Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penanganan perilaku
hiperaktif anak di kelompok A RA Miftahul Iman Lompo Kecamatan Awangpone
Kabupaten Bone. 2) Untuk Mengetaui manfaat penerapan permainan lego terhadap
penanganan pada anak hiperaktif di kelompok A RA Miftahul Iman Lompo
Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif
dengan pendekatan pedagogik untuk memperoleh data yang diinginkan menggunakan
data primer dan data sekunder, selanjutnya dianalisis dengan cara 1. Reduksi data, 2.
Penyajian data, 3. Triangulasi, 4. Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan perilaku hiperaktif anak
di kelompok A RA Miftahul Iman Lompo Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
yaitu 1) Pujian: Guru memberikan pujian pada anak ketika anak berhasil menjawab
pertanyaan yang diberikan. 2) Arahan: Guru dan orang tua memberikan arahan
kepada anak agar anak bisa berperilaku baik. 3) Motivasi dan sentuhan: Guru dan
Orang tua memberikan motivasi dan sentuhan pada anak. seperti, anak di motivasi
untuk membantu teman. 4) Rapat dengan orang tua siswa: Guru melakukan rapat
dengan orang tua untuk membahas tentang perilaku anak di sekolah. 5) Kerjasama
guru dan orang tua: Untuk membantu anak dalam menciptakan suasana yang
menyenangkan. mengajak anak bermain bersama dan mengajak anak berdiskusi
tentang kegiatan yang telah dilakukan. 6) Mengajari anak mengucap maaf: Guru
mengajari anak mengucap maaf ketika melakukan kesalahan. 7) Mengajak anak
beraktifitas diluar ruangan: Guru mengajak anak bermain diluar ruangan. Berjalan
diatas papan titian, lompat jauh. 8) Mengajak anak bermain lego: guru mengajak anak
bermain lego untuk melatih daya ingat, ketenangan dan konsentrasi anak. Adapun
manfaat penerapan permainan lego terhadap penanganan pada anak hiperaktif di
kelompok A RA Miftahul Iman Lompo Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
yaitu 1) Guru mengenalkan warna: Guru menjelaskan kepada anak tiga macam
warna. 2) Guru mengenalkan bentuk: Guru mengenalkan tiga macam bentuk. 3) Guru
mengenalkan ukuran: guru mengenalkan ukuran panjang dan pendek. 4) Anak diajari
cara menyusun lego: guru mengajari anak acar menyusun lego sesuai gambar maupun
imajinasi anak.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis
dapat mengemukakan simpuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
1. Penanganan perilaku hiperaktif anak di kelompok A RA Miftahul Iman
Lompo Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone yaitu pemberian pujian, arahan,
motivasi dan sentuhan, rapat dengan orangtua siswa, kerjasama dengan orangtua
siswa, mengajari anak mengucap maaf dan mengajak anak beraktivitas diluar
ruangan. Anak diberikan arahan untuk duduk diam di tempat duduknya masing-
masing. Anak diberikan motivasi dan sentuhan sebagai bentuk peduli guru terhadap
anak agar bisa duduk tenang. Guru melakukan rapat dengan orangtua siswa untuk
membahas tentang perilaku anak-anaknya di sekolah. Guru melakukan kerjasama
dengan orangtua siswa untuk membantu dalam mendidik anak-anaknya di rumah
dalam bertingkah laku.
Guru dan orangtua selalu mengajari anak mengucap kata maaf ketika
melakukan kesalahan baik dengan keluarga maupun teman sebayanya. Guru dan
orangtua sering mengajak anak untuk beraktivitas diluar ruangan agar anak tidak
mudah merasa bosan ketika berada di dalam kelas dan ketika di rumah hanya berada
dalam rumah. Guru mengajak anak untuk bermain lego, dengan bermain lego anak
banyak mengenal warna, bentuk dan ukuran. Sehingga anak tertarik dan bisa duduk
tenang untuk menyusun lego tersebut. Dengan begitu anak tidak mudah stres dan
berperilaku kurang baik. Karena kehidupan anak yang terstruktur baik disekolah
maupun di rumah.
2. Manfaat penerapan permainan lego terhadap penanganan pada anak
hiperaktif di RA Miftahul Iman Lompo Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
yaitu pengenalan warna, bentuk dan ukuran pada anak. pengenalan warna pada anak
merupakan perlakuan yang bermanfaat bagi anak. Karena anak bisa mengenal
macam-macam warna melalui permainan lego dan bisa melatih koordinasi mata dan
tangan anak pada saat bermain. Pengenalan bentuk, anak dikenalkan bentuk sejak dini
melalui permainan lego. Sehingga anak bisa membedakan bentuk segi empat, segi
panjang dan segitiga. Dengan mengenalkan bentuk anak bisa duduk di kursi untuk
mencari dan menyesuaikan bentuk-bentuk lego yang sesuai agar bisa ditancapkan dan
menjadi sebuah hasil karya sesuai gambar atau imajinasi anak. Selain itu dalam
permainan lego anak juga dikenalkan ukuran, dilakukan untuk melihat manfaat
permainan lego dengan mengenal ukuran panjang, pendek, besar dan kecil. Sehingga
pada saat anak bermain, tidak mengganggu teman dan berlarian untuk bertanya
karena anak sudah mengenalnya. Dengan begitu anak bisa fokus untuk
menyelesaikan permainan lego.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka
saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Diharapkan kepala sekolah dan guru dapat berpartisipasi aktif dalam
menangani perilaku hiperaktif anak menjadi pribadi yang lebih tenang
dalam bertindak.
2. Diharapkan kepada guru kelas agar lebih semangat dalam memberi
penguatan pada anak dengan memberi pujian. Sehingga anak merasa
diperhatikan.
3. Diharapkan orang tua hendaknya lebih banyak memperhatikan anaknya
dalam urusan pendidikan, mengajarkan anak contoh perilaku yang baik
karena anak merupakan peniru yang ulung. Sehingga perilaku baik itu
dapat ditiru dan diterapkan anak di sekolah.
4. Diharapkan kepada siswa agar dengan adanya permainan lego dapat
merubah perilaku anak menjadi lebih tenang dan menambah pengetahuan
anak.
5. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi di
dalam dunia pendidikan formal maupun non formal.

STAR20210044

44/2021

Perpustakaan Pusat

Tersedia