Implementasi Pendidikan Karakter dalam Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Sekolah pada Siswa MA Nurul Akbar Pongka Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone
Nur Rahmah/02.16.1071 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang implementasi pendidikan karakter dalam
menumbuhkan sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa di MA Nurul Akbar
Pongka Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. Dengan tujuan untuk
mengetahui implementasi pendidikan karakter di MA Nurul Akbar Pongka
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone, menjabarkan bentuk sikap peduli
lingkungan sekolah di MA Nurul Akbar Pongka dan memetakan faktor pendukung
dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam menumbuhkan sikap peduli
lingkungan sekolah di MA Nurul Akbar Pongka Kecamatan Tellu Siattinge
Kabupaten Bone.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pedagogis, pendekatan
sosiologis, dan pendekatan psikologis. Dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan tahap
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter
diterapkan dengan cara, yakni guru menggunakan metode pendidikan karakter yang
bervariasi dengan menggunakan metode pembiasaan, keteladanan, melalui nasehat-
nasehat dan pemberian perhatian, serta reward dan punishment. Cara lainnya adalah
melalui pendidikan karakter yang terintegrasi kedalam pembelajaran, terintegrasi
kedalam kegiatan ekstrakulikuler dan kedalam kehidupan sehari-hari dengan
keteladanan, kegiatan spontan, dan teguran. 2) Bentuk sikap peduli lingkungan di
sekolah ditunjukkan oleh siswa, di dalam kelas dilakukan dengan tersedia tempat
sampah, setiap jam terakhir mata pelajaran melakukan kebersihan memungut sampah
disekitar kelas, piket secara berkelompok membersihkan kelas, menata bangku dan
kursi secara individu setelah pulang sekolah, dan tidak merusak atau mencoret
tembok/fasilitas sekolah. Dan di luar kelas/lingkungan sekolah dilakukan dengan
memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, tersedia tempat
pembuangan sampah dan tempat cuci tangan, menyediakan kamar mandi dan air
bersih, membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik, menyediakan
peralatan kebersihan, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, seluruh
warga sekolah melakukan Jum’at bersih, dan pengambil sampah yang berserakan. 3)
faktor pendukungnya yaitu: tersedia sarana dan prasarana yang memadai, dukungan
dari warga sekolah dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Adapun faktor
penghambatnya yaitu pemanfaatan sarana dan prasarana belum maksimal,
konsekuensi yang belum tegas dan kurangnya kesadaran warga sekolah. Sebagai
solusi dari faktor penghambatnya yaitu memberikan pemahaman kepada siswa agar
menggunakan sarana dan prasarana yang sudah disediakan sekolah, kepala sekolah
membuat peraturan tertulis terkait kepedulian lingkungan sekolah yang disertai
dengan konsekuensi yang tegas, dan memberikan bimbingan dan pelatihan dengan
membuat program peduli lingkungan sekolah.
Implikasi penelitian menunjukkan bahwa warga sekolah harus membangun
kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah,
membuat peraturan tertulis yang disertai dengan konsekuensi yang tegas, dan
membuat program pemisahan sampah organik dan anorganik.
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta penafsiran
data yang telah penulis lakukan tentang implementasi pendidikan karakter dalam
menumbuhkan sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa MA Nurul Akbar Pongka
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone, maka penulis dapat menyimpulkan:
1. Implementasi pendidikan karakter di MA Nurul Akbar Pongka sudah
diterapkan, dengan metode pendidikan karakter dan bentuk-bentuk pendidikan
karakter. Metode pendidikan karakter dilakukan dengan menggunakan metode
pembiasaan, keteladanan, melalui nasehat-nasehat dan pemberian perhatian,
dan metode reward dan punishment. Dan melalui bentuk-bentuk pendidikan
karakter yaitu terintegrasi dalam pembelajaran, terintegrasi kedalam kegiatan
ekstrakulikuler, dan terintergrasi kedalam kehidupan sehari-hari baik dengan
keteladanan, kegiatan spontan, dan teguran.
