Upaya Pengolahan Bahan Bekas Sebagai Media Pembelajaran Di Tk Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone
Sri Wahyuni/02.17.6057 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Upaya Pengolahan Bahan Bekas sebagai
Media Pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten
Bone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana media
pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo, bagaimana pengolahan bahan bekas
sebagai media pembelajaran, dan apa saja kendala penerapan bahan bekas sebagai
media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten
Bone. Hal ini penting dikaji untuk mengetahui upaya pengolahan bahan bekas
sebagai media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue
Kabupaten Bone.
Untuk memperoleh data dari masalah tersebut, peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan paedagogik dan
psikologis. Untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan data primer
dan sekunder. Selanjutnya dianalisis dengan cara: 1. Mereduksi data, 2. Penyajian
data, 2. Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan bahan bekas dijadikan
sebagai media pembelajaran membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan
efektif. Bahan yang digunakan dapat ditemukan di lingkungan sekitar, Sehingga
dalam pengolahan bahan bekas membuat pendidik dan peserta didik lebih
berinteraksi dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian dan disimpulkan bahwa dalam pengolahan bahan
bekas sebagai media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo, sangat membantu
proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Hal ini dilihat dari pendidik dan
peserta didik lebih aktif dalam melakukan pembelajaran.
A. Simpulan
Upaya pengolahan bahan bekas sebagai media pembelajaran di TK
Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
1. Media pembelajaran berhubungan dengan alat untuk menyampaikan pesan,
baik itu berupa buku, poster, lukisan, dan alat permainan edukatif lainnya.
Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang dapat menyampaikan
materi pembelajaran supaya materi yang diajarkan dapat tersampaikan
dengan tepat. Adanya media pembelajaran memberikan keringanan dan
kemudahan bagi pendidik dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga
pembelajaran berjalan secara efektif. Media pembelajaran yang digunakan
pendidik berupa media yang dapat dilihat langsung dan dipraktekkan oleh
peserta didik. Dalam pembelajaran pendidik menggunakan media
pembelajaran yang menarik, aman, dan tidak memberatkan beberapa pihak,
diantaranya media yang terbuat dari bahan bekas. Penggunaan media
pembelajaran tentunya membuat suasana pembelajaran lebih efektif,
kondusif, serta menyenangkan, sehingga peserta didik lebih semangat dalam
belajar.
2. Pengolahan bahan bekas dijadikan sebagai media pembelajaran menjadi
salah satu cara untuk mengurangi sampah yang ada pada lingkungan sekitar.
Bahan bekas dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dengan cara
mengolahnya, jadi pendidik harus selalu dituntut untuk kreatif dan inofatif
dalam mengolah bahan bekas sebagai media pembelajaran. Ada beberapa
langakah-langkah dalam mengolah bahan bekas menjadi media
pembelajaran diantaranya yaitu: pemilihan, memisahkan kelompok sampah
organik dan anorganik, kemudian, menerapkan konsep 3R yaitu: Reuse (
penggunaan kembali ), Reduce ( pengurangan ), dan Recycle ( daur ulang ).
Dengan langkah-langkah tersebut membuat pendidik lebih tahu dalam
mengolah bahan bekas sebagai media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran dari bahan bekas mebuat pendidik dan peserta didik lebih
kreatif.
3. Kendala penerapan bahan bekas dijadikan sebagai media pembelajaran yaitu
ada pada karakter dan gaya peserta didik yang berbeda-beda, sehingga tidak
mudah untuk mengkondisikannya. Membutuhkan waktu yang sedikit lama
untuk pembuatan bahan ajar. Peserta didik masih perlu juga didampingi
terus dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kemudian, media
pembelajaran yang digunakan dari bahan bekas gampang rusak jika tidak
digunakan secara berhati-hati.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan,
maka saran yang dapat disimpulkan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Semua media pembelajaran bertujuan sebagai sarana dan prasarana untuk
menjunjung proses pembelajaran, sehingga akan memudahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Jadi, pendidik disini harus
memiliki pengetahuan, kreativitas dalam mengolah dan menggunakan media
sumber belajar yang dapat menciptakan kondisi belajar secara efektif dan
efisien, seperti kreatif dalam mengolah bahan bekas menjadi media
pembelajaran.
2. Dalam pengolahan bahan bekas pendidik menjuru kepada keaktifan peserta
didik, agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya. Oleh karena itu pendidik mengajak peserta didik untuk
mengolah bahan bekas sebagai bentuk peduli lingkungan dan sebagai media
pembelajaran.
