Toleransi Antara Umat Beragama di Watampone (Implementasi QS Al-Baqarah/2: 256)
Salamatang/ 03.15.1011 - Personal Name
Skripsi ini membahas Toleransi Antara Umat Beragama di Watampone
(Implementasi QS Al-Baqarah/2: 256). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran objektif atau informasi mengenai sikap toleransi antara umat
beragama serta batasan toleransi antara umat beragama di Kota Watampone.
Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan (field resercah) yang
bersifat kualitatif yaitu metode yang digunakan dengan jalan melakukan penelitian
terhadap objek yang diteliti dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu sebagian masyarakat Kota
Watampone baik yang beragama Islam maupun Non Islam. Data yang sudah
terkumpul dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Sikap toleransi antara umat beragama
di Kota Watampone yaitu saling menghormati, saling mengakui serta menjalin
kerjasama yang baik antara umat yang satu dengan yang lainnya. Sikap toleransi
antara umat beragama disuatu toko di Watampone yang pemiliknya beragama Non
Islam sedangkan karyawannya Islam saling memahami, menghargai serta
menghormati dan memberi kebebasan bagi karyawan Islam dalam melaksanakan
ibadahnya. 2) Batasan Toleransi Antar Umat Beragama di Watampone terdapat
beberapa batasan yaitu berdasarkan hasil penelitian batasan toleransi antar umat
beragama di Watampone dalam hal pakaian dibebaskan jika bekerjasama dengan
yang beragama Non Islam, tidak patut untuk mengikuti pakaian Non Islam.
Kemudian, batasan toleransi antar umat beragama di Watampone dalam hal
makanannya tentunya ada batasan tersendiri serta saling memahami karena tentunya
ada norma-norma yang harus ditaati dalam beragama. Adapun batasan toleransi
dalam hal ibadah yaitu tidak ikut serta dalam ajaran agama lain. Jika orang Islam
bekerjasama dengan agama Non Islam, tentunya mereka diberi kebebasan dalam
beribadah terhadap agama masing-masing. Implementasi toleransi antara umat
beragama di Watampone masih terjaga, karena dalam beragama tidak ada paksaan
untuk memasuki agama lain. Sebagaimana QS Al-Baqarah/2: 256 bahwa agama
Islam itu tidak ada paksaan untuk memasukinya, tidak membenarkan pemaksaan
beragama kepada siapapun, seperti halnya tidak pula membernarkan memaksa orang
Islam keluar dari agamanya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab tiga, maka yang menjadi
simpulan dalam penelitian skrisip ini adalah sebagai berikut:
1. Sikap Toleransi Antar Umat Beragama di Watampone
a. Sikap toleransi antara umat beragama di toko pakaian di Watampone yaitu
baik karena mampu menjalin kerja sama tanpa memandang perbedaan
agama, sehingga sikap toleransi tetap terjaga dengan baik.
b. Sikap toleransi antara umat beragama di toko bangunan di Watampone
meliputi: pertama, sikap saling memahami sikap ini sangat penting dalam
perbedaan agama karena dalam perbedaan keyakinan tidak ada paksaan dan
masing-masing mempunyai landasan hidup. Kedua, sikap menghargai
dalam perbedaaan keyakinan karena dengan sikap ini tercipta kerja sama
dalam hal pekerjaan. Ketiga, memberikan kebebasan dalam hal ibadah
karena dalam agama masing-masing mempunyai kewajiban sehingga cara
ini toleransi mampu terjalin dengan baik.
c. Sikap toleransi antara umat beragama di toko makanan di Watampone yaitu
adanya saling memahami, menghargai dan menghormati karena dengan
sikap ini kita mampu hidup bersama dalam satu atap serta menjadin kerja
sama tanpa mengorbankan keyakinan masing-masing.
Sikap toleransi daerah Bone terjaga dengan baik tentunya terdapat
faktor-faktor yang mendukung. Hasil observasi peneliti di lapangan faktor yang
mendukung sikap toleransi yaitu:
a. Adanya nilai-nilai luhur budaya yang telah berakar
b. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
c. Kerjasama antar umat beragama
Selain faktor pendukung terjadinya toleransi tentunya terdapat sebuah
faktor yang membentuk toleransi yaitu:
1) Ajaran agama
2) Peran tokoh agama
3) Peran pemerintah
4) Sikap dasar masyarakat bone
5) Saling mengenal
6) Saling tolong-menolong
Beberapa sikap toleransi di Kota Watampone yaitu:
1) Menghormati agama lain
2) Kerjasama
3) Saling rukun dalam hidup bertetangga meskipun beda agama
4) Saling memahami
5) Saling menghargai
2. Batasan antar umat beragama di Watampone
Dari hasil wawancara di toko pakaian di Watampone dapat di
simpulkan antara lain :
a. Batasan toleransi antar umat beragama tentang pakaian yaitu memberikan
kebebasan dalam berpakaian tanpa memaksa mengikuti pakaian agama lain,
dalam pakaian seragam saat bekerja juga tidak ada paksaan untuk tidak
menutup aurat hak ini sudah dipahami bahwa masing-masing agama
mempunyai batasan dalam berpakaian.
