Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Sifat Tawadhu’ pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone
Nurbasyirah/02.17.1002 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Mare Kab.
Bone. Hal yang penting dikaji dalam skripsi ini yakni bagaimana sifat tawadhu’
siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone? bagaimana upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone? dan bagaiman kontribusi guru PAI dalam
pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII pada siswa SMP Negeri 4 Mare
Kab. Bone
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis melakukan
pendekatan paedagogis, pendekatan psikologis dan pendekatan teologi normatif.
Serta melakukan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap
reduksi data, penyajian data (display data) dan tahap penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1.Upaya yang dilakukan guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Mare dalam pembinaan sifat tawadhu’
pada siswa kelas VIII dengan menerapkan metode pembiasaan, metode
keteladanan, metode nasehat, dan metode perhatian atau pengawasan.1) metode
pembiasaan, dengan cara membiasakan siswa shalat bejamaah di sekolah seperti
shalat dzuhur di sekolah dan membiasakan untuk selalu bersikap ramah, dan
berbahasa yang baik. 2) metode kateladanan, dengan cara memberikan tauladan
atau contoh perilaku yang baik kepada siswa. 3) metode nasehat, dengan cara guru
memberikan nesehat dengan ucapan lisan yang baik yang membangun sifat
tawadhu’. 4) metode perhatian atau pengawasan, dengan cara memantau siswa
untuk selalu bersifat tawadhu’. 5) metode hukuman, dengan cara tingkah laku
siswa yang kurang baik akan mendapatkan hukuman berupa teguran, akan tetapi
hukuman yang berlaku juga harus mendidik siswa. 2. Dalam pembinaan sifat
tawadhu’ siswa, kelas VIII SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone terdapat faktor
penghambat, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal
yaitu siswa sulit mendengar nasehat guru dan adanya sifat bawaan siswa yang
kurang baik. Kedua , faktor eksternal yaitu guru sulit mengontrol siswa ketika
berada di lingkungan keluarga dan masyarakat serta adanya pergaulan siswa
dengan teman sebaya yang kurang baik. 3. Kontribusi guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII SMPN 4 Mare Kab.
Bone, bahwa guru PAI telah berkontribusi Kepada siswa baik dalam metode
pembiasaan, keteladanan, nasehat, perhatian atau pengawasan dan hukuman yaitu:
1) metode pembiasaan siswa telah terbiasa melakukan shalat berjamaah bukan
hanya di sekolah tetapi juga di rumah 2) dengan metode nasehat dari guru PAI
mampu menyentuh hati dan jiwa siswa sehingga dapat berubah dari hal yang
kurang baik menjadi lebih baik. 3) dengan metode keteladanan guru PAI telah
menjadi cermin dan teladan bagi siswa seperti dalam hal kedisiplinan. 4) dengan
metode perhatian adanya perhatian dapat membuat siswa memiliki tingkah laku
yang baik.5) dengan metode hukuman yakni mampu membuat siswa jera dalam
melakukan kesalahan.
A. Simpulan
Berdassarkan hasil penelitian tentang peranan guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ Siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Mare Kab. Bone, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4
Mare dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII dengan
menerapkan metode pembiasaan, metode keteladanan, metode nasehat,
dan metode perhatian atau pengawasan. Pertama, metode pembiasaan,
dengan cara membiasakan siswa shalat bejamaah di sekolah seperti shalat
dzuhur di sekolah dan membiasakan untuk selalu bersikap ramah, dan
berbahasa yang baik. Kedua, metode kateladanan, dengan cara
memberikan tauladan atau contoh perilaku yang baik kepada siswa.
Ketiga, metode nasehat, dengan cara guru memberikan nesehat dengan
ucapan lisan yang baik yang membangun sifat tawadhu’. Keempat, metode
perhatian atau pengawasan, dengan cara memantau siswa untuk selalu
bersifat tawadhu’. Kelima, metode hukuman, dengan cara tingkah laku
siswa yang kurang baik akan mendapatkan hukuman berupa teguran.
