Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 7 Bone
Lifia Prananda Warta/02.17.5037 - Personal Name
Skripsi ini membahas Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MIN 7 Bone Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
untuk mengetahui strategi penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam
pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone dan untuk mengetahui kendala penerapan
nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut digunakan metode jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan paedagogik dan sosiologis dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh dan
dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data seanjutnya display data dan
kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penerapan nilai-nilai pendidikan
moral di MIN 7 Bone dilakukan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai: a)
Sikap religius yang menyangkut berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengucapkan
salam, melaksanakan ibadah agama seperti sholat, puasa, zakat dan merayakan hari
besar agama. b) Sikap toleransi yang menyangkut menghargai perbedan tanpa
mengganggu orang lain dan memperlakukan orang dengan tidak membeda-bedakan
agama, ras, dan suku. c) Sikap disiplin siswa dengan datang tepat waktu, mematuhi
tata tertib yang dibuat sekolah dan menjalankan hukuman yang dibuat bagi yang
melanggar d) Sikap peduli lingkungan yang menyangkut menanam, memelihara
tumbuhan dengan baik, menjaga lingkunan kelas dan sekolah dari sampah,
menyediakan tempat mandi, tempat cuci tangan dan air yang bersih dan menyediakan
tempat sampah untuk sampah organik dan sampah non organik. 2) Pembelajaran
Akidah Akhlak yang menyangkut mengembangkan pemahaman siswa mengenai
akhlak terpuji dan tercelah.. a) Pembiasaan Akhlak Kharimah seperti disiplin, ramah,
sopan santun, hidup sederhana, syukur nikmat, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri,
kasih sayang, taat, rukun, tolong menolong, hormat, dan patuh, amanah, adil,
bijaksana, bertanggung jawab, teguh pendirian, dermawan, tawakkal b) Menghindari
Akhlak Tercela seperti hidup kotor, berbicara jorok dan kasar, bohong, sombong,
malas, durhaka, khianat, membangkang, munafik, putus asa, kikir, serakah.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di tarik beberapa
kesimpulan diantaranya:
1. Strategi Penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah
akhlak di MIN 7 Bone dilakukan memberikan pembiasaan pemahaman kepada
siswa mengenai: 1) Pembiasaan Sikap religius yang menyangkut berdoa sebelum
dan sesudah belajar, mengucapkan salam, melaksanakan ibadah agama seperti
sholat, puasa, zakat dan merayakan hari besar agama. 2) Pembiasaan Sikap
toleransi yang menyangkut menghargai perbedan tanpa mengganggu orang lain
dan memperlakukan orang dengan tidak membeda- bedakan agama, ras, dan
suku. 3) Pembiasaan Sikap disiplin diantaranya siswa datang tepat waktu,
mematuhi tata tertib yang dibuat sekolah dan menjalankan hukuman yang dibuat
bagi yang melanggar. 4) Pembiasaan Sikap peduli lingkungan yang menyangkut
menanam, memelihara tumbuhan dengan baik, menjaga lingkunan kelas dan
sekolah dari sampah, menyediakan kamar mandi, tempat cuci tangan dan air yang
bersih dan menyediakan tempat sampah untuk sampah organik dan sampah non
organik.
2. Kendala penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah
akhlak di MIN 7 Bone yang menyangkut beberapa kendala diantaranya dari pihak
orang tua adanya kelalain dalam mendidik dan anak-anaknya karena kesibukan
orang tua yang bekerja di luar rumah. Sedangkan menurut agama orang tua wajib
untuk mendidik anak-anaknya meski sesibuk apapun pekerjaanya. Sedangkan
dari sudut pandang siswa, banyak siswa yang salah memilih teman dalam bergaul
di luar sekolah, seperti lingkungan masyarakat peserta didik dan didikan dari
orang tuanya sendiri.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan nilai-nilai pendidikan moral
dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone, disarankan:
1. Bagi Guru
Proses Pembelajaran akan terjadi manakala terdapat interaksi atau
hubungan timbal balik antara siswa dengan lingkungannya dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik ini
merupakan syarat terjadinya proses pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya
menitikberatkan pada transfer of knowledge, akan juga transfer of value. Transfer
of knowledge dapat diperoleh siswa dari media-media belajar, seperti buku,
majalah, museum, internet, guru, dan sumber-sumber lain yang dapat menambah
pengetahuan siswa. Akan tetapi Ttransfer of value hanya akan diperoleh siswa
melalui guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan melibatkan
segi-segi psikologis dari guru dan siswa. Penanaman sikap dan nilai yang
melibatkan aspek-aspek psikologis inilah yang tidak dapat digantikan oleh media
manapun. Dengan demikian guru adalah media yang mutlak adanya dalam proses
pembelajaran siswa Guru memegang peran penting dalam memfasilitasi
pembelajarandan selain sebagai pengajar guru juga sebagai fasilitator
pembelajaran yang menginspirasi, membimbing, dan memberikan panduan
kepada siswa dan hendaknya guru juga lebih dapat meningkatkan hubungan orang
tua siswa agar dapat berbagi informasi tentang keadaan siswa, baik
kepribadiannya, cara belajarnya, disiplin dan hal-hal yang lain yang dapat
digunakan oleh guru dalam membimbing siswa di sekolah. Disamping itu juga
untuk dapat melibatkan orang tua secara langsung di dalam menghadapi kesulitan
dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa di sekolah maupun di rumah.