b. Batasan toleransi antar umat beragama tentang makanan yaitu memberikan
kebebasan dalam memilih makanan yang halal hal ini dilakukan demi
menjaga toleransi serta sudah memahami tentang batasan dalam makanan.
Sehingga dalam kebersamaan tidak mencampurkan makanan yang tidak
sesuai dengan norma agama.
c. Batasan toleransi antar umat beragama dalam hal ibadah menjadi hal sangat
penting bagi pemeluk agama karena dalam ibadah tidak dapat dipaksa untuk
mengikuti ibadah orang lain begitupun sebaliknya, maka dari sinilah muncul
kebebasan dalam beribadah meskipun hidup berdampingan dan hidup satu
atap serta bekerja sama.
B. Implikasi
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada seluruh masyarakat Kota
Watampone dengan rendah hati penulis memberikan saran demi tetap terjaganya
sikap toleransi di Kota Watampone serta tidak terjadi konflik antar umat
beragama. Adapun saran dari penulis yaitu:
1. Toleransi hal yang mendasar harus dimiliki oleh setiap individu agar dalam
kehiudpan tidak terjadi konflik atau perbecahan mengingat di dunia ini
berbegai macam berbedaan tetapi dalam perbedaan tidak menjajikan suatu
alasan untuk terpecah belah justu dalam perbedaan mampu bekerja sama untuk
mencapi kedamaian dalam hidup karena manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Dalam pergaulan harus tetap dijaga
tanpa harus melanggar aturan dalam beragama karena dalam setiap agama
memiliki aturan masing-masing.
2. Daerah watampone adalah daerah yang memiliki banyak agama maka dari itu
penting adanya sikap toleransi sesuai dengan semboyang bangsa Indonesia
bahwa berbeda-beda tapi tetap satu (bhinneka tunggal ika).
(Implementasi QS Al-Baqarah/2: 256). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran objektif atau informasi mengenai sikap toleransi antara umat
beragama serta batasan toleransi antara umat beragama di Kota Watampone.
Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan (field resercah) yang
bersifat kualitatif yaitu metode yang digunakan dengan jalan melakukan penelitian
terhadap objek yang diteliti dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu sebagian masyarakat Kota
Watampone baik yang beragama Islam maupun Non Islam. Data yang sudah
terkumpul dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Sikap toleransi antara umat beragama
di Kota Watampone yaitu saling menghormati, saling mengakui serta menjalin
kerjasama yang baik antara umat yang satu dengan yang lainnya. Sikap toleransi
antara umat beragama disuatu toko di Watampone yang pemiliknya beragama Non
Islam sedangkan karyawannya Islam saling memahami, menghargai serta
menghormati dan memberi kebebasan bagi karyawan Islam dalam melaksanakan
ibadahnya. 2) Batasan Toleransi Antar Umat Beragama di Watampone terdapat
beberapa batasan yaitu berdasarkan hasil penelitian batasan toleransi antar umat
beragama di Watampone dalam hal pakaian dibebaskan jika bekerjasama dengan
yang beragama Non Islam, tidak patut untuk mengikuti pakaian Non Islam.
Kemudian, batasan toleransi antar umat beragama di Watampone dalam hal
makanannya tentunya ada batasan tersendiri serta saling memahami karena tentunya
ada norma-norma yang harus ditaati dalam beragama. Adapun batasan toleransi
dalam hal ibadah yaitu tidak ikut serta dalam ajaran agama lain. Jika orang Islam
bekerjasama dengan agama Non Islam, tentunya mereka diberi kebebasan dalam
beribadah terhadap agama masing-masing. Implementasi toleransi antara umat
beragama di Watampone masih terjaga, karena dalam beragama tidak ada paksaan
untuk memasuki agama lain. Sebagaimana QS Al-Baqarah/2: 256 bahwa agama
Islam itu tidak ada paksaan untuk memasukinya, tidak membenarkan pemaksaan
beragama kepada siapapun, seperti halnya tidak pula membernarkan memaksa orang
Islam keluar dari agamanya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam bab tiga, maka yang menjadi
simpulan dalam penelitian skrisip ini adalah sebagai berikut:
1. Sikap Toleransi Antar Umat Beragama di Watampone
a. Sikap toleransi antara umat beragama di toko pakaian di Watampone yaitu
baik karena mampu menjalin kerja sama tanpa memandang perbedaan
agama, sehingga sikap toleransi tetap terjaga dengan baik.
