Baitul Maal Wat Tamwil As Adiyah Sengkang merupakan lembaga keuangan mikro
yang pengelolaannya dilandaskan berdasarkan prinsip syariah. Baitul Maal Wat
Tamwil As Adiyah Sengkang sebagai entitas bisnis syariah perlu menghindari
keterlibatannya dari aktivitas-aktivititas yang dilarang oleh syariah. Salah satu peran
penting dalam mencapai tujuan Baitul Maal Wat Tamwil As Adiyah Sengkang yaitu
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi bersaing untuk dapat mengenal dan
beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Akhlak karyawan pada Baitul Maal Wat Tamwil As Adiyah
Sengkang, apakah konstruksi kearifan lokal budaya sulapa appa dapat meningkatkan
Akhlak dan kinerja karyawan pada Baitul Maal Wat Tamwil As Adiyah Sengkang.
Berdasarkan tujuan diatas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field research). Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Dimana data yang dikumpulkan berupa data wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Konstruksi Nilai – Nilai Kearifan
Lokal Budaya “Sulapa Appa” Di BMT As’Adiyah Sengkang benar-benar ada dan
diterapkan di BMT As’Adiyah Sengkang Kabupaten Wajo, walaupun dari segi
bahasa tidak digunakan, namun secara makna dan realitas yaitu apanritangeng
(kesalehan), kabaraniang (keberanian), amaccangeng (kecerdasan), dan asugireng
(kekayaan). Keempat budaya Bugis ini benar-benar ada dan menjadi sentral penting
dalam pembentukan akhlak Karyawan. 2) Peranan Pendekatan Budaya “Sulapa
Appa” Dalam Menopang Pengelolaan BMT As’Adiyah Sengkang yaitu mempunyai
peranan penting terhadap Aklak karyawan, artinya Budaya Sulapa Appa yang
merupakan hasil dari interaksi ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok –
kelompok orang dalam lingkungan BMT As’Adiyah Sengkang Kabupaten Wajo akan
membentuk suatu persepsi subyektif keseluruhan mengenai Perusahaan yang mampu
mendukung dan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dan kinerja perusahaan
serta dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat.
A. Kesimpulan
Dengan demikian, berdasarkan uraian pada bab iv hasil penelitian dan
pembahasan maka penulis mengemukakan kesimpulan yang dapat diambil, yakni
sebagai berikut:
1. Konstruksi Nilai – Nilai Kearifan Lokal Budaya “Sulapa Appa” Di BMT
As’Adiyah Sengkang benar-benar ada dan diterapkan di BMT As’Adiyah
Sengkang Kabupaten Wajo, walaupun dari segi bahasa tidak digunakan,
namun secara makna dan realitas yaitu apanritangeng (kesalehan),
kabaraniang (keberanian), amaccangeng (kecerdasan), dan asugireng
(kekayaan). Keempat budaya Bugis ini benar-benar ada dan menjadi sentral
penting dalam pembentukan akhlak Karyawan. Budaya Sulapa Appa
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan akhlak Karyawan
dan keempat budaya ini menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki dan
diikuti seluruh karyawan. Nilai – nilai budaya Sulapa Appa memiliki peranan
yang sangat penting dalam pembentukan akhlak Karyawan (akhlak kepada
sesama manusia). Dimana hal tersebut dapat dilihat dari nilai-nilai budaya
sulapa appa yang terdapat dalam pengelolaan BMT As’Adiyah Sengkang
Kabupaten Wajo, dimana nilai nilai tersebut diditerapkan oleh karyawan
dalam menjalankan pekerjaanya sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan nilai
tersebut tetap terbawa meskipun karyawan tersebut tidak berada dalam
lingkungan BMT As’Adiyah Sengkang Kabupaten Wajo.
2. Peranan Pendekatan Budaya “Sulapa Appa” Dalam Menopang Pengelolaan
BMT As’Adiyah Sengkang yaitu mempunyai peranan penting terhadap
kinerja karyawan, artinya Budaya Sulapa Appa yang merupakan hasil dari
interaksi ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok – kelompok orang
dalam lingkungan BMT As’Adiyah Sengkang Kabupaten Wajo akan
membentuk suatu persepsi subyektif keseluruhan mengenai Perusahaan
berdasarkan pada faktor-faktor seperti toleransi resiko, tekanan pada tim, dan
dukungan orang, persepsi keseluruhan ini akan menjadi budaya atau
kepribadian perusahaan tersebut yang mampu mendukung dan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dan kinerja perusahaan serta
dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat. Penerapan nilai-nilai
budaya dalam BMT berdampak positif pada beberapa elemen yaitu
memelihara rasa memiliki, identitas, dan memperkuat partisipasi masyarakat,
nilai-nilai budaya juga mempromosikan apresiasi dan pemahaman tentang
sejarah dan warisan budaya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang menjadi pertimbangan
dari peneliti, yaitu:
1. Bagi Baitul Maal Wat Tamwil As Adiyah Sengkang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan
pengelolaan Baitul Maal Wat Tamwil agar lebih efisien dan dapat menjangkau
masyarakat yang lebih luas.
2. Bagi peneliti selanjutnya pembahasan peneliti tentang Konstruksi Kearifan
Lokal Dalam Pengelolaan Bmt As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo, masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis berharap kepada peneliti
selanjutnya agar dapat menggunakan skripsi bahan penelitiaan selajutnya
untuk kajian-kajian dan mampu menambah wawasan terkait sumber daya
manusia yang ada dalam penelitian ini.
3. Bagi akedemisi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber keilmuan
untuk menambah wacana terkait sumber daya manusia dengan fokus pada
Konstruksi Kearifan Lokal dalam meningkatkan akhlak dan kinerja karyawan.
C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa implikasi sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan masukan bagi Baitul Maal
Wat Tamwil As Adiyah Sengkang. pembenahan dalam mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya yang yang ada.
2. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap semua pihak terkait.

SFEBI202202242

242/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia