Makna Simbolis Pada Acara Maulid Nabi Muhammad SAW (Studi Kasus Pada Jamaah Tarekat Khalwatiah Di Kab.Bone)
Evatl Ramadhani/03.16.2068 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Makna Simbolis Pada Acara Maulid Nabi
Muhammad SAW (Studi Kasus Pada Jamaah Khalwatiah Di Kab.Bone). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara pelaksanaan maulid yang dilakukan
oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone makna simbolis yang terkandung dalam
setiap rangkaian acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah
Khalwatiah di Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan riset lapangan (field riseach) yaitu metode penelitian dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif yang terdiri
dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Tata cara pelaksanaan maulid oleh
Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone yaitu menyiapkan segala keperluan kegiatan
maulid, mulai dari menyediakan
transportasi
yang akan digunakan bersama
rombongan Jamaah Khalwatiah lainnya hingga menyiapkan male yang berisi telur
dan sokko dan makanan lainnya yang nantinya akan diberikan kepada Jamaah
Khalwatiah lainnya yang datang. Seluruh rangkaian acara maulid dilaksanakan di
Pattenne Kabupaten Maros serta melakukan silaturahim dengan Jamaah Khalwatiyah
dari berbagai daerah untuk mempererat persaudaraan dan kesatuan diantara sesama
Jamaah Khalwatiah. 2)Makna Simbolis yang terkandung dalam setiap rangkaian
acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah Khalwatiah di
Kabupaten Bone yakni terletak pada pelaksanaannya seperti tudang sulekka, dimana
makna yang tersirat didalamnya adalah dimaknai sebagai kesetaraan sosial dimana
semua mahluk ciptaan Allah swt itu sama dan tidak ada pembeda diantaranya, hal
yang membedakan itu hanya tingkat keimanan dan ketakwaan dari setiap hamba
Allah swt, melakukan ziarah kubur di makam pembesar Khalwatiyah dimana
dimaknai sebagai wujud mengingat dan mengenang para pembesar Tarekat
Khalwatiah, kemudian maddate’ atau dzikir yang dimanfaatkan untuk untuk
memperkuat keimanan dalam diri setiap Jamaah Khalwatiah yang datang. Dzikir
inilah yang menjadi pembeda dengan perayaan maulid Nabi Saw dengan perayaan
yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uraian-uraian yang telah dijelaskan dari bab sebelumnya,
maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Tata cara pelaksanaan maulid oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone
yakni: pertama, menyiapkan transportasi terutama yang berada di Desa
Latekko dan Awolagading untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad
Saw. di Pattene Kabupaten Maros Jamaah Khalwatiah terlebih dahulu
mempersiapkan transportasi yang akan digunakan. Transportasi yang biasa
digunakan ialah bus, bus dipilih dikarenakan dapat memuat banyak
rombongan jamaah khalwatiah yang ingin melaksanakan maulid di Patenne
Kabupaten Maros. Transportasi juga biasanya disediakan oleh jamaah
khalwatiah yang memiliki nazar ketika perayaan maulid Nabi, mereka akan
mempersiapan bus dengan gratis dan tanpa biaya agar jamaah yang kurang
mampu untuk menyewa juga bisa ikut merayakan kelahiran Nabi Saw disana. Kedua,
Persiapan Maulid oleh Jamaah Khalwatiah Kabupaten Bone berlangsung selama tiga hari sebelum perayaan, hari pertama dimanfaatkan untuk menziarahi makam-makam para leluhur pembesar dari tarekat ini. Ketiga, menyiapkan male, dimana makna male sendiri yang berisi telur dan
sokko yang bermakna kelahiran dan kekokohan umat Islam pada saat
perayaan maulid. Masyarakat di Kabupaten Bone pada umumnya ketika
melaksanakan perayaaan maulid Nabi Muhammad Saw, akan mempersiapkan
makanan yang akan dihidangkan ketika para tamu datang untuk berkunjung
dan bersilaturahmi. Keempat, Silaturahim dengan jamaah Khalwatiah dari
berbagai daerah dan melakukan dzikir bersama.
