Konsep Pendidikan Karakter Dalam Buku Ki Hajar Dewantara Yang Berjudul Bagian Pertama Pendidikan
Andi Harnidawati/021.7.5060 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang konsep pendidikan karakter dalam buku Ki Hajar
Dewantara yang berjudul bagian pertama pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsep pendidikan karakter dalam buku Ki Hajar Dewantara serta
komponen-komponen pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara.
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian pustaka (Library Research). Data primer dalam penelitian ini
diperoleh langsung sumber asli yang di tulis oleh tokoh itu sendiri. Adapun sumber
data primernya yaitu buku karya Ki Hajar Dewantara yang berjudul buku bagian
pertama tentang pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pendidikan karakter dapat dibentuk melalui
trilogi kepemimpinan dengan menggunakan menggunakan metode sistem among. 2)
komponen atau kriteria yang dapat membentuk pendidikan karakter yaitu
membangun karakter bangsa, karakter kebudayaan bangsa, karakter religius dan
karakter merdeka belajar. merdeka belajar dalam hal ini merupakan suatu langkah
untuk mencapai pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan
tujuan untuk mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki
karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Berdasarkan grad design yang di kembangkan kemendiknas tersebut, secara psikologi
dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari
seluruh potensi individu manusia( kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam konteks
interaksi sosial kultural ( keluarga, sekolah dan masyarakat) yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan yang di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantara
menunjukkan bahwa beliau memandang pendidikan moral sebagai suatu proses yang
dinamis dan berkesiambungan, karena sebagai proses pendidikan harus mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan zaman. Pendidikan yang di maksud
oleh Ki Hajar Dewantara adalah memperhatikan keseimbangan cipta, rasa dan karsa
dan tidak hanya proses alih ilmu pengetahuan saja atau transfer knowledge, akan
tetapi pendidikan juga sebagai proses transformasi nilai (tansformation of value).
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan mengajarkan tentang sebuah
kepemimpinan ideal, yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, ketika berada di depan pamong/
pendidik harus menjadi tauladan, Ing Madyo Mangun Karsa, ketika berada di tengah-
tengah pendidik harus mampu membangkitkan kemauan untuk bekerja, dan Tut Wuri
Handayani, ketika berada di belakang pendidik harus mampu menjadi pendorong.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai merdeka belajar dapat dilihat
dalam pemikirannya mengenai pendidikan yang mendorong terhadap perkembangan
peserta didik, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan
dapat bermanfaat bagi lingkungan masyarakat. Esensi dari merdeka belajar, yaitu
kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru, sehingga mendorong
terbentuk karakter jiwa merdeka karena siswa dan guru dapat mengekplorasi
pengetahuan dari lingkungannya, yang selama ini peserta didik dan pendidik belajar
berdasarkan materi dari buku atau modul.
Oleh sebab itu, merdeka belajar merupakan suatu langkah untuk mencapai
pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan tujuan untuk
mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Pendidikan itu harus memanusiakan manusia dan
memperkuat nilai kemanusiaan, ketiga konsentris yaitu pendidikan harus
mengahargai dan memerdekakan peserta didik, karena setiap orang berputar dan
beredar sesuai dengan orbitnya.
B. Implikasi
Sehubungan dengan hasil dari penelitian, maka penulis mengajukan implikasi
sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
Berdasarkan konsep Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan
proses pembelajaran dimana peserta didik di jadikan pusat pembelajaran
sedangkan pendidik hanya membimbing agar anak didiknyatetap berada
dalam jalur yang benar, serta pensisik memberi contoh dari apa yang
diajarkannya. Penulis berharap para pendidik atau calon pendidik untuk
dapat menjaga sikap dan perilakunya karena pendidik itu di gugu dan
ditiru, yang artinya pendidik itu di jadikan teladan.
2. Bagi Pemerintah
Penulis berharap pemerintah indonesia mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik
dengan mengacu pada nilai karakter itu sendiri.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat sebagai pemeran pendidikan karakter hendaknya
mengetahui nilai-nilai karakter yang wajib ditanamkan pada anak dan
menghilangkan potensi negatif yang ada pada diri anak. Dukungan
masyarakat sangat di butuhkan kesadaran yang nyata pada tiap-tiap
individu masyarakat.
