Gaya Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Nonformal dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Instruktur (Studi Lembaga Kursus dan Pelatihan Yawec-Hitech Pro Watampone).

No image available for this title
Skripsi ini membahas mengenai “Gaya Kepemimpinan Lembaga
Pendidikan Nonformal dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Instruktur (Studi
Lembaga Kursus dan Pelatihan Yawec-Hitech Pro Watampone)”. Pokok
permasalahan adalah bagaimana gaya kepemimpinan lembaga pendidikan
nonformal di Yawec-Hitech Pro Watampone dan bagaimana upaya pemimpin
lembaga dalam meningkatkan motivasi kerja instruktur di Yawec-Hitech Pro
Watampone.
Untuk mengatasi masalah di atas, maka penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan ilmu manajemen, pendekatan
psikologis dan pendekatan paedagogik. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan penulis dalam peneltian ini yaitu pedoman observasi, pedoman
wawancara dan alat dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan yaitu riset kepustakaan dan riset lapangan dengan beberapa teknik yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini
mengacu pada analisis kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap reduksi data (data
reduction), penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan (conclution
drawing/verification).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan lembaga
pendidikan nonformal dalam meningkatkan motivasi kerja instruktur (studi
lembaga kursus dan pelatihan Yawec-Hitech Pro Watampone yakni 1) Gaya
kepemimpinan yang diterapkan lembaga pendidikan nonformal di Yawec-Hitech
Pro watampone adalah lebih dominan kepada gaya demokratis. Namun gaya
otokratik dan Laissez Faire juga diterapkan dalam hal-hal dan situasi tertentu.
Gaya demokratis diterapkan pada saat pengambilan keputusan dengan melibatkan
bawahan. Karena ciri gaya demokratis ini bersifat lebih bermusyawarah dan
menghargai ide atau saran dari bawahan. Serta ikut berpartisipasi dalam suatu
kegiatan. Gaya otokratik diterapkan pada saat mengarahkan dan membimbing
bawahan, karena pada dasarnya tugas pemimpin adalah mengatur bawahan agar
mau bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan lembaga pendidikan. Gaya
Laissez Faire diterapkan pada saat kerja sama antar anggota dilakukan tanpa
campur tangan pemimpin, instruktur diberikan kebebasan dalam hal
mengembangkan kreativitasnya namun tetap diberikan arahan dan pengawasan.
Gaya Laissez Faire ini memiliki ciri bersifat bebas. 2) Upaya yang dilakukan oleh
pemimpin lembaga dalam meningkatkan motivasi kerja instruktur yang paling
utama adalah pemenuhan kebutuhan, yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan, kebutuhan akan kasih
sayang dan afiliasi, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktulisasi
diri. Pemenuhan kebutuhan tersebut mampu meningkatkan motivasi kerja para
instruktur.
A. Simpulan
Setelah mengadakan penelitian mengenai gaya kepemimpinan pendidikan
nonformal dalam meningkatkan motivasi kerja instruktur di lembaga kursus dan
pelatihan Yawec-Hitech Pro Watampone maka simpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan lembaga pendidikan nonformal di
Yawec-Hitech Pro watampone adalah lebih dominan kepada gaya
demokratis. Namun gaya otokratik dan Laissez Faire juga diterapkan
dalam hal-hal dan situasi tertentu. Gaya demokratis diterapkan pada saat
pengambilan keputusan dengan melibatkan bawahan. Karena ciri gaya
demokratis ini bersifat lebih bermusyawarah dan menghargai ide atau
saran dari bawahan. Serta ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Gaya
otokratik diterapkan pada saat mengarahkan dan membimbing bawahan,
karena pada dasarnya tugas pemimpin adalah mengatur bawahan agar mau
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan lembaga pendidikan. Gaya
Laissez Faire diterapkan pada saat kerja sama antar anggota dilakukan
tanpa campur tangan pemimpin, instruktur diberikan kebebasan dalam hal
mengembangkan kreativitasnya namun tetap diberikan arahan dan
pengawasan. Gaya Laissez Faire ini memiliki ciri bersifat bebas.
2. Upaya yang dilakukan oleh pemimpin lembaga dalam meningkatkan
motivasi kerja instruktur yang paling utama adalah pemenuhan kebutuhan,
yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman dan keselamatan, kebutuhan akan kasih sayang dan afiliasi,
kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktulisasi diri.
Pemenuhan kebutuhan tersebut mampu meningkatkan motivasi kerja para
instruktur.
B. Saran
Setelah penulis menguraikan simpulan, maka di bawah ini akan
diuraikann saran, adapun saran yang penulis maksud dalam pembahsan skripsi ini
yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya gaya kepemimpinan lembaga pendidikan nonformal perlu ada
pengembangan yang lebih membangun untuk menjadi lembaga yang lebih
baik.
2. Upaya yang dilakukan oleh pemimpin lembaga dalam meningkatkan
motivasi kerja instruktur masih perlu untuk ditingkatkan agar lebih
meningkatnya gairah kerja instruktur sehingga tercapai kebutuhan-
kebutuhannya yang belum terpenuhi sebelumnya. Dengan demikian tujuan
lembaga pendidikan nonformal dapat mengarah pada tujuan yang telah
ditetapkan.
Ketersediaan
STAR2019132132/2019Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

132/2019

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi Tarbiyahh

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top