perkembangan karakter anaknya. Oleh karena
itu orang tua hendaknya lebih komunikatif terhadap anak, menyisihkan waktu
yang juga menjadi faktor utama terciptanya pola asuh yang baik. Sesibuk
apapun orang tua dengan pekerjaan lain seyogianya mampu mengondisikan
agar pembelajaran anak tidak terbengkalai. Selanjutnya, agar orang tua
mampu mengintropeksi diri terkait dengan penerapan pengasuhan yang
dilakukan, pandai menciptakan suasana happy parenting sesuai dengan yang
dibutuhkan anak dan bisa memahami karakter anak dengan baik khususnya
selama pembelajaran daring berlangsung.
Ketersediaan
| STAR20220222 | 222/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
222/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