b. Sikap toleransi antara umat beragama di toko bangunan di Watampone
meliputi: pertama, sikap saling memahami sikap ini sangat penting dalam
perbedaan agama karena dalam perbedaan keyakinan tidak ada paksaan dan
masing-masing mempunyai landasan hidup. Kedua, sikap menghargai
dalam perbedaaan keyakinan karena dengan sikap ini tercipta kerja sama
dalam hal pekerjaan. Ketiga, memberikan kebebasan dalam hal ibadah
karena dalam agama masing-masing mempunyai kewajiban sehingga cara
ini toleransi mampu terjalin dengan baik.
c. Sikap toleransi antara umat beragama di toko makanan di Watampone yaitu
adanya saling memahami, menghargai dan menghormati karena dengan
sikap ini kita mampu hidup bersama dalam satu atap serta menjadin kerja
sama tanpa mengorbankan keyakinan masing-masing.
Sikap toleransi daerah Bone terjaga dengan baik tentunya terdapat
faktor-faktor yang mendukung. Hasil observasi peneliti di lapangan faktor yang
mendukung sikap toleransi yaitu:
a. Adanya nilai-nilai luhur budaya yang telah berakar
b. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
c. Kerjasama antar umat beragama
Selain faktor pendukung terjadinya toleransi tentunya terdapat sebuah
faktor yang membentuk toleransi yaitu:
1) Ajaran agama
2) Peran tokoh agama
3) Peran pemerintah
4) Sikap dasar masyarakat bone
5) Saling mengenal
6) Saling tolong-menolong
Beberapa sikap toleransi di Kota Watampone yaitu:
1) Menghormati agama lain
2) Kerjasama
3) Saling rukun dalam hidup bertetangga meskipun beda agama
4) Saling memahami
5) Saling menghargai
2. Batasan antar umat beragama di Watampone
Dari hasil wawancara di toko pakaian di Watampone dapat di
simpulkan antara lain :
a. Batasan toleransi antar umat beragama tentang pakaian yaitu memberikan
kebebasan dalam berpakaian tanpa memaksa mengikuti pakaian agama lain,
dalam pakaian seragam saat bekerja juga tidak ada paksaan untuk tidak
menutup aurat hak ini sudah dipahami bahwa masing-masing agama
mempunyai batasan dalam berpakaian.
b. Batasan toleransi antar umat beragama tentang makanan yaitu memberikan
kebebasan dalam memilih makanan yang halal hal ini dilakukan demi
menjaga toleransi serta sudah memahami tentang batasan dalam makanan.
Sehingga dalam kebersamaan tidak mencampurkan makanan yang tidak
sesuai dengan norma agama.
c. Batasan toleransi antar umat beragama dalam hal ibadah menjadi hal sangat
penting bagi pemeluk agama karena dalam ibadah tidak dapat dipaksa untuk
mengikuti ibadah orang lain begitupun sebaliknya, maka dari sinilah muncul
kebebasan dalam beribadah meskipun hidup berdampingan dan hidup satu
atap serta bekerja sama.
B. Implikasi
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada seluruh masyarakat Kota
Watampone dengan rendah hati penulis memberikan saran demi tetap terjaganya
sikap toleransi di Kota Watampone serta tidak terjadi konflik antar umat
beragama. Adapun saran dari penulis yaitu:
1. Toleransi hal yang mendasar harus dimiliki oleh setiap individu agar dalam
kehiudpan tidak terjadi konflik atau perbecahan mengingat di dunia ini
berbegai macam berbedaan tetapi dalam perbedaan tidak menjajikan suatu
alasan untuk terpecah belah justu dalam perbedaan mampu bekerja sama untuk
mencapi kedamaian dalam hidup karena manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Dalam pergaulan harus tetap dijaga
tanpa harus melanggar aturan dalam beragama karena dalam setiap agama
memiliki aturan masing-masing.
2. Daerah watampone adalah daerah yang memiliki banyak agama maka dari itu
penting adanya sikap toleransi sesuai dengan semboyang bangsa Indonesia
bahwa berbeda-beda tapi tetap satu (bhinneka tunggal ika).
Ketersediaan
| SD20190007 | 07/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
07/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi DKU
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