2. Makna Simbolis yang terkandung dalam setiap rangkaian acara maulid Nabi
Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone
yakni terletak pada pelaksanaannya seperti tudang salekka dimana makna
yang tersirat didalamnya adalah dimaknai sebagai kesetaraan sosial dimana
semua mahluk ciptaan Allah swt itu sama dan tidak ada pembeda diantaranya,
hal yang membedakan itu hanya tingkat keimanan dan ketakwaan dari setiap
hamba Allah swt, melakukan ziarah kubur di makam pembesar Khalwatiyah
dimana dimaknai sebagai wujud mengingat dan mengenang para pembesar
Tarekat Khalwatiah, kemudian maddate’ atau dzikir yang dimanfaatkan untuk
untuk memperkuat keimanan dalam diri setiap Jamaah Khalwatiah yang
datang. Dzikir inilah yang menjadi pembeda dengan perayaan maulid Nabi
Saw dengan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
Sebelum melakukan Dzikir bersama terlebih dahulu Jamaah dari Tarekat ini
melakukan shalat rawatib isya dua rakaat dilanjutkan dengan melakukan
shalat witir tiga rakaat. Setelah itu, duduk bersama dan membaca surah Al-
fatihah untuk baginda Rasulullah Saw, lalu membaca Dzikir.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian
ini, adapun implikasi dari penelitian ini yaitu:
1. Diharapkan bagi Jamaah Tarekat Khalwatiah Kabupaten Bone agar dapat
mempertahankan tata cara pelaksanaan maulid Nabi saw yang sesuai dengan
ajaran tarekat khalwatiah samman.
2. Tata cara pelaksanaan maulid Nabi oleh Jamaah Tarekat Khalwatiah dapat
menjadi contoh yang baik bagi masyarakat umum terutama dalam hal
memperbanyak dzikir.
Muhammad SAW (Studi Kasus Pada Jamaah Khalwatiah Di Kab.Bone). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara pelaksanaan maulid yang dilakukan
oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone makna simbolis yang terkandung dalam
setiap rangkaian acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah
Khalwatiah di Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan riset lapangan (field riseach) yaitu metode penelitian dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif yang terdiri
dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Tata cara pelaksanaan maulid oleh
Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone yaitu menyiapkan segala keperluan kegiatan
maulid, mulai dari menyediakan
transportasi
yang akan digunakan bersama
rombongan Jamaah Khalwatiah lainnya hingga menyiapkan male yang berisi telur
dan sokko dan makanan lainnya yang nantinya akan diberikan kepada Jamaah
Khalwatiah lainnya yang datang. Seluruh rangkaian acara maulid dilaksanakan di
Pattenne Kabupaten Maros serta melakukan silaturahim dengan Jamaah Khalwatiyah
dari berbagai daerah untuk mempererat persaudaraan dan kesatuan diantara sesama
Jamaah Khalwatiah. 2)Makna Simbolis yang terkandung dalam setiap rangkaian
acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah Khalwatiah di
Kabupaten Bone yakni terletak pada pelaksanaannya seperti tudang sulekka, dimana
makna yang tersirat didalamnya adalah dimaknai sebagai kesetaraan sosial dimana
semua mahluk ciptaan Allah swt itu sama dan tidak ada pembeda diantaranya, hal
yang membedakan itu hanya tingkat keimanan dan ketakwaan dari setiap hamba
Allah swt, melakukan ziarah kubur di makam pembesar Khalwatiyah dimana
dimaknai sebagai wujud mengingat dan mengenang para pembesar Tarekat
Khalwatiah, kemudian maddate’ atau dzikir yang dimanfaatkan untuk untuk
memperkuat keimanan dalam diri setiap Jamaah Khalwatiah yang datang. Dzikir
