Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah seputar peningkatan
daya saing BMT dalam menggerakan sektor riil melalui pembiayaan Murābaḥ ah
(Studi pada BMT As’adiyah Sengkang).Adapun tujuan pokok dalam pembahasan
skripsi ini adalah daya saing sektor riil, kontribusi pembiayaan murābaḥ ah terhadap
daya saing sektor riil di BMT As’adiyah Sengkang, serta peningkatan daya saing
BMT As’adiyah Sengkang.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang dilakukan terhadap objek yang ada dilapangan dan dilakukan secara mendalam
untuk memperoleh informasi yang relevan, serta menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif. Sehingga dapat memberikan gambaran yang secara
jelas dan spesifik terhadap permasalahan yang diteliti. Data ini diambil dari hasil
observasi, wawancara maupun dokumentasi terhadap peningkatan daya saing BMT
dalam menggerakan sektor riil melalui pembiayaan Murābaḥ ah BMT As’adiyah
Sengkang.
Hasil penelitian menujukkan: 1) Daya Saing Sektor riil BMT As’adiyah
Sengkang meningkatkan sektor riil dapat di lakukan dengan cara pada pembiayaan
pada umumnya karena BMT As’diyah sengkang lebih mengarah kepada konsep
murābaḥ ah yakni jual beli bentuk barang atau benda lainnya yang berupa tanah
Kavling, penjualan air mineral kemasan gelas dan jasa pencucian mobil sebagai
bentuk hal ini supaya pedangan usaha kecil menegah bisa mengembangkan usahanya
untuk kesejahtraan masyarakat kecil. Maka dari BMT As’adiyah sengkang dalam
membentuk sektor riil harus membentuk bagan akomodasi untuk meningkatkan
keinganan nasabah untuk melakukan transaksi kepada BMT As’adiyah Sengkang. 2)
Kontribusi pembiayaan murābaḥ ah BMT As’adiyah sengkang dalam meningkatkan
sektor riil dapat dikatakan sudah memberikan kontribusi dengan baik dengan dapat
dilihat melalui pertama keuntungan BMT akan meningkat sehingga memungkinkan
BMT meningkatkan kesejahteraan pengelola. Kedua, bagi hasil yang diberikan
kepada nasabah akan meningkat seiring dengan peningkatan kuantitas usaha pada
sektor riil. Hal ini tentunya menjadi salah satu kekuatan positif bagi BMT As’adiyah
Sengkang dalam meningkatkan gairah pengelola untuk menjaring nasabah sebanyak-
banyaknya. 3) Bentuk peningkatan daya saing BMT As’adiyah Sengkang dapat di
lihat melalui cara memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah dan
mempedulikan kegiatan sosial, proaktif menjaring nasabah, serta prosedur yang
praktis dan sistem bagi hasil yang menguntungkan.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan sebelumnya, peneliti
dapat menarik kesimpulan secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Daya Saing Sektor riil BMT As’adiyah Sengkang meningkatkan sektor riil
dapat di lakukan dengan cara pada pembiayaan pada umumnya karena BMT
As’adiyah sengkang lebih mengarah kepada konsep murabahah yakni jual beli
bentuk barang atau benda lainnya yang berupa tanah Kavling, penjualan air
mineral kemasan gelas dan jasa pencucian mobil sebagai bentuk hal ini supaya
pedangan usaha kecil menegah bisa mengembangkan usahanya untuk
kesejahtraan masyarakat kecil. Maka dari BMT As’adiyah sengkang dalam
membentuk sektor riil harus membentuk bagan akomodasi untuk
meningkatkan keinganan nasabah untuk melakukan transaksi kepada BMT
As’adiyah sengkang.
2. Kontribusi pembiayaan murābaḥ ah BMT As’adiyah sengkang dalam
meningkatkan sektor riil dapat dikatakan sudah memberikan kontribusi dengan
baik dengan dapat dilihat melalui pertama keuntungan BMT akan meningkat
sehingga memungkinkan BMT meningkatkan kesejahteraan pengelola. Kedua,
bagi hasil yang diberikan kepada nasabah akan meningkat seiring dengan
peningkatan kuantitas usaha pada sektor riil. Hal ini tentunya menjadi salah
satu kekuatan positif bagi BMT As’adiyah Sengkang dalam meningkatkan
gairah pengelola untuk menjaring nasabah sebanyak-banyaknya.
3. Bentuk peningkatan daya saing BMT As’adiyah Sengkang dapat di lihat
melalui cara memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah dan
mempedulikan kegiatan sosial, proaktif menjaring nasabah, serta prosedur
yang praktis dan sistem bagi hasil yang menguntungkan, sehingga hal
itu,modal kerja dari BMT akan mampu membuat rencana kerja yang lebih
matang dan menjalankannya dengan prinsip kehati-hatian. Sehingga akan
membuka jalan bagi terwujudnya entrepreneurship di masyarakat. Dari sisi
BMT juga akan lebih mempunyai daya saing, karena modal kerja yang
disalurkan kepada masyarakat nilainya tetap stabil atau tidak tergerus oleh
inflasi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat dikemukakan
implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut :
1. Implikasi Praktis
Diharapkan dengan adanya pengujian ini dapat membantu proses
penyediaan jasa kepada Nasabah untuk melakukan transaksi di BMT
As’adiyah sengkang, sehingga bisa mendapatkan nasabah lebih banyak lagi
produk yang berpengaruh terhadap preferensi nasabah memilih menggunakan
pembiyaan BMT As’adiyah Sengkang. Artinya bahwa BMT harus keinginan
Nasabahnya, untuk meningkatkan sektor riil khususnya pembiayaan
murābaḥ ah .
2. Implikasi teoritis
Pada faktor produk BMT bisa melakukan perbaikan serta inovasi
khususnya produk yakni bagian sektor jual beli Tanah Kavling, Perumahan
BTN dan Air Gelas bentuk kemasan serta dan lain-lainya itu selanjutnya
bentuk Terakhir faktor lokasi BMT serta proaktif menjaring nasabah bisa
melaksanakannya dengan memanfaatkan sesuai dengan prosedur yang ada.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran agar
dapat meningkatkan sektor riil melalui murābaḥ ah :
1. Dibalik keberhasilan BMT tentunya diikuti dengan munculnya berbagai
masalah dan tantangan yang dihadapi oleh BMT antara lain masih lemahnya
kualitas SDM, permodalan yang terbatas, kesulitan dalam penerapan sistem
bagi hasil, dan lemahnya analisa pembiayaan dan kontrol terhadap suatu
proyek.
2. Adapun kelemahan dari penelitian ini yakni keterbatasan data penelitian serta
kurangnya referensi mengenai pembiayaan murābaḥ ah dalam meningkatakan
sektor rill di BMT As’adiyah Sengkang.

SFEBI20210216

216/2020

Perpustakaan Pusat

Tersedia