2. Bentuk sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa MA Nurul Akbar sudah
baik. Dengan menjaga lingkungan di dalam kelas dan di luar kelas/ lingkungan
sekolah. Di dalam kelas dilakukan dengan cara tersedia tempat sampah, setiap
jam terakhir mata pelajaran melakukan kebersihan memungut sampah di
sekitar kelas, piket kelas secara berkelompok membersihkan kelas, siswa
menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah, dan tidak
merusak atau mencoret tembok/fasilitas sekolah. Dan di luar kelas/lingkungan
sekolah dilakukan dengan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah, tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan,
menyediakan kamar mandi dan air bersih, membangun saluran pembuangan air
limbah dengan baik, menyediakan peralatan kebersihan, membiasakan
membuang sampah pada tempatnya, seluruh warga sekolah melakukan Jum’at
bersih, dan pengambil sampah yang berserakan.
3. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter dalam menumbuhkan
sikap peduli lingkungan yaitu tersedia sarana dan prasarana yang memadai,
dukungan dari warga sekolah dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Adapun faktor penghambatnya yaitu pemanfaatan sarana dan prasarana belum
maksimal, konsekuensi yang belum tegas dan kurangnya kesadaran warga
sekolah. Sebagai solusi dari faktor penghambatnya yaitu memberikan
pemahaman kepada siswa agar menggunakan sarana dan prasarana yang sudah
disediakan sekolah, kepala sekolah membuat peraturan tertulis terkait
kepedulian lingkungan sekolah yang disertai dengan konsekuensi yang tegas,
dan memberikan bimbingan dan pelatihan dengan membuat program peduli
lingkungan sekolah.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan tersebut, maka penulis akan memberikan saran sebagai
bentuk implikasi penelitian, kepada:
1. Warga sekolah agar menumbuhkan dan meningkatkan sikap peduli lingkungan
sekolah dengan cara membangun kesadaran akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan.
2. Kepala sekolah harus membuat peraturan dalam bentuk tertulis yang disertai
dengan konsekuensi yang tegas terkait dengan kepedulian lingkungan, tidak
hanya bentuk lisan yang hanya memberikan teguran, agar pelanggaran yang
dilakukan siswa dapat diminimalisir.
3. Guru atau wali kelas harus membuat program memisahkan sampah organik dan
anorganik dengan cara menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk
sampah organik dan anorganik di setiap kelas.
menumbuhkan sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa di MA Nurul Akbar
Pongka Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. Dengan tujuan untuk
mengetahui implementasi pendidikan karakter di MA Nurul Akbar Pongka
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone, menjabarkan bentuk sikap peduli
lingkungan sekolah di MA Nurul Akbar Pongka dan memetakan faktor pendukung
dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam menumbuhkan sikap peduli
lingkungan sekolah di MA Nurul Akbar Pongka Kecamatan Tellu Siattinge
Kabupaten Bone.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pedagogis, pendekatan
sosiologis, dan pendekatan psikologis. Dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif dengan tiga tahap yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan tahap
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter
diterapkan dengan cara, yakni guru menggunakan metode pendidikan karakter yang
bervariasi dengan menggunakan metode pembiasaan, keteladanan, melalui nasehat-
nasehat dan pemberian perhatian, serta reward dan punishment. Cara lainnya adalah
melalui pendidikan karakter yang terintegrasi kedalam pembelajaran, terintegrasi
kedalam kegiatan ekstrakulikuler dan kedalam kehidupan sehari-hari dengan
keteladanan, kegiatan spontan, dan teguran. 2) Bentuk sikap peduli lingkungan di
sekolah ditunjukkan oleh siswa, di dalam kelas dilakukan dengan tersedia tempat
sampah, setiap jam terakhir mata pelajaran melakukan kebersihan memungut sampah
disekitar kelas, piket secara berkelompok membersihkan kelas, menata bangku dan
kursi secara individu setelah pulang sekolah, dan tidak merusak atau mencoret
tembok/fasilitas sekolah. Dan di luar kelas/lingkungan sekolah dilakukan dengan
memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, tersedia tempat
pembuangan sampah dan tempat cuci tangan, menyediakan kamar mandi dan air
bersih, membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik, menyediakan
peralatan kebersihan, membiasakan membuang sampah pada tempatnya, seluruh
warga sekolah melakukan Jum’at bersih, dan pengambil sampah yang berserakan. 3)
faktor pendukungnya yaitu: tersedia sarana dan prasarana yang memadai, dukungan
dari warga sekolah dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Adapun faktor
penghambatnya yaitu pemanfaatan sarana dan prasarana belum maksimal,
konsekuensi yang belum tegas dan kurangnya kesadaran warga sekolah. Sebagai
solusi dari faktor penghambatnya yaitu memberikan pemahaman kepada siswa agar
menggunakan sarana dan prasarana yang sudah disediakan sekolah, kepala sekolah
membuat peraturan tertulis terkait kepedulian lingkungan sekolah yang disertai
dengan konsekuensi yang tegas, dan memberikan bimbingan dan pelatihan dengan
membuat program peduli lingkungan sekolah.