inilah yang menjadi pembeda dengan perayaan maulid Nabi Saw dengan perayaan
yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uraian-uraian yang telah dijelaskan dari bab sebelumnya,
maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Tata cara pelaksanaan maulid oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone
yakni: pertama, menyiapkan transportasi terutama yang berada di Desa
Latekko dan Awolagading untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad
Saw. di Pattene Kabupaten Maros Jamaah Khalwatiah terlebih dahulu
mempersiapkan transportasi yang akan digunakan. Transportasi yang biasa
digunakan ialah bus, bus dipilih dikarenakan dapat memuat banyak
rombongan jamaah khalwatiah yang ingin melaksanakan maulid di Patenne
Kabupaten Maros. Transportasi juga biasanya disediakan oleh jamaah
khalwatiah yang memiliki nazar ketika perayaan maulid Nabi, mereka akan
mempersiapan bus dengan gratis dan tanpa biaya agar jamaah yang kurang
mampu untuk menyewa juga bisa ikut merayakan kelahiran Nabi Saw disana. Kedua,
Persiapan Maulid oleh Jamaah Khalwatiah Kabupaten Bone berlangsung selama tiga hari sebelum perayaan, hari pertama dimanfaatkan untuk menziarahi makam-makam para leluhur pembesar dari tarekat ini. Ketiga, menyiapkan male, dimana makna male sendiri yang berisi telur dan
sokko yang bermakna kelahiran dan kekokohan umat Islam pada saat
perayaan maulid. Masyarakat di Kabupaten Bone pada umumnya ketika
melaksanakan perayaaan maulid Nabi Muhammad Saw, akan mempersiapkan
makanan yang akan dihidangkan ketika para tamu datang untuk berkunjung
dan bersilaturahmi. Keempat, Silaturahim dengan jamaah Khalwatiah dari
berbagai daerah dan melakukan dzikir bersama.
2. Makna Simbolis yang terkandung dalam setiap rangkaian acara maulid Nabi
Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone
yakni terletak pada pelaksanaannya seperti tudang salekka dimana makna
yang tersirat didalamnya adalah dimaknai sebagai kesetaraan sosial dimana
semua mahluk ciptaan Allah swt itu sama dan tidak ada pembeda diantaranya,
hal yang membedakan itu hanya tingkat keimanan dan ketakwaan dari setiap
hamba Allah swt, melakukan ziarah kubur di makam pembesar Khalwatiyah
dimana dimaknai sebagai wujud mengingat dan mengenang para pembesar
Tarekat Khalwatiah, kemudian maddate’ atau dzikir yang dimanfaatkan untuk
untuk memperkuat keimanan dalam diri setiap Jamaah Khalwatiah yang
datang. Dzikir inilah yang menjadi pembeda dengan perayaan maulid Nabi
Saw dengan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
Sebelum melakukan Dzikir bersama terlebih dahulu Jamaah dari Tarekat ini
melakukan shalat rawatib isya dua rakaat dilanjutkan dengan melakukan
shalat witir tiga rakaat. Setelah itu, duduk bersama dan membaca surah Al-
fatihah untuk baginda Rasulullah Saw, lalu membaca Dzikir.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian
ini, adapun implikasi dari penelitian ini yaitu:
1. Diharapkan bagi Jamaah Tarekat Khalwatiah Kabupaten Bone agar dapat
mempertahankan tata cara pelaksanaan maulid Nabi saw yang sesuai dengan
ajaran tarekat khalwatiah samman.
2. Tata cara pelaksanaan maulid Nabi oleh Jamaah Tarekat Khalwatiah dapat
menjadi contoh yang baik bagi masyarakat umum terutama dalam hal
memperbanyak dzikir.
Ketersediaan
| SDKU20200016 | 16/2020 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
16/2020
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2020
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi DKU
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