Media Pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten
Bone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana media
pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo, bagaimana pengolahan bahan bekas
sebagai media pembelajaran, dan apa saja kendala penerapan bahan bekas sebagai
media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten
Bone. Hal ini penting dikaji untuk mengetahui upaya pengolahan bahan bekas
sebagai media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue
Kabupaten Bone.
Untuk memperoleh data dari masalah tersebut, peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan paedagogik dan
psikologis. Untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan data primer
dan sekunder. Selanjutnya dianalisis dengan cara: 1. Mereduksi data, 2. Penyajian
data, 2. Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan bahan bekas dijadikan
sebagai media pembelajaran membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan
efektif. Bahan yang digunakan dapat ditemukan di lingkungan sekitar, Sehingga
dalam pengolahan bahan bekas membuat pendidik dan peserta didik lebih
berinteraksi dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian dan disimpulkan bahwa dalam pengolahan bahan
bekas sebagai media pembelajaran di TK Pertiwi Pattiro Bajo, sangat membantu
proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Hal ini dilihat dari pendidik dan
peserta didik lebih aktif dalam melakukan pembelajaran.
A. Simpulan
Upaya pengolahan bahan bekas sebagai media pembelajaran di TK
Pertiwi Pattiro Bajo Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.
1. Media pembelajaran berhubungan dengan alat untuk menyampaikan pesan,
baik itu berupa buku, poster, lukisan, dan alat permainan edukatif lainnya.
Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang dapat menyampaikan
materi pembelajaran supaya materi yang diajarkan dapat tersampaikan
dengan tepat. Adanya media pembelajaran memberikan keringanan dan
kemudahan bagi pendidik dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga
pembelajaran berjalan secara efektif. Media pembelajaran yang digunakan
pendidik berupa media yang dapat dilihat langsung dan dipraktekkan oleh
peserta didik. Dalam pembelajaran pendidik menggunakan media
pembelajaran yang menarik, aman, dan tidak memberatkan beberapa pihak,
diantaranya media yang terbuat dari bahan bekas. Penggunaan media
pembelajaran tentunya membuat suasana pembelajaran lebih efektif,
kondusif, serta menyenangkan, sehingga peserta didik lebih semangat dalam
belajar.
2. Pengolahan bahan bekas dijadikan sebagai media pembelajaran menjadi
salah satu cara untuk mengurangi sampah yang ada pada lingkungan sekitar.
Bahan bekas dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dengan cara
mengolahnya, jadi pendidik harus selalu dituntut untuk kreatif dan inofatif
dalam mengolah bahan bekas sebagai media pembelajaran. Ada beberapa
langakah-langkah dalam mengolah bahan bekas menjadi media
pembelajaran diantaranya yaitu: pemilihan, memisahkan kelompok sampah
organik dan anorganik, kemudian, menerapkan konsep 3R yaitu: Reuse (
penggunaan kembali ), Reduce ( pengurangan ), dan Recycle ( daur ulang ).
Dengan langkah-langkah tersebut membuat pendidik lebih tahu dalam
mengolah bahan bekas sebagai media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran dari bahan bekas mebuat pendidik dan peserta didik lebih
kreatif.
3. Kendala penerapan bahan bekas dijadikan sebagai media pembelajaran yaitu
ada pada karakter dan gaya peserta didik yang berbeda-beda, sehingga tidak
mudah untuk mengkondisikannya. Membutuhkan waktu yang sedikit lama
untuk pembuatan bahan ajar. Peserta didik masih perlu juga didampingi
terus dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kemudian, media
pembelajaran yang digunakan dari bahan bekas gampang rusak jika tidak
digunakan secara berhati-hati.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan,
maka saran yang dapat disimpulkan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Semua media pembelajaran bertujuan sebagai sarana dan prasarana untuk
menjunjung proses pembelajaran, sehingga akan memudahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Jadi, pendidik disini harus
memiliki pengetahuan, kreativitas dalam mengolah dan menggunakan media
sumber belajar yang dapat menciptakan kondisi belajar secara efektif dan
efisien, seperti kreatif dalam mengolah bahan bekas menjadi media
pembelajaran.
2. Dalam pengolahan bahan bekas pendidik menjuru kepada keaktifan peserta
didik, agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya. Oleh karena itu pendidik mengajak peserta didik untuk
mengolah bahan bekas sebagai bentuk peduli lingkungan dan sebagai media
pembelajaran.
Ketersediaan
| STAR20210169 | 169/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
169/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