Dengan demikian guru dijadikan sebagai sosok yang bisa membentuk watak dan
jiwa peserta didik dan guru memiliki kuasa dalam membangun dan membentuk
kepribadian peserta didik agar bias menjadi seseorang yang berguna bagi nusa
bangsa dan agama. peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan.
Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana
manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang
lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah
dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat
berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang
dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena
antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah
yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu
persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang
memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan
mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga
bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau
muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang
menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi
perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan
profesionalisme. Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa. Guru memiliki peran
yang sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Keadaan
tersebut kedudukan guru yang tidak dapat digentikan dengan media apapun,
sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak pembelajaran harus tetap ada.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua adalah orang pertama yang mengajarkan pendidikan kepada anaknya
dari mulai balita hingga dewasa namun diluar hal itu ada juga orang tua yang tidak
dapat membimbing anak dalam belajar karena dengan berbagai alasan dan disinilah
yang harus di evaluasi dimana orang tua tetap harus membimbing anaknya dalam
belajar dan orang tua hendaknya dapat terus meningkatkan intensitas perhatiannya
terhadap kegiatan siswa, di rumah maupun di sekolah baik dalam segi pemberian
bimbingan, pemberian nasihat, pemberian doronganpemberian pengawasan, disiplin
waktu, maupun perlengkapan fasilitas belajar siswaSelain itu orang tua hendaknya
juga senantiasa memperhatikan dan mengembangkan sikap belajar siswa kearah yang
lebih baik, dengan selalu membina hubungan yang harmonis dengan siswa. Dalam
kesimpulannya orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan anak serta
dukungan untuk membantu anak mengatasi tantangan dan membangun harga diri
serta meningkatkan motivasi dan membentuk pribadi yang positif. Oleh karena itu
sangat penting bagi orang tua untuk terlibat aktif dalam pendidikan anak mereka dan
menyediakan lingkungan yang mendudkung perkembangan anak secara keseluruhan.
Serta komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan antara orang tua dan guru sangat
penting. Orang tua perlu menjalin hubungan yang baik dengan guru untuk memahami
perkembangan anak, tantangan yang dihadapi, dan kemajuan yang dicapai. Melalui
pertemuan orang tua-guru, laporan perkembangan, atau sarana komunikasi lainnya,
orang tua dapat mengetahui apa yang sedang dipelajari anak mereka di sekolah dan
berkolaborasi dengan guru dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti selanjutnya untuk lebih mengungkapkan perhatian yang
diberikan kepada siswa dalam hal kedisiplinan yang terperinci, dan diharapkan
peneliti selanjutnya memberikan masukan, serta proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah dan diharapkan juga membantu guru dan tenaga pendidikan
lainya untuk mengatasi permasalahan dalam setiap pembelajaran dan pendidikan di
dalam kelas maupun di luar kelas. Peneliti juga diharapkan bisa meningkatkan
kembali mutu pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih
baik. Dan meningkatakan sikap professional pendidik dan tenaga pendidikan. Untuk
peneliti sebelum melakukan penelitian harus sudah matang mempersiapkan apa yang
dibutuhkan dan harus siap dengan apa yang terjadi pada saat penelitian. Materi ajar
sangat berperan penting pada penelitian karena dari materi tersebut kita bisa
mengetahui hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Peneliti harus benar-benar
menerapkan model pembelajaran yang dipilihnya.
