Kompetensi Sosial Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam Mentransformasikan Nilai Sosial pada Siswa di MTs Lattekko Kecematan Awangpone Kabupaten Bone
Viviana/02.14.1127 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Kompetensi Sosial Guru Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) dalam Mentransformasikan Nilai Sosial pada Siswa di MTs Lattekko
kec.Awangpone. Kab. Bone. Bone. Hal yang dikaji dalam skripsi ini yakni, gambaran
kompetensi sosial guru di MTs Lattekko Kec.Awangpone. Kab. Bone dan model
transformasi nilai sosial pada siswa melalui kompetensi sosial guru di MTs Lattekko
Kec.Awangpone Kab.Bone.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas, digunakan metode
penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik yakni wawancara
(interview), dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
kualitatif, Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
yaitu dengan reduksi data, penyajian data, triangulasi dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi sosial guru telah
terlaksana dengan baik sesuai dengan visi dan misi sekolah MTs Lattekko , terbukti
adanya hubungan yang efektif serta bergaul dengan baik dengan pendidik lainnya,
tenaga kependidikan, peserta didik serta orang tua dan masyarakat sedangkan model
yang ditempuh oleh guru dalam mentransformasikan nilai sosial pada siswa di MTs
Lattekko
Untuk semua pendidik hendakya tidak ada henti-hentinya menjalin
komunikasi dengan semua pihak sehingga terjalin persaudaraan yang baik dan juga
kepada semua siswa diharapkan agar menjaga hubungan dengan baik kepada guru
sehingga lebih muda menerapkan nilai sosial kepada diri siswa.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam bab
III mengenai Kompetensi Sosial Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam
Mentransforamasikan Nilai Sosial pada Siswa di MTs Lattekko Kec.Awangpone
Kab. Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi sosial guru sejarah kebudayaan islam antara lain:
a. Hubungan komunikasi pendidik dengan tenaga kependidikan sangat baik
dilihat dari segi dalam bekerjasama melakukan tugas dan saling
berinteraksi dimanapun ia berada, baik di dalam maupun di luar sekolah.
b. Komunikasi pendidik selalu efektif dengan peserta didik di dalam proses
belajar mengajar dan menyapa serta mencium tangan guru apabila
bertemu.
c. Pendidik mempunyai hubungan yang baik dan efektif dengan pendidik
lainnya, peserta didik maupun dengan tenaga kependidikan dengan tidak
acuh tak acuh ketika bertemu serta melakukan kegiatan bersama dengan
saling berkumpul.
d. Pendidik menjalankan teknologi komunikasi dan informasi dengan baik
dalam proses belajar mengajar, menggunakan telfon dengan
memberitahukan kepada salah satu guru apabila guru lain berhalangan
hadir atau ada siswa yang sakit.
e. Pendidik bergaul secara efektif dengan pendidik lainnya, peserta didik dan
tenaga kependidikan bahwa jalinan kesemuanya sangat baik tetapi antara
pendidik dan peserta didik mempunyai batas tertentu.
f. Pendidik bergaul secara santun dengan orang tua/wali dan masyarakat
dilihat dari kegiatan rapat, sosisalisasi ataupun penerimaan rapor.
2. Transforamasi Nilai Sosial Pada Siswa
Adapun transformasi nilai-nilai sosial yaitu:
a. Menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia
Islam mengajarkan, bahwa manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama. Islam melarang merendahkan harkat dan martabat
manusia.
b. Mewujudkan kerja sama dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial
Dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dibutuhkan kerja
sama antar pihak demi tercapainya mutu pendidikan yang baik.
c. Mewujudkan kerja sama dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial
Dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dibutuhkan kerja
sama antar pihak demi tercapainya mutu pendidikan yang baik.
B. Implikasi
Terlepas dari fakta-fakta yang telah terungkap di atas, perlu adanya penulis
memberi saran semata-mata sebagai masukan khususnya untuk para pendidik dan
semua para siswa. Ini semua penulis lakukan bukan berarti ingin memberikan nasihat
bagi pendidik, namun hanya sebagai wujud kecintaan dan perhatian penulis kepada
semua pihak, bahwa perlunya meningkatkan kompetensi sosial agar dapat membina
karakter siswa yang dapat terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk semua pendidik hendaknya tidak ada henti-hentinya menjalin hubungan
komunikasi dengan pendidik lainnya, peserta didik, tenaga kependidikan maupun
orang tua dan masyarakat agar terjalin hubungan yang lebih efektif sehingga dapat
bergaul dan terjalin persaudaraan serta silaturahmi sehingga dapat bekerjasama dalam
melakukan kegiatan di sekolah atapun hal yang terkait dengan siswa itu sendiri.
Untuk semua siswa diharapkan agar senantiasa terjalin hubungan dengan baik
kesesama pendidik, tenaga kependidikan ataupun siswa lain agar lebih muda untuk
memberikan pembinaan karakter sehingga siswa dapat melakukannya sesuai yang
diharapkan agar selalu tertanam karakter dalam diri siswa.