2. Dalam pembinaan sifat tawadhu’ siswa, kelas VIII SMP Negeri 4 Mare
Kab. Bone terdapat faktor penghambat, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Pertama, faktor internal yaitu siswa sulit mendengar nasehat
guru dan adanya sifat bawaan siswa yang kurang baik. Kedua , faktor
eksternal yaitu guru sulit mengontrol siswa ketika berada di lingkungan
keluarga dan masyarakat.
3. Kontribusi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’
pada siswa kelas VIII SMPN 4 Mare Kab. Bone, bahwa guru PAI telah
berkontribusi Kepada siswa baik dalam metode pembiasaan, keteladanan,
nasehat, perhatian atau pengawasan dan hukuman yaitu: 1) metode
pembiasaan siswa telah terbiasa melakukan shalat berjamaah bukan hanya
di sekolah tetapi juga di rumah. 2) dengan metode nasehat dari guru PAI
mampu menyentuh hati dan jiwa siswa sehingga dapat berubah dari hal
yang kurang baik menjadi lebih baik. 3) dengan metode keteladanan guru
PAI telah menjadi cermin dan teladan bagi siswa seperti dalam hal
kedisiplinan serta memperlakukan dan tidak membeda-bedakan siswa lain.
4) dengan metode perhatian adanya perhatian dapat membuat siswa
memiliki tingkah laku yang baik.5) dengan metode hukuman yakni
mampu membuat siswa jera dalam melakukan kesalahan
B. Implikasi
Setelah mengadakan penelitian tentang peranan guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Mare
maka saran yang akan peneliti sampaikan, yaitu sebagai berikut:
1. Hendaknya guru melakukan kerja sama dengan orang tua siswa dalam
pembinaan sifat tawadhu’ kepada siswa agar penerapan sifat tawadhu’
tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah, tetapi juga diterapkan di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
2. Guru Pendiidikan Agama Islam melakukan kerja sama dengan guru
pembina ROHIS dalam pembinaan sifat tawadhu’ dengan melakukan
kegiatan seperti malam bina iman dan takwa, agar siswa membiasakan
bersifat tawadhu’ beribadah ( zikir, tadabur, tafakur), dan melembutkan
hati.
dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Mare Kab.
Bone. Hal yang penting dikaji dalam skripsi ini yakni bagaimana sifat tawadhu’
siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone? bagaimana upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone? dan bagaiman kontribusi guru PAI dalam
pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII pada siswa SMP Negeri 4 Mare
Kab. Bone
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis melakukan
pendekatan paedagogis, pendekatan psikologis dan pendekatan teologi normatif.
Serta melakukan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap
reduksi data, penyajian data (display data) dan tahap penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1.Upaya yang dilakukan guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Mare dalam pembinaan sifat tawadhu’
pada siswa kelas VIII dengan menerapkan metode pembiasaan, metode
keteladanan, metode nasehat, dan metode perhatian atau pengawasan.1) metode
pembiasaan, dengan cara membiasakan siswa shalat bejamaah di sekolah seperti
shalat dzuhur di sekolah dan membiasakan untuk selalu bersikap ramah, dan
berbahasa yang baik. 2) metode kateladanan, dengan cara memberikan tauladan
atau contoh perilaku yang baik kepada siswa. 3) metode nasehat, dengan cara guru
memberikan nesehat dengan ucapan lisan yang baik yang membangun sifat
tawadhu’. 4) metode perhatian atau pengawasan, dengan cara memantau siswa
untuk selalu bersifat tawadhu’. 5) metode hukuman, dengan cara tingkah laku
siswa yang kurang baik akan mendapatkan hukuman berupa teguran, akan tetapi
hukuman yang berlaku juga harus mendidik siswa. 2. Dalam pembinaan sifat
tawadhu’ siswa, kelas VIII SMP Negeri 4 Mare Kab. Bone terdapat faktor
penghambat, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal
yaitu siswa sulit mendengar nasehat guru dan adanya sifat bawaan siswa yang
kurang baik. Kedua , faktor eksternal yaitu guru sulit mengontrol siswa ketika
berada di lingkungan keluarga dan masyarakat serta adanya pergaulan siswa
dengan teman sebaya yang kurang baik. 3. Kontribusi guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII SMPN 4 Mare Kab.