Pembelajaran Akidah Akhlak di MIN 7 Bone Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
untuk mengetahui strategi penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam
pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone dan untuk mengetahui kendala penerapan
nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut digunakan metode jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan paedagogik dan sosiologis dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh dan
dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data seanjutnya display data dan
kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penerapan nilai-nilai pendidikan
moral di MIN 7 Bone dilakukan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai: a)
Sikap religius yang menyangkut berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengucapkan
salam, melaksanakan ibadah agama seperti sholat, puasa, zakat dan merayakan hari
besar agama. b) Sikap toleransi yang menyangkut menghargai perbedan tanpa
mengganggu orang lain dan memperlakukan orang dengan tidak membeda-bedakan
agama, ras, dan suku. c) Sikap disiplin siswa dengan datang tepat waktu, mematuhi
tata tertib yang dibuat sekolah dan menjalankan hukuman yang dibuat bagi yang
melanggar d) Sikap peduli lingkungan yang menyangkut menanam, memelihara
tumbuhan dengan baik, menjaga lingkunan kelas dan sekolah dari sampah,
menyediakan tempat mandi, tempat cuci tangan dan air yang bersih dan menyediakan
tempat sampah untuk sampah organik dan sampah non organik. 2) Pembelajaran
Akidah Akhlak yang menyangkut mengembangkan pemahaman siswa mengenai
akhlak terpuji dan tercelah.. a) Pembiasaan Akhlak Kharimah seperti disiplin, ramah,
sopan santun, hidup sederhana, syukur nikmat, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri,
kasih sayang, taat, rukun, tolong menolong, hormat, dan patuh, amanah, adil,
bijaksana, bertanggung jawab, teguh pendirian, dermawan, tawakkal b) Menghindari
Akhlak Tercela seperti hidup kotor, berbicara jorok dan kasar, bohong, sombong,
malas, durhaka, khianat, membangkang, munafik, putus asa, kikir, serakah.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di tarik beberapa
kesimpulan diantaranya:
1. Strategi Penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah
akhlak di MIN 7 Bone dilakukan memberikan pembiasaan pemahaman kepada
siswa mengenai: 1) Pembiasaan Sikap religius yang menyangkut berdoa sebelum
dan sesudah belajar, mengucapkan salam, melaksanakan ibadah agama seperti
sholat, puasa, zakat dan merayakan hari besar agama. 2) Pembiasaan Sikap
toleransi yang menyangkut menghargai perbedan tanpa mengganggu orang lain
dan memperlakukan orang dengan tidak membeda- bedakan agama, ras, dan
suku. 3) Pembiasaan Sikap disiplin diantaranya siswa datang tepat waktu,
mematuhi tata tertib yang dibuat sekolah dan menjalankan hukuman yang dibuat
bagi yang melanggar. 4) Pembiasaan Sikap peduli lingkungan yang menyangkut
menanam, memelihara tumbuhan dengan baik, menjaga lingkunan kelas dan
sekolah dari sampah, menyediakan kamar mandi, tempat cuci tangan dan air yang
bersih dan menyediakan tempat sampah untuk sampah organik dan sampah non
organik.
2. Kendala penerapan nilai-nilai pendidikan moral dalam pembelajaran akidah
akhlak di MIN 7 Bone yang menyangkut beberapa kendala diantaranya dari pihak
orang tua adanya kelalain dalam mendidik dan anak-anaknya karena kesibukan
orang tua yang bekerja di luar rumah. Sedangkan menurut agama orang tua wajib
untuk mendidik anak-anaknya meski sesibuk apapun pekerjaanya. Sedangkan
dari sudut pandang siswa, banyak siswa yang salah memilih teman dalam bergaul
di luar sekolah, seperti lingkungan masyarakat peserta didik dan didikan dari
orang tuanya sendiri.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan nilai-nilai pendidikan moral
dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN 7 Bone, disarankan:
1. Bagi Guru
Proses Pembelajaran akan terjadi manakala terdapat interaksi atau
hubungan timbal balik antara siswa dengan lingkungannya dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan timbal balik ini
merupakan syarat terjadinya proses pembelajaran yang di dalamnya tidak hanya
menitikberatkan pada transfer of knowledge, akan juga transfer of value. Transfer
of knowledge dapat diperoleh siswa dari media-media belajar, seperti buku,
majalah, museum, internet, guru, dan sumber-sumber lain yang dapat menambah
pengetahuan siswa. Akan tetapi Ttransfer of value hanya akan diperoleh siswa
melalui guru yang menanamkan sikap dan nilai suatu materi dengan melibatkan
segi-segi psikologis dari guru dan siswa. Penanaman sikap dan nilai yang
melibatkan aspek-aspek psikologis inilah yang tidak dapat digantikan oleh media
manapun. Dengan demikian guru adalah media yang mutlak adanya dalam proses
pembelajaran siswa Guru memegang peran penting dalam memfasilitasi
pembelajarandan selain sebagai pengajar guru juga sebagai fasilitator
pembelajaran yang menginspirasi, membimbing, dan memberikan panduan
kepada siswa dan hendaknya guru juga lebih dapat meningkatkan hubungan orang
tua siswa agar dapat berbagi informasi tentang keadaan siswa, baik
kepribadiannya, cara belajarnya, disiplin dan hal-hal yang lain yang dapat
digunakan oleh guru dalam membimbing siswa di sekolah. Disamping itu juga
untuk dapat melibatkan orang tua secara langsung di dalam menghadapi kesulitan
dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa di sekolah maupun di rumah.
