Dampak Perceraian Orang Tua Tehadap Kehidupan Anak (Studi Kasus Kec. Tanete Riattang Kab.Bone)
Kiki Purwaningsih/01.14.1117 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang dampak perceraian orang tua terhadap kehidupan anak.
Masalah yang dibahas adalah bagaimana keadaan orang tua anak yang mengalami perceraian
serta bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap kehidupan anak. Sasaran yang akan
dicapai dalam peneltiain ini yaitu untuk mengetahui dampak perceraian orang tua terhadap
kehidupan anak.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwakeadaan orang tua anak yang mengalami
perceraian yakni a). Perceraian orang tua anak di Kecamatan Tanete Riattang mayoritas
disebabkan oleh masalah ekonomi; b). Dalam segi psikologi mereka sangat terpukul dengan
perceraian yang mereka alami dan menjadi tekanan batin serta beban pikiran; c) Dalam segi
orang tua anak yang mengalami perceraian sangat tidak enak kesannya karena mereka selalu
diterpa tuduhan-tuduhan negatif dari lingkungan masyarakat, khususnya kehidupan
bertetangga.Kehidupan anak setelah perceraian orang tuanya pada umumnya anak bersama
ibunya, dan semua biaya hidup yang seharusnya menjadi tanggung jawab bapak tetapi
menjadi tanggung jawab si ibu. Terjadinya ketidak berfungsian keluarga menyebabkan anak
kehilangan perhatian, kasih sayang dan semangat hidupnya. Secara tidak langsung anak yang
duduk di bangku sekolah menjadi malas mengerjakan aktifitas kesehariannya, sehingga dapat
mengganggu konsentrasi belajar anak yang berakibat pada prestasi anak di sekolah yang
cenderung menjadi tidak menonjol.
A. Kesimpulan
1. Keadaan orang tua anak yang mengalami perceraian yakni a). Perceraian orang tua
anak di Kecamatan Tanete Riattang mayoritas disebabkan oleh masalah ekonomi; b).
Dalam segi psikologi mereka sangat terpukul dengan perceraian yang mereka alami
dan menjadi tekanan batin serta beban pikiran; c) Dalam segi orang tua anak yang
mengalami perceraian sangat tidak enak kesannya karena mereka selalu diterpa
tuduhan-tuduhan negatif dari lingkungan masyarakat, khususnya kehidupan
bertetangga.
2. Kehidupan anak setelah perceraian orang tuanya pada umumnya anak bersama
ibunya, dan semua biaya hidup yang seharusnya menjadi tanggung jawab bapak tetapi
menjadi tanggung jawab si ibu. Terjadinya ketidak berfungsian keluarga
menyebabkan anak kehilangan perhatian, kasih sayang dan semangat hidupnya.
Secara tidak langsung anak yang duduk di bangku sekolah menjadi malas
mengerjakan aktifitas kesehariannya, sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar
anak yang berakibat pada prestasi subyek di sekolah yang cenderung menjadi tidak
menonjol.
B. Implikasi
1. Hendaknya pemerintah dan masyarakat khususnya lembaga yang terkait dapat
memberi perlindungan terhadap anak-anak korban perceraian sehingga kedepannya
mereka tidak merasa terkucilkan didalam masyarakat, dan tidak menjadi bahan ejekan
teman-temanya.
2. Dalam kehidupan berumah tangga, sering terjadi keributan dan pertengkaran antara
suami istri, namun suatu masalah selalu ada titik terang dalam menyelesaikan
masalahnya.
3. Hendaknya Lembaga Perlindungan Anak lebih memaksimalkan fungsi terutama
melindungi hak azazi anak-anak antara lain perhatian dan kasih sayang.
4. Agama merupakan pondasi rumah tangga, agar setiap permasalahan yang terjadi bisa
diselesaikan sesuai dengan ajaran agama tidak dengan perceraian karena dampak dari
perceraian tersebut anaklah yang akan jadi korban.
Masalah yang dibahas adalah bagaimana keadaan orang tua anak yang mengalami perceraian
serta bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap kehidupan anak. Sasaran yang akan
dicapai dalam peneltiain ini yaitu untuk mengetahui dampak perceraian orang tua terhadap
kehidupan anak.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwakeadaan orang tua anak yang mengalami
perceraian yakni a). Perceraian orang tua anak di Kecamatan Tanete Riattang mayoritas
disebabkan oleh masalah ekonomi; b). Dalam segi psikologi mereka sangat terpukul dengan
perceraian yang mereka alami dan menjadi tekanan batin serta beban pikiran; c) Dalam segi
orang tua anak yang mengalami perceraian sangat tidak enak kesannya karena mereka selalu
diterpa tuduhan-tuduhan negatif dari lingkungan masyarakat, khususnya kehidupan
bertetangga.Kehidupan anak setelah perceraian orang tuanya pada umumnya anak bersama
ibunya, dan semua biaya hidup yang seharusnya menjadi tanggung jawab bapak tetapi
menjadi tanggung jawab si ibu. Terjadinya ketidak berfungsian keluarga menyebabkan anak
kehilangan perhatian, kasih sayang dan semangat hidupnya. Secara tidak langsung anak yang
duduk di bangku sekolah menjadi malas mengerjakan aktifitas kesehariannya, sehingga dapat
mengganggu konsentrasi belajar anak yang berakibat pada prestasi anak di sekolah yang
cenderung menjadi tidak menonjol.
A. Kesimpulan
1. Keadaan orang tua anak yang mengalami perceraian yakni a). Perceraian orang tua
anak di Kecamatan Tanete Riattang mayoritas disebabkan oleh masalah ekonomi; b).
Dalam segi psikologi mereka sangat terpukul dengan perceraian yang mereka alami
dan menjadi tekanan batin serta beban pikiran; c) Dalam segi orang tua anak yang
mengalami perceraian sangat tidak enak kesannya karena mereka selalu diterpa
tuduhan-tuduhan negatif dari lingkungan masyarakat, khususnya kehidupan
bertetangga.
2. Kehidupan anak setelah perceraian orang tuanya pada umumnya anak bersama
ibunya, dan semua biaya hidup yang seharusnya menjadi tanggung jawab bapak tetapi
menjadi tanggung jawab si ibu. Terjadinya ketidak berfungsian keluarga
menyebabkan anak kehilangan perhatian, kasih sayang dan semangat hidupnya.
Secara tidak langsung anak yang duduk di bangku sekolah menjadi malas
mengerjakan aktifitas kesehariannya, sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar
anak yang berakibat pada prestasi subyek di sekolah yang cenderung menjadi tidak
menonjol.
B. Implikasi
1. Hendaknya pemerintah dan masyarakat khususnya lembaga yang terkait dapat
memberi perlindungan terhadap anak-anak korban perceraian sehingga kedepannya
mereka tidak merasa terkucilkan didalam masyarakat, dan tidak menjadi bahan ejekan
teman-temanya.
2. Dalam kehidupan berumah tangga, sering terjadi keributan dan pertengkaran antara
suami istri, namun suatu masalah selalu ada titik terang dalam menyelesaikan
masalahnya.
3. Hendaknya Lembaga Perlindungan Anak lebih memaksimalkan fungsi terutama
melindungi hak azazi anak-anak antara lain perhatian dan kasih sayang.
4. Agama merupakan pondasi rumah tangga, agar setiap permasalahan yang terjadi bisa
diselesaikan sesuai dengan ajaran agama tidak dengan perceraian karena dampak dari
perceraian tersebut anaklah yang akan jadi korban.
Ketersediaan
| SS20190091 | 91/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
91/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
