Analisis Peran Permainan Tradisional dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa
Nurtang/02.17.5123 - Personal Name
Skripsi ini membahas Analisis Peran Permainan Tradisional dalam
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Pokok masalah dalam penelitian ini
adalah permainan tradisional yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran,
aspek kecerdasan yang dapat dikembangkan melalui implementasi permainan
tradisional dalam pembelajaran dan kontribusi permainan tradisional dalam
mengembangkan kecerdasan emosional siswa.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library
research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik dokumentasi dan pengutipan.
Hasil penelitian yang disimpulkan oleh penulis. Pertama, beberapa contoh
permainan tradisional yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran yaitu
permainan gobag sodor, bakiak panjang dan congklak. Kedua, aspek kecerdasan yang
dapat dikembangkan melalui implementasi permainan tradisional dalam pembelajaran
meliputi aspek mengendalikan emosi, motivasi diri dan mengenali diri orang lain.
Mengendalikan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan
agar dapat terungkap dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Motivasi diri adalah kunci keberhasilan dalam mengerjakan sesuatu,
Mengenali diri orang lain seperti berempati dibangun berdasarkan kesadaran diri
yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ketiga, Permainan tradisional telah
berkontribusi dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak dengan cara
menyenangkan yaitu melalui permainan. Hal ini terbukti dengan ketercapaian aspek
memotivasi diri sendiri seperti optimis dan mengenali emosi orang lain seperti
berempati.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian pada bab hasil penelitian dan pembahasan
maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan dan hasil penelitian yang
telah dilakukan, yaitu:
1. Beberapa contoh permainan tradisional yang dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran yaitu permainan gobag sodor, bakiak panjang dan
congklak. Beberapa penelitian sebelumnya telah meneliti permainan
tersebut seperti implementasi permainan gobag sodor dalam pembelajaran
Penjasorkes, IPS, Matematika dan PKn. Implementasi permainan bakiak
panjang/terompah dalam pembelajaran Penjasorkes dan Matematika. Serta
permainan congklak dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
matematika untuk melatih kemampuan berhitung.
2. Aspek kecerdasan yang dapat dikembangkan melalui implementasi
permainan tradisional dalam pembelajaran meliputi aspek mengendalikan
emosi, motivasi diri dan mengenali diri orang lain. Mengendalikan emosi
merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Aspek ini dibentuk ketika anak kalah dalam permainan tanpa
menyalahkan siapapun, menenangkan diri dan sabar menunggu giliran
bermain. Motivasi diri adalah kunci keberhasilan dalam mengerjakan
sesuatu, menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntun kita menuju sasaran dan membantu mengambil inisiati
serta bertindak secara efektif. Aspek ini dibentuk ketika anak mampu
mengendalikan keinginan bermain, berpikir positif dan berlomba untuk
menjadi pemenang. Mengenali diri orang lain seperti berempati dibangun
berdasarkan kesadaran diri yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain,
peka terhadap perasaan orang lain dan mampu untuk mendengarkan orang
lain. Aspek ini terlatih ketika anak memperhatikan dengan seksama saat
temannya bermain, menghibur teman ketika sedih, memberi maaf dan
menerima maaf dari teman.
3. Permainan tradisional telah berkontribusi dalam mengembangkan
kecerdasan emosi anak dengan cara menyenangkan yaitu melalui
permainan. Hal ini terbukti dengan ketercapaian aspek memotivasi diri
sendiri seperti optimis dan mengenali emosi orang lain seperti berempati.
Anak bersikap optimis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dengan baik. Aspek mengontrol emosi seperti menenangkan diri, aspek
memotivasi diri sendiri seperti mengendalikan keinginan bermain dan
berpikir positif serta melatih untuk sabar, bersikap sportif dan jujur.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan kesimpulan tersebut, maka berikut akan
disampaikan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Kepada para peneliti, penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu penulis berharap kepada peneliti berikutnya,
agar dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai peran permaianan
tradisional dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa di SD/MI
dan mencari lebih banyak lagi referensi mengenai library research atau
penelitian kepustakaan.
2. Kepada guru, permainan tradisional bisa diterapkan dan dijadikan sebagai
media pembelajaran untuk melatih kemampuan siswa dalam proses
belajar.
