Konsep Hujan Dalam Al-Qur'an (Suatu Kajian Tematik)

No image available for this title
Skripsi ini adalah suatu studi penelitian yang membahas tentang konsep
hujan dalam al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan Interdisipliner, skripsi
ini mengkaji objek mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan berfokus pada ayat yang
terkait dengan hujan. Untuk pengumpulan data, digunakan penelitian
kepustakaan (library research), yakni melihat kitab tafsir yang terkemuka,
menelaah referensi atau literatur-literatur lain yang terkait dengan
pembahasan tentang makna hujan dalam al-Qur’an.
Adapun hasil dari penelitin skripsi ini menemukan bahan term-term
tentang hujan di dalam al-Qur’an, ada dua term yang terkait langsung dengan
hujan yaitu maṭar dan gaiṡ, adapun yang tidak terkait lagsung dengan huajn ada
sepuluh terem yaitu: ṣayyib, mā’, wābil, ṭall, midrār, wadqa, ḥāṣhiban, rizqan,
wiqran dan raj’u.
Hujan mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan
hidup makhluk hidup, khususnya manusia. Apabila hujan tidak turun pada suatu
daerah dalam jangka waktu lama, maka lambat laun daerah tersebut akan
mengalami kekeringan. Proses hujan berawal dari penguapan air laut, sistem
hidrologi awan, hingga terjadinya kilat dan petir, dan turunnya rintik hujan. Proses
ini nantinya menjadi siklus yang terus berjalan untuk stabilitas kehidupan bumi
seisinya.
A. Simpulan
Pada bagian akhir ini, ada beberapa yang ingin dikemukakan di akhir
skripsi ini, diantaranya term hujan di dalam al-Qur’an, proses terjadinya hujan dan
tujuan turunnya hujan.
Terem tentang hujan di dalam al-Qur’an ada 12,
Pertaman maṭar, kata terulang sebanyak 15 kali dalam al-Qur’an
semuanya berkonotasi negatif dipergunakan untuk hujan yang buruk seperti hujan
batu. Kedua gaiṡ, terulang sebanyak 6 kali di dalam al-Qur’an. Penggunaan kata
gaiṡ untuk menunjuk makna hujan berbeda dengan kata maṭar. Kata gaiṡ
menunjukkan kekuasaan dan keagungan Allah swt dibalik peristiwa turunnya
hujan. Ketiga ṣayyib, kata ṣayyib didapati hanya sekali dalam al-Quran, yaitu pada
QS. al-Baqarah : 19. Kata ṣayyib berasal dari huruf shad, wau, dan ba yang
menunjukkan turunnya sesuatu dan kepastian ketetapan turunnya. Keempat mā’,
Kata mā’ terulang sebanyak 59 kali di dalam al-Qur’an. Kata mā’ sendiri diartikan
dengan air. Term mā’ di dalam al-Qur’an yang biasanya di awali dengan frase
anzala min al-samā’ dipahami sebagai peristiwa hujan. Dari pengulangan kata
ma’un sebanyak 59 kali tersebut, terdapat 29 kali kata mā’ disebut yang dipahami
sebagai peristiwa hujan. Kelima wābil, kata wābil terulang di dalam al-Qur’an
sebanyak 3 kali, kata yang terdiri dari huruf wau, ba dan la menunjukkan tekanan
pada sesuatu dan pengumpulan, kata wābil berarti hujan yang lebat. Keenam ṭall,
kata ṭall terulang hanya sekali di dalam al-Qur’an yaitu pada QS. al-Baqarah :
265. Kata ṭa dan la menunjukkan 3 arti asal yaitu kekurangan dan kemakmuran
sesuatu, pengawasan, dan pembatalan sesuatu. Salah satu arti kata ṭall adalah
hujan gerimis. Ketujuh midrār, kata midrār terulang sebanyak 3 kali di dalam al-
Qur’an. Kata midrār berasal dari huruf da dan ra muda’af yang memiliki dua
makna asal, yaitu: kelahiran sesuatu dari sesuatu dan kekacauan dalam sesuatu.
Kata saḥābun midrār berarti awan yang mendung/lebat. Sebagian ulama
berpendapat bahwa kata midrār terambil dari kata ad-darur yang berarti
menuang dengan sangat banyak. Sementara ulama lain berpendapat bahwa midrār
terambil dari kata al-darr yang berarti air susu, lalu maknanya berkembang
menjadi “hujan serta segala sesuatu yang bermanfaat”. kedelapan wadqa, kata
wadaqa terulang di dalam al-Qur’an sebanyak 2 kali. Kata wadaqa terdiri dari wa,
da dan qa adalah kata yang menunjukkan arti kedatangan dan senang. al-Wadqu
juga berarti hujan karena ia datang dari langit. Kesembilan ḥāṣhiban, kata ḥāṣiban
terulang sebanyak 4 kali di dalam al-Qur’an. Kata ḥāṣiban terdiri dari huruf ha,
ṣad, dan ba yang memiliki satu arti asal yaitu salah satu jenis dari bagian-bagian
bumi yang berasal dari tanah. Jenis tersebut adalah kerikil. Kerikil adalah jenis
dari batu-batuan kecil. Kesepuluh rizqan, kata rizqan terulang sebanyak 42 kali di
dalam al-Qur’an. Kata rizqan terdiri dari huruf ra, za, dan qaf yang hanya
memiliki satu arti asal yaitu anugerah untuk waktu tertentu. Kesebelas wiqran,
kata wiqran terulang hanya sekali dalam al-Qur’an yaitu pada QS. al-Żāriyat : 2.
Huruf wau, qaf dan ra menunjukkan satu arti asal yaitu beban berat pada sesuatu.
Kata al-Waqru berarti tuli karena ia berat di telinga. Keduablas raj’u, kata raj’u
terulang sebanyak 2 kali dalam al-Qur’an. Dari 2 ayat tersebut, kata raj’u dalam
QS. al-Ṭārīq : 11 yang menunjukkan makna hujan. Huruf ra, jim dan ain memiliki
arti asal yang menunjukkan penolakan dan pengulangan.
Proses terjadinya hujan Berdasarkan surah ar-Rum ayat 48, ada 3 tahap
pembentukan hujan.
Pertama Allah swt mengirimkan angin. Sejumlah besar gelembung udara
terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan
partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya garam ini kemudian dibawa
angin dan naik ke atmosfer. Kedea