Dewantara yang berjudul bagian pertama pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsep pendidikan karakter dalam buku Ki Hajar Dewantara serta
komponen-komponen pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara.
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian pustaka (Library Research). Data primer dalam penelitian ini
diperoleh langsung sumber asli yang di tulis oleh tokoh itu sendiri. Adapun sumber
data primernya yaitu buku karya Ki Hajar Dewantara yang berjudul buku bagian
pertama tentang pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pendidikan karakter dapat dibentuk melalui
trilogi kepemimpinan dengan menggunakan menggunakan metode sistem among. 2)
komponen atau kriteria yang dapat membentuk pendidikan karakter yaitu
membangun karakter bangsa, karakter kebudayaan bangsa, karakter religius dan
karakter merdeka belajar. merdeka belajar dalam hal ini merupakan suatu langkah
untuk mencapai pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan
tujuan untuk mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki
karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Berdasarkan grad design yang di kembangkan kemendiknas tersebut, secara psikologi
dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari
seluruh potensi individu manusia( kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam konteks
interaksi sosial kultural ( keluarga, sekolah dan masyarakat) yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan yang di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantara
menunjukkan bahwa beliau memandang pendidikan moral sebagai suatu proses yang
dinamis dan berkesiambungan, karena sebagai proses pendidikan harus mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan kemajuan zaman. Pendidikan yang di maksud
oleh Ki Hajar Dewantara adalah memperhatikan keseimbangan cipta, rasa dan karsa
dan tidak hanya proses alih ilmu pengetahuan saja atau transfer knowledge, akan
tetapi pendidikan juga sebagai proses transformasi nilai (tansformation of value).
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan mengajarkan tentang sebuah
kepemimpinan ideal, yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, ketika berada di depan pamong/
pendidik harus menjadi tauladan, Ing Madyo Mangun Karsa, ketika berada di tengah-
tengah pendidik harus mampu membangkitkan kemauan untuk bekerja, dan Tut Wuri
Handayani, ketika berada di belakang pendidik harus mampu menjadi pendorong.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai merdeka belajar dapat dilihat
dalam pemikirannya mengenai pendidikan yang mendorong terhadap perkembangan
peserta didik, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan
dapat bermanfaat bagi lingkungan masyarakat. Esensi dari merdeka belajar, yaitu
kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru, sehingga mendorong
terbentuk karakter jiwa merdeka karena siswa dan guru dapat mengekplorasi
pengetahuan dari lingkungannya, yang selama ini peserta didik dan pendidik belajar
berdasarkan materi dari buku atau modul.
Oleh sebab itu, merdeka belajar merupakan suatu langkah untuk mencapai
pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan tujuan untuk
mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Pendidikan itu harus memanusiakan manusia dan
memperkuat nilai kemanusiaan, ketiga konsentris yaitu pendidikan harus
mengahargai dan memerdekakan peserta didik, karena setiap orang berputar dan
beredar sesuai dengan orbitnya.
B. Implikasi
Sehubungan dengan hasil dari penelitian, maka penulis mengajukan implikasi
sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
Berdasarkan konsep Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan
proses pembelajaran dimana peserta didik di jadikan pusat pembelajaran
sedangkan pendidik hanya membimbing agar anak didiknyatetap berada
dalam jalur yang benar, serta pensisik memberi contoh dari apa yang
diajarkannya. Penulis berharap para pendidik atau calon pendidik untuk
dapat menjaga sikap dan perilakunya karena pendidik itu di gugu dan
ditiru, yang artinya pendidik itu di jadikan teladan.
2. Bagi Pemerintah
Penulis berharap pemerintah indonesia mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik
dengan mengacu pada nilai karakter itu sendiri.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat sebagai pemeran pendidikan karakter hendaknya
mengetahui nilai-nilai karakter yang wajib ditanamkan pada anak dan
menghilangkan potensi negatif yang ada pada diri anak. Dukungan
masyarakat sangat di butuhkan kesadaran yang nyata pada tiap-tiap
individu masyarakat.
Ketersediaan
| STAR20210372 | 372/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
372/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
