Skripsi ini membahas tentang Isbat Nikah Dalam Pernikahan Siri Dan
Pengaruhnya Terhadap Akta Kelahiran Anak
(Studi Di
Pengadilan Agama
Watampone Kelas 1A). Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah (1) Bagaimana Proses isbat nikah dalam pernikahan siri di Pengadilan Agama
Watampone Kelas 1A. (2) Bagaimana pengaruh pengabulan isbat nikah terhadap
penerbitan akta kelahiran anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
pertimbangan dan dasar hukum hakim dalam memutuskan perkara isbat nikah dan
pengaruh pengabulan permohonan isbat nikah terhadap penerbitan akta kelahiran
pada anak.
Untuk memudahkan peneliti memecahkan masalah tersebut, maka penelitian
yang digunakan ialah jenis penelitian lapangan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara,dan dokumentasi secara langsung oleh Hakim Pengadilan
Agama Watampone Kelas 1A. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui
pengembangan fakta-fakta yang ada dilapangan dengan menggunakan beberapa
pendekatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
teologi normatif, yuridis dan pendekatan sosiologi. Adapun penelitian ini
menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dilapangan
baik itu data wawancara ataupun temuan langsung oleh penulis yang kemudian akan
digambarkan dan dianalisis oleh penulis.
Adapun hasil dari penelitian ini yakni Proses yang terjadi dalam itsbat nikah
di pengadilan agama harus melalui berbagai syarat serta aturan-aturan yang ada di
pengadilan agama seperti Untuk melakukan isbat nikah maka mereka harus melalui
berbagai proses dalam pengadilan agama salah satunya yaitu Proses isbat nikah,
dengan memenuhi beberapa syarat-syarat (berkas) yang harus dipenuhi ialah fotocopy
Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon atau para pemohon,seperti fotocopy Kartu
Keluarga, fotocopy keterangan kematian jika salah satunya meninggal, fotocopy SK
terakhir jika yang meninggal PNS/Pensiunan, fotocopy tanggungan dalam daftar gaji,
Asli dan fotocopy Akta cerai bila pihak bersangkutan janda atau duda, serta yang
bermohon ialah harus suami istri. Serta Penerbitan akta kelahiran juga sangat
berpengaruh terhadap anak yang dihasilkan dari pernikahan sirri atau pernikahan
dibawah tangan, sebab dengan dikabulkannya isbat nikah maka pasangan suami istri
akan memperoleh akta nikah serta pernikahannya tercatat di PPN yang dimana akta
nikah inilah yang digunakan untuk membuat dan menerbitkan akta kelahiran pada
anak.
A. Simpulan
1. Proses itsbat nikah di pengadilan agama harus melalui berbagai syarat
serta aturan-aturan yang ada di pengadilan agama seperti Untuk
melakukan isbat nikah maka mereka harus melalui berbagai proses dalam
pengadilan agama salah satunya yaitu Proses isbat nikah, dengan
memenuhi beberapa syarat-syarat (berkas) yang harus dipenuhi ialah
fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon atau para
pemohon,seperti fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy keterangan kematian
jika salah satunya meninggal, fotocopy SK terakhir jika yang meninggal
PNS/Pensiunan, fotocopy tanggungan dalam daftar gaji, Asli dan fotocopy
Akta cerai bila pihak bersangkutan janda atau duda, serta yang bermohon
ialah harus suami istri.
2. Pengabulan isbat nikah inipun akan berdampak bagi anak yang dihasilkan
dari pernikahan sirri atau pernikahan dibawah tangan sebab dengan
dikabulkannya isbat nikah maka pasangan suami istri akan memperoleh
akta nikah karena pernikahannya telah tercatat, dimana akta nikah inilah
yang akan digunakan sebagai dokumen pendukung untuk membuat akta
kelahiran bagi sang anak. Akta kelahiran merupakan suatu hal yang sangat
penting sebab dengan adanya akta kelahiran maka seorang anak bisa
mendapatkan hak-hak nya seperti, mendapatkan nafkah dari sang ayah,
mendapatkan warisan dari sang ayah dan juga memiliki hubungan
keperdataan dengan sang ayah.
B. Saran
1. Mengingat maraknya pernikahan dibawah tangan maka perlu adanya
sosialisasi yang lebih baik lagi dari pihak pengadilan agama, misalnya
dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga ataupun
organisasi-organisasi kepemudaan yang sejatinya bisa lebih menjangkau
kalangan-kalangan yang rentang melakukan praktik nikah dibawah tangan
atau nikah sirri dengan memberikan pemahaman terkait dengan
pernikahan sirri dan akibatnya dikemudian hari. Hal ini dimaksudkan
untuk menekan kasus permohonan isbat nikah
2. Perlu adanya perbaikan hukum khususnya pemberian sanksi hukum bagi
pasangan yang melakukan pernikahan dibawah tangan atau nikah sirri
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam (KHI) agar kiranya masyarakat
tidak menjadikan nikah dibawah tangan atau nikah sirri sebagai suatu
kebiasaan tanpa melihat dampak yang akan ditimbulkan dikemudian hari.

SSYA20210113

113/2021

Perpustakaan Pusat

Tersedia