Islam (SKI) dalam Mentransformasikan Nilai Sosial pada Siswa di MTs Lattekko
kec.Awangpone. Kab. Bone. Bone. Hal yang dikaji dalam skripsi ini yakni, gambaran
kompetensi sosial guru di MTs Lattekko Kec.Awangpone. Kab. Bone dan model
transformasi nilai sosial pada siswa melalui kompetensi sosial guru di MTs Lattekko
Kec.Awangpone Kab.Bone.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas, digunakan metode
penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik yakni wawancara
(interview), dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
kualitatif, Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
yaitu dengan reduksi data, penyajian data, triangulasi dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi sosial guru telah
terlaksana dengan baik sesuai dengan visi dan misi sekolah MTs Lattekko , terbukti
adanya hubungan yang efektif serta bergaul dengan baik dengan pendidik lainnya,
tenaga kependidikan, peserta didik serta orang tua dan masyarakat sedangkan model
yang ditempuh oleh guru dalam mentransformasikan nilai sosial pada siswa di MTs
Lattekko
Untuk semua pendidik hendakya tidak ada henti-hentinya menjalin
komunikasi dengan semua pihak sehingga terjalin persaudaraan yang baik dan juga
kepada semua siswa diharapkan agar menjaga hubungan dengan baik kepada guru
sehingga lebih muda menerapkan nilai sosial kepada diri siswa.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam bab
III mengenai Kompetensi Sosial Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam
Mentransforamasikan Nilai Sosial pada Siswa di MTs Lattekko Kec.Awangpone
Kab. Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi sosial guru sejarah kebudayaan islam antara lain:
a. Hubungan komunikasi pendidik dengan tenaga kependidikan sangat baik
dilihat dari segi dalam bekerjasama melakukan tugas dan saling
berinteraksi dimanapun ia berada, baik di dalam maupun di luar sekolah.
b. Komunikasi pendidik selalu efektif dengan peserta didik di dalam proses
belajar mengajar dan menyapa serta mencium tangan guru apabila
bertemu.
c. Pendidik mempunyai hubungan yang baik dan efektif dengan pendidik
lainnya, peserta didik maupun dengan tenaga kependidikan dengan tidak
acuh tak acuh ketika bertemu serta melakukan kegiatan bersama dengan
saling berkumpul.
d. Pendidik menjalankan teknologi komunikasi dan informasi dengan baik
dalam proses belajar mengajar, menggunakan telfon dengan
memberitahukan kepada salah satu guru apabila guru lain berhalangan
hadir atau ada siswa yang sakit.
e. Pendidik bergaul secara efektif dengan pendidik lainnya, peserta didik dan
tenaga kependidikan bahwa jalinan kesemuanya sangat baik tetapi antara
pendidik dan peserta didik mempunyai batas tertentu.
f. Pendidik bergaul secara santun dengan orang tua/wali dan masyarakat
dilihat dari kegiatan rapat, sosisalisasi ataupun penerimaan rapor.
2. Transforamasi Nilai Sosial Pada Siswa
Adapun transformasi nilai-nilai sosial yaitu:
a. Menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia
Islam mengajarkan, bahwa manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama. Islam melarang merendahkan harkat dan martabat
manusia.
b. Mewujudkan kerja sama dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial
Dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dibutuhkan kerja
sama antar pihak demi tercapainya mutu pendidikan yang baik.
c. Mewujudkan kerja sama dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial
Dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dibutuhkan kerja
sama antar pihak demi tercapainya mutu pendidikan yang baik.
B. Implikasi
Terlepas dari fakta-fakta yang telah terungkap di atas, perlu adanya penulis
memberi saran semata-mata sebagai masukan khususnya untuk para pendidik dan
semua para siswa. Ini semua penulis lakukan bukan berarti ingin memberikan nasihat
bagi pendidik, namun hanya sebagai wujud kecintaan dan perhatian penulis kepada
semua pihak, bahwa perlunya meningkatkan kompetensi sosial agar dapat membina
karakter siswa yang dapat terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk semua pendidik hendaknya tidak ada henti-hentinya menjalin hubungan
komunikasi dengan pendidik lainnya, peserta didik, tenaga kependidikan maupun
orang tua dan masyarakat agar terjalin hubungan yang lebih efektif sehingga dapat
bergaul dan terjalin persaudaraan serta silaturahmi sehingga dapat bekerjasama dalam
melakukan kegiatan di sekolah atapun hal yang terkait dengan siswa itu sendiri.
Untuk semua siswa diharapkan agar senantiasa terjalin hubungan dengan baik
kesesama pendidik, tenaga kependidikan ataupun siswa lain agar lebih muda untuk
memberikan pembinaan karakter sehingga siswa dapat melakukannya sesuai yang
diharapkan agar selalu tertanam karakter dalam diri siswa.
Ketersediaan
| STAR20190215 | 215/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
215/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyahh
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
