Skripsi ini membahas mengenai “Urgensi Manajemen Layanan Asrama
dalam Membina Kemandirian Santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah
Biru Bone”, Penelitian ini merumuskan tiga masalah yaitu: pertama, bagaimana
manajemen layanan asrama di Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah Biru Bone?
Kedua, bagaimana pembinaan kemandirian santriwati di Pondok Pesantren Modern
Al Junaidiyah Biru Bone? Ketiga, bagaimana dampak manajemen layanan asrama
dalam membina kemandirian santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah
Biru Bone? Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, untuk mengetahui dan
memahami urgensi manajemen layanan asrama di Pondok Pesantren Modern Al
Junaidiyah Biru Bone. Kedua, untuk mengetahui dan memahami pembinaan
kemandirian santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah Biru Bone.
Ketiga, untuk mengetahui dan memahami dampak manajemen layanan asrama dalam
membina kemandirian santriwati di Pondok Pesantren Modern Al Junaidiyah Biru
Bone.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut jenis penelitan ini adalah
penelitian kualitatif “qualitative research” Data dianalisis dengan metode reduksi
data penyajian data penarikan kesimpulan dan verifikasi data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deduktif dan analisis induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen layanan asrama di Pondok
Pesantren Modern Al Junaidiyah Biru Bone meliputi empat tahap: Tahap pertama,
yaitu perencanaan mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan di asrama serta
memantau secara langsung manakala terjadi perilaku yang menyimpang dari santri
dan santriwati banyak sekali hambatan dalam pelayanan asrama sementara jika dilihat
dari kemudahannya hampir tidak ada. Tahap kedua adalah pengorganisasian
dilakukan pemerataan tugas dimana satu orang pembina mengawasi dua kamar
santriwati dan tidak terlepas dari adanya kerjasama yang baik antar pembina. Tahap
ketiga, yaitu penggerakan dilakukan pemantauan hampir setiap hari serta dilakukan
pertemuan rutin untuk membahas segala permasalahan dalam setiap kegiatan dan
pemberian motivasi atau dorongan serta semangat kerja. Tahap yang keempat, adalah
pengawasan melakukan evaluasi setiap pergantian semester untuk menimalisir
adanya kekurangan. Pembinaan kemandirian santriwati meliputi beberapa bentuk
kemandirian yaitu kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku, kemandirian
nilai, kemandirian ekonomi masih membutuhkan adanya bimbingan, arahan motivasi
serta pemantauan secara terus menerus dari pembina asrama. Dampak manajemen
asrama dalam membina kemandirian santriwati yaitu terjalinnya kerja sama yang baik
antar santriwati, menumbuhkan sikap saling menghargai, melatih untuk hidup
sederhana, menumbuhkan sikap toleran terhadap berbagai perbedaan sikap dan
kepribadian masing masing serta rasa keakraban yang tinggi antara santri yang satu
dengan yang lainnya.
A. Simpulan
1. Manajemen layanan asrama di Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru
Bone meliputi empat tahap, yaitu tahap pertama perencanaan mengawasi dan
mengontrol setiap kegiatan di asrama, tahap yang kedua adalah
pengorganisasian dilakukan pemerataan tugas, tahap ketiga adalah tahap
penggerakan yang meliputi kegiatan pemantauan dan pemberian
motivasi/dorangan kepada setiap personel kerja, dan tahap keempat adalah
pengawasan yaitu dilakukan evaluasi kembali terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan. Secara umum keempat tahap tersebut sudah diterapkan dengan
baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pembinaan kemandirian santriwati di Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah
Biru Bone meliputi beberapa bentuk kemandirian, yaitu: kemandirian
emosional, kemandirian tingkah laku, kemandirian nilain dan kemandirian nilai.
Keempat bentuk kemandirian tersebut telah dimiliki oleh santriwati akan tetapi
masih membutuhkan adanya pembinaan secara berkesinambungan dari
pembina asrama dan pihak-pihak terkait.
3. Dampak manajemen asrama dalam membina kemandirian santriwati di Pondok
Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru Bone, yaitu terjalinnya kerja sama yang
baik antar santriwati, menumbuhkan sikap saling menghargai, melatih untuk
hidup sederhana, menumbuhkan sikap toleran terhadap berbagai perbedaan
sikap dan kepribadian masing-masing, serta rasa keakraban yang tinggi antara
santri yang satu dengan yang lainnya.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian di atas, maka peneliti ingin memberikan saran
kepada orang-orang yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas oleh
peneliti, dan pihak-pihak yang dinilai mempunyai tanggung jawab besar dalam
dunia pendidikan yaitu:
1. Kepala UPS diharapkan agar membangun kerja sama yang baik dengan pihak
yayasan, sehingga apa yang menjadi hambatan dalam pengelolaan asrama dapat
terselesaikan. Selain itu perlu adanya pertemuan antara pihak UPS dengan
orang tua santri, untuk memberikan pemahaman terkait peraturan yang di
terapkan di pondok pesantren, sehingga segala bentuk perselisihan dan kesalah
pahaman orang tua santri dapat teratasi. Selain itu kerja sama yang baik antara
pihak UPS dengan pihak-pihak yang terkait dapat memudahkan dalam
pengelolaan layanan asrama.
2. Pembina asrama diharapkan agar lebih jelih melihat dan memantau setiap
perkembangan tingkah laku santrinya, sehingga segala bentuk pelanggaran
dapat teriminilisir, serta menumbuhkan rasa persaudaraan yang tinggi antara
pembina dengan santriwati, sehingga santriwati merasa lebih dekat,
terpedulikan. Bukan hanya terlatih untuk bersikap toleran dan menumbuhkan
keakraban antar santri dengan santri tapi penting adanya keakraban antar
pembina dengan santriwati itu sendiri.

ST20190093

93/2019

Perpustakaan Pusat

Tersedia