Peran Pembina Asrama dalam Pencegahan Perilaku Bullying pada Santri Putri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone.
Irma Susanti/02. 16. 1030 - Personal Name
Skripsi ini membahas peran pembina asrama dalam pencegahan perilaku
bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung Bone. Masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah implementasi pembinaan santri putri pondok
pesantren al-Ikhlas Ujung, bentuk-bentuk perbuatan bullying pada santri putri
pondok pesantren al-Ikhlas Ujung, serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pencegahan perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung.
Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi pembinaan santri putri
pondok pesantren al-Ikhlas Ujung, untuk mengetahui bentuk-bentuk perbuatan
bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung dan untuk mengetahui
faktor pendukung dan penghambat dalam pencegahan perilaku bullying pada santri
putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan teologis-normatif, paedagogik,
dan psikologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Implementasi pembinaan
santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung adalah pembinaan kehidupan sosial,
pembinaan akhlak, pembinaan ibadah, serta pembinaan akademik. Kedua, bentuk-
bentuk perbuatan bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung adalah
bullying secara lisan (memberi julukan, mengejek, menghina dan mengancam),
bullying secara sosial (mengabaikan teman, tidak mengajak berteman, memberi
isyarat tidak sopan), bullying secara psikologi (menyebarkan isu-isu negatif,
pandangan rasa tidak senang, kebencian, menyembunyikan barang). Ketiga, faktor
pendukung dalam pencegahan perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren
al-Ikhlas Ujung adalah dengan menciptakan lingkungan yang positif yakni
membangun komunikasi yang baik, membangun suasana pondok atau asrama itu
penuh dengan rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Memberi feedback positif bagi
santri yakni senantiasa memberi nasehat dan teguran kepada santri putri yang
melakukan kesalahan, serta memberi wadah kepada semua santri untuk
menyampaikan keluh kesah yang dialami. Dan faktor penghambat dalam pencegahan
perilaku bullying yakni adanya kelompok-kelompok atau geng dikalangan santri
putri, ketidaksadaran santri putri ketika melakukan perilaku bullying, dan adanya
santri putri yang memiliki sifat keras kepala.
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian tentang Peran Pembina dalam Pencegahan
Perilaku Bullying Pada Santri Putri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Pembinaan santri putri di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung,
adalah: Pembinaan kehidupan sosial; memberi kasih sayang kepada santri,
mengajarkan cara untuk saling menghormati, dan penasehat sekaligus teman
curhat. Pembinaan akhlak; menampilkan perilaku yang baik, menanamkan
kepada santri hal-hal yang baik, memperlihatkan cara berkomuniksi yang baik
dengan orang lain, dan memberikan siraman rohani. Pembinaan ibadah;
mengingatkan santri untuk melaksanakan ibadah shalat 5 waktu, mengingatkan
santri untuk berbuat kebaikan, mengarahkan santri untuk senantiasa
menjalankan perintah agama, dan mengingatkan santri untuk mengikuti
kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Pembinaan akademik; memberi
pemahaman-pemahaman, mentransfer ilmu penegtahuan, dan menanamkan
sikap saling menghargai.
2. Bentuk-bentuk perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas
Ujung adalah bullying secara lisan yakni memberi julukan, mengejek,
menghina dan mengancam. Bullying secara sosial yakni mengabaikan teman,
tidak mengajak berteman, memberi isyarat yang tidak sopan. Bullying secara
psikologi yakni menyebarkan isu-isu negatif, pandangan yang menunjukkan
rasa tidak senang, kebencian, menyembunyikan atau merusak barang.
3. Faktor pendukung dalam pencegahan perilaku bullying pembina asrama
menciptakan lingkungan yang positif yakni membangun komunikasi yang baik
dengan santri, membangun suasana pondok atau asrama itu penuh dengan rasa
kekeluargaan dan persaudaraan. Memberi feedback positif bagi santri yakni
senantiasa memberi nasehat dan teguran kepada santri putri ketika melakukan
kesalahan, serta memberi wadah kepada semua santri untuk menyampaikan
keluh kesah yang dialami. Adapun faktor penghambatnya yakni adanya
terbentuk kelompok-kelompok atau geng dikalangan santri putri,
ketidaksadaran santri putri ketika melakukan perilaku bullying, dan adanya
santri putri yang memiliki sifat keras kepala.
B. Implikasi
Setelah memperhatikan beberapa kesimpulan tersebut, maka dapat
dikemukakan implikasi penelitian penelitian sebagai berikut:
1. Disarankan kepada setiap pembina asrama agar terus melaksanakan perannya
dengan baik yaitu sebagai orang tua kedua, suri teladan, penunjuk jalan dan
pembimbing keagamaan, serta pengajar bagi santri putri pondok pesantren al-
Ikhlas Ujung. Dan terus berusaha untuk meningkatkan segala hal yang
berkaitan dengan perannya selaku pembina asrama. Serta melakukan
pembinaan-pembinaan bagi santri putri agar menjadi insan yang lebih baik
lagi.