Implikasi penelitian menunjukkan bahwa warga sekolah harus membangun
kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah,
membuat peraturan tertulis yang disertai dengan konsekuensi yang tegas, dan
membuat program pemisahan sampah organik dan anorganik.
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta penafsiran
data yang telah penulis lakukan tentang implementasi pendidikan karakter dalam
menumbuhkan sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa MA Nurul Akbar Pongka
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone, maka penulis dapat menyimpulkan:
1. Implementasi pendidikan karakter di MA Nurul Akbar Pongka sudah
diterapkan, dengan metode pendidikan karakter dan bentuk-bentuk pendidikan
karakter. Metode pendidikan karakter dilakukan dengan menggunakan metode
pembiasaan, keteladanan, melalui nasehat-nasehat dan pemberian perhatian,
dan metode reward dan punishment. Dan melalui bentuk-bentuk pendidikan
karakter yaitu terintegrasi dalam pembelajaran, terintegrasi kedalam kegiatan
ekstrakulikuler, dan terintergrasi kedalam kehidupan sehari-hari baik dengan
keteladanan, kegiatan spontan, dan teguran.
2. Bentuk sikap peduli lingkungan sekolah pada siswa MA Nurul Akbar sudah
baik. Dengan menjaga lingkungan di dalam kelas dan di luar kelas/ lingkungan
sekolah. Di dalam kelas dilakukan dengan cara tersedia tempat sampah, setiap
jam terakhir mata pelajaran melakukan kebersihan memungut sampah di
sekitar kelas, piket kelas secara berkelompok membersihkan kelas, siswa
menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah, dan tidak
merusak atau mencoret tembok/fasilitas sekolah. Dan di luar kelas/lingkungan
sekolah dilakukan dengan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah, tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan,
menyediakan kamar mandi dan air bersih, membangun saluran pembuangan air
limbah dengan baik, menyediakan peralatan kebersihan, membiasakan
membuang sampah pada tempatnya, seluruh warga sekolah melakukan Jum’at
bersih, dan pengambil sampah yang berserakan.
3. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter dalam menumbuhkan
sikap peduli lingkungan yaitu tersedia sarana dan prasarana yang memadai,
dukungan dari warga sekolah dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Adapun faktor penghambatnya yaitu pemanfaatan sarana dan prasarana belum
maksimal, konsekuensi yang belum tegas dan kurangnya kesadaran warga
sekolah. Sebagai solusi dari faktor penghambatnya yaitu memberikan
pemahaman kepada siswa agar menggunakan sarana dan prasarana yang sudah
disediakan sekolah, kepala sekolah membuat peraturan tertulis terkait
kepedulian lingkungan sekolah yang disertai dengan konsekuensi yang tegas,
dan memberikan bimbingan dan pelatihan dengan membuat program peduli
lingkungan sekolah.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan tersebut, maka penulis akan memberikan saran sebagai
bentuk implikasi penelitian, kepada:
1. Warga sekolah agar menumbuhkan dan meningkatkan sikap peduli lingkungan
sekolah dengan cara membangun kesadaran akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan.
2. Kepala sekolah harus membuat peraturan dalam bentuk tertulis yang disertai
dengan konsekuensi yang tegas terkait dengan kepedulian lingkungan, tidak
hanya bentuk lisan yang hanya memberikan teguran, agar pelanggaran yang
dilakukan siswa dapat diminimalisir.
3. Guru atau wali kelas harus membuat program memisahkan sampah organik dan
anorganik dengan cara menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk
sampah organik dan anorganik di setiap kelas.
Ketersediaan
| STAR20200032 | 32/2020 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
32/2020
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2020
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyahh
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