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Pokok masalah dalam penelitian ini
adalah permainan tradisional yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran,
aspek kecerdasan yang dapat dikembangkan melalui implementasi permainan
tradisional dalam pembelajaran dan kontribusi permainan tradisional dalam
mengembangkan kecerdasan emosional siswa.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library
research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik dokumentasi dan pengutipan.
Hasil penelitian yang disimpulkan oleh penulis. Pertama, beberapa contoh
permainan tradisional yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran yaitu
permainan gobag sodor, bakiak panjang dan congklak. Kedua, aspek kecerdasan yang
dapat dikembangkan melalui implementasi permainan tradisional dalam pembelajaran
meliputi aspek mengendalikan emosi, motivasi diri dan mengenali diri orang lain.
Mengendalikan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan
agar dapat terungkap dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Motivasi diri adalah kunci keberhasilan dalam mengerjakan sesuatu,
Mengenali diri orang lain seperti berempati dibangun berdasarkan kesadaran diri
yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ketiga, Permainan tradisional telah
berkontribusi dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak dengan cara
menyenangkan yaitu melalui permainan. Hal ini terbukti dengan ketercapaian aspek
memotivasi diri sendiri seperti optimis dan mengenali emosi orang lain seperti
berempati.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian pada bab hasil penelitian dan pembahasan
maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan dan hasil penelitian yang
telah dilakukan, yaitu:
1. Beberapa contoh permainan tradisional yang dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran yaitu permainan gobag sodor, bakiak panjang dan
congklak. Beberapa penelitian sebelumnya telah meneliti permainan
tersebut seperti implementasi permainan gobag sodor dalam pembelajaran
Penjasorkes, IPS, Matematika dan PKn. Implementasi permainan bakiak
panjang/terompah dalam pembelajaran Penjasorkes dan Matematika. Serta
permainan congklak dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
matematika untuk melatih kemampuan berhitung.
2. Aspek kecerdasan yang dapat dikembangkan melalui implementasi
permainan tradisional dalam pembelajaran meliputi aspek mengendalikan
emosi, motivasi diri dan mengenali diri orang lain. Mengendalikan emosi
merupakan kemampuan seseorang dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Aspek ini dibentuk ketika anak kalah dalam permainan tanpa
menyalahkan siapapun, menenangkan diri dan sabar menunggu giliran
bermain. Motivasi diri adalah kunci keberhasilan dalam mengerjakan
sesuatu, menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntun kita menuju sasaran dan membantu mengambil inisiati
serta bertindak secara efektif. Aspek ini dibentuk ketika anak mampu
mengendalikan keinginan bermain, berpikir positif dan berlomba untuk
menjadi pemenang. Mengenali diri orang lain seperti berempati dibangun
berdasarkan kesadaran diri yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain,
peka terhadap perasaan orang lain dan mampu untuk mendengarkan orang
lain. Aspek ini terlatih ketika anak memperhatikan dengan seksama saat
temannya bermain, menghibur teman ketika sedih, memberi maaf dan
menerima maaf dari teman.
3. Permainan tradisional telah berkontribusi dalam mengembangkan
kecerdasan emosi anak dengan cara menyenangkan yaitu melalui
permainan. Hal ini terbukti dengan ketercapaian aspek memotivasi diri
sendiri seperti optimis dan mengenali emosi orang lain seperti berempati.
Anak bersikap optimis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dengan baik. Aspek mengontrol emosi seperti menenangkan diri, aspek
memotivasi diri sendiri seperti mengendalikan keinginan bermain dan
berpikir positif serta melatih untuk sabar, bersikap sportif dan jujur.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan kesimpulan tersebut, maka berikut akan
disampaikan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Kepada para peneliti, penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu penulis berharap kepada peneliti berikutnya,
agar dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai peran permaianan
tradisional dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa di SD/MI
dan mencari lebih banyak lagi referensi mengenai library research atau
penelitian kepustakaan.
2. Kepada guru, permainan tradisional bisa diterapkan dan dijadikan sebagai
media pembelajaran untuk melatih kemampuan siswa dalam proses
belajar.
Ketersediaan
| STAR20210308 | 308/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
308/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