Bone, bahwa guru PAI telah berkontribusi Kepada siswa baik dalam metode
pembiasaan, keteladanan, nasehat, perhatian atau pengawasan dan hukuman yaitu:
1) metode pembiasaan siswa telah terbiasa melakukan shalat berjamaah bukan
hanya di sekolah tetapi juga di rumah 2) dengan metode nasehat dari guru PAI
mampu menyentuh hati dan jiwa siswa sehingga dapat berubah dari hal yang
kurang baik menjadi lebih baik. 3) dengan metode keteladanan guru PAI telah
menjadi cermin dan teladan bagi siswa seperti dalam hal kedisiplinan. 4) dengan
metode perhatian adanya perhatian dapat membuat siswa memiliki tingkah laku
yang baik.5) dengan metode hukuman yakni mampu membuat siswa jera dalam
melakukan kesalahan.
A. Simpulan
Berdassarkan hasil penelitian tentang peranan guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ Siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Mare Kab. Bone, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4
Mare dalam pembinaan sifat tawadhu’ pada siswa kelas VIII dengan
menerapkan metode pembiasaan, metode keteladanan, metode nasehat,
dan metode perhatian atau pengawasan. Pertama, metode pembiasaan,
dengan cara membiasakan siswa shalat bejamaah di sekolah seperti shalat
dzuhur di sekolah dan membiasakan untuk selalu bersikap ramah, dan
berbahasa yang baik. Kedua, metode kateladanan, dengan cara
memberikan tauladan atau contoh perilaku yang baik kepada siswa.
Ketiga, metode nasehat, dengan cara guru memberikan nesehat dengan
ucapan lisan yang baik yang membangun sifat tawadhu’. Keempat, metode
perhatian atau pengawasan, dengan cara memantau siswa untuk selalu
bersifat tawadhu’. Kelima, metode hukuman, dengan cara tingkah laku
siswa yang kurang baik akan mendapatkan hukuman berupa teguran.
2. Dalam pembinaan sifat tawadhu’ siswa, kelas VIII SMP Negeri 4 Mare
Kab. Bone terdapat faktor penghambat, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Pertama, faktor internal yaitu siswa sulit mendengar nasehat
guru dan adanya sifat bawaan siswa yang kurang baik. Kedua , faktor
eksternal yaitu guru sulit mengontrol siswa ketika berada di lingkungan
keluarga dan masyarakat.
3. Kontribusi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’
pada siswa kelas VIII SMPN 4 Mare Kab. Bone, bahwa guru PAI telah
berkontribusi Kepada siswa baik dalam metode pembiasaan, keteladanan,
nasehat, perhatian atau pengawasan dan hukuman yaitu: 1) metode
pembiasaan siswa telah terbiasa melakukan shalat berjamaah bukan hanya
di sekolah tetapi juga di rumah. 2) dengan metode nasehat dari guru PAI
mampu menyentuh hati dan jiwa siswa sehingga dapat berubah dari hal
yang kurang baik menjadi lebih baik. 3) dengan metode keteladanan guru
PAI telah menjadi cermin dan teladan bagi siswa seperti dalam hal
kedisiplinan serta memperlakukan dan tidak membeda-bedakan siswa lain.
4) dengan metode perhatian adanya perhatian dapat membuat siswa
memiliki tingkah laku yang baik.5) dengan metode hukuman yakni
mampu membuat siswa jera dalam melakukan kesalahan
B. Implikasi
Setelah mengadakan penelitian tentang peranan guru Pendidikan Agama
Islam dalam pembinaan sifat tawadhu’ siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Mare
maka saran yang akan peneliti sampaikan, yaitu sebagai berikut:
1. Hendaknya guru melakukan kerja sama dengan orang tua siswa dalam
pembinaan sifat tawadhu’ kepada siswa agar penerapan sifat tawadhu’
tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah, tetapi juga diterapkan di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
2. Guru Pendiidikan Agama Islam melakukan kerja sama dengan guru
pembina ROHIS dalam pembinaan sifat tawadhu’ dengan melakukan
kegiatan seperti malam bina iman dan takwa, agar siswa membiasakan
bersifat tawadhu’ beribadah ( zikir, tadabur, tafakur), dan melembutkan
hati.
Ketersediaan
| STAR20220362 | 362/2022 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
362/2022
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2022
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