2. Disarankan kepada santri putri agar menjauhi perilaku bullying karena
perilaku tersebut dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi korban
maupun pelaku bullying.
bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung Bone. Masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah implementasi pembinaan santri putri pondok
pesantren al-Ikhlas Ujung, bentuk-bentuk perbuatan bullying pada santri putri
pondok pesantren al-Ikhlas Ujung, serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pencegahan perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung.
Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi pembinaan santri putri
pondok pesantren al-Ikhlas Ujung, untuk mengetahui bentuk-bentuk perbuatan
bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung dan untuk mengetahui
faktor pendukung dan penghambat dalam pencegahan perilaku bullying pada santri
putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan teologis-normatif, paedagogik,
dan psikologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Implementasi pembinaan
santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung adalah pembinaan kehidupan sosial,
pembinaan akhlak, pembinaan ibadah, serta pembinaan akademik. Kedua, bentuk-
bentuk perbuatan bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas Ujung adalah
bullying secara lisan (memberi julukan, mengejek, menghina dan mengancam),
bullying secara sosial (mengabaikan teman, tidak mengajak berteman, memberi
isyarat tidak sopan), bullying secara psikologi (menyebarkan isu-isu negatif,
pandangan rasa tidak senang, kebencian, menyembunyikan barang). Ketiga, faktor
pendukung dalam pencegahan perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren
al-Ikhlas Ujung adalah dengan menciptakan lingkungan yang positif yakni
membangun komunikasi yang baik, membangun suasana pondok atau asrama itu
penuh dengan rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Memberi feedback positif bagi
santri yakni senantiasa memberi nasehat dan teguran kepada santri putri yang
melakukan kesalahan, serta memberi wadah kepada semua santri untuk
menyampaikan keluh kesah yang dialami. Dan faktor penghambat dalam pencegahan
perilaku bullying yakni adanya kelompok-kelompok atau geng dikalangan santri
putri, ketidaksadaran santri putri ketika melakukan perilaku bullying, dan adanya
santri putri yang memiliki sifat keras kepala.
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian tentang Peran Pembina dalam Pencegahan
Perilaku Bullying Pada Santri Putri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Pembinaan santri putri di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung,
adalah: Pembinaan kehidupan sosial; memberi kasih sayang kepada santri,
mengajarkan cara untuk saling menghormati, dan penasehat sekaligus teman
curhat. Pembinaan akhlak; menampilkan perilaku yang baik, menanamkan
kepada santri hal-hal yang baik, memperlihatkan cara berkomuniksi yang baik
dengan orang lain, dan memberikan siraman rohani. Pembinaan ibadah;
mengingatkan santri untuk melaksanakan ibadah shalat 5 waktu, mengingatkan
santri untuk berbuat kebaikan, mengarahkan santri untuk senantiasa
menjalankan perintah agama, dan mengingatkan santri untuk mengikuti
kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Pembinaan akademik; memberi
pemahaman-pemahaman, mentransfer ilmu penegtahuan, dan menanamkan
sikap saling menghargai.
2. Bentuk-bentuk perilaku bullying pada santri putri pondok pesantren al-Ikhlas
Ujung adalah bullying secara lisan yakni memberi julukan, mengejek,
menghina dan mengancam. Bullying secara sosial yakni mengabaikan teman,
tidak mengajak berteman, memberi isyarat yang tidak sopan. Bullying secara
psikologi yakni menyebarkan isu-isu negatif, pandangan yang menunjukkan
rasa tidak senang, kebencian, menyembunyikan atau merusak barang.
3. Faktor pendukung dalam pencegahan perilaku bullying pembina asrama
menciptakan lingkungan yang positif yakni membangun komunikasi yang baik
dengan santri, membangun suasana pondok atau asrama itu penuh dengan rasa
kekeluargaan dan persaudaraan. Memberi feedback positif bagi santri yakni
senantiasa memberi nasehat dan teguran kepada santri putri ketika melakukan
kesalahan, serta memberi wadah kepada semua santri untuk menyampaikan
keluh kesah yang dialami. Adapun faktor penghambatnya yakni adanya
terbentuk kelompok-kelompok atau geng dikalangan santri putri,
ketidaksadaran santri putri ketika melakukan perilaku bullying, dan adanya
santri putri yang memiliki sifat keras kepala.
B. Implikasi
Setelah memperhatikan beberapa kesimpulan tersebut, maka dapat
dikemukakan implikasi penelitian penelitian sebagai berikut:
1. Disarankan kepada setiap pembina asrama agar terus melaksanakan perannya
dengan baik yaitu sebagai orang tua kedua, suri teladan, penunjuk jalan dan
pembimbing keagamaan, serta pengajar bagi santri putri pondok pesantren al-
Ikhlas Ujung. Dan terus berusaha untuk meningkatkan segala hal yang
berkaitan dengan perannya selaku pembina asrama. Serta melakukan
pembinaan-pembinaan bagi santri putri agar menjadi insan yang lebih baik
lagi.
2. Disarankan kepada santri putri agar menjauhi perilaku bullying karena
perilaku tersebut dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi korban
maupun pelaku bullying.
Ketersediaan
| STAR20200072 | 72/2020 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
72/2020
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2020
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyahh
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