Dengan demikian guru dijadikan sebagai sosok yang bisa membentuk watak dan
jiwa peserta didik dan guru memiliki kuasa dalam membangun dan membentuk
kepribadian peserta didik agar bias menjadi seseorang yang berguna bagi nusa
bangsa dan agama. peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan.
Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana
manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang
lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah
dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat
berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang
dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena
antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah
yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu
persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang
memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan
mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga
bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau
muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang
menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi
perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan
profesionalisme. Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki
peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa. Guru memiliki peran
yang sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Keadaan
tersebut kedudukan guru yang tidak dapat digentikan dengan media apapun,
sehingga keberadaannya sebagai ujung tombak pembelajaran harus tetap ada.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua adalah orang pertama yang mengajarkan pendidikan kepada anaknya
dari mulai balita hingga dewasa namun diluar hal itu ada juga orang tua yang tidak
dapat membimbing anak dalam belajar karena dengan berbagai alasan dan disinilah
yang harus di evaluasi dimana orang tua tetap harus membimbing anaknya dalam
belajar dan orang tua hendaknya dapat terus meningkatkan intensitas perhatiannya
terhadap kegiatan siswa, di rumah maupun di sekolah baik dalam segi pemberian
bimbingan, pemberian nasihat, pemberian doronganpemberian pengawasan, disiplin
waktu, maupun perlengkapan fasilitas belajar siswaSelain itu orang tua hendaknya
juga senantiasa memperhatikan dan mengembangkan sikap belajar siswa kearah yang
lebih baik, dengan selalu membina hubungan yang harmonis dengan siswa. Dalam
kesimpulannya orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan anak serta
dukungan untuk membantu anak mengatasi tantangan dan membangun harga diri
serta meningkatkan motivasi dan membentuk pribadi yang positif. Oleh karena itu
sangat penting bagi orang tua untuk terlibat aktif dalam pendidikan anak mereka dan
menyediakan lingkungan yang mendudkung perkembangan anak secara keseluruhan.
Serta komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan antara orang tua dan guru sangat
penting. Orang tua perlu menjalin hubungan yang baik dengan guru untuk memahami
perkembangan anak, tantangan yang dihadapi, dan kemajuan yang dicapai. Melalui
pertemuan orang tua-guru, laporan perkembangan, atau sarana komunikasi lainnya,
orang tua dapat mengetahui apa yang sedang dipelajari anak mereka di sekolah dan
berkolaborasi dengan guru dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti selanjutnya untuk lebih mengungkapkan perhatian yang
diberikan kepada siswa dalam hal kedisiplinan yang terperinci, dan diharapkan
peneliti selanjutnya memberikan masukan, serta proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah dan diharapkan juga membantu guru dan tenaga pendidikan
lainya untuk mengatasi permasalahan dalam setiap pembelajaran dan pendidikan di
dalam kelas maupun di luar kelas. Peneliti juga diharapkan bisa meningkatkan
kembali mutu pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih
baik. Dan meningkatakan sikap professional pendidik dan tenaga pendidikan. Untuk
peneliti sebelum melakukan penelitian harus sudah matang mempersiapkan apa yang
dibutuhkan dan harus siap dengan apa yang terjadi pada saat penelitian. Materi ajar
sangat berperan penting pada penelitian karena dari materi tersebut kita bisa
mengetahui hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Peneliti harus benar-benar
menerapkan model pembelajaran yang dipilihnya.
Ketersediaan
| STAR20220384 | 384/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
384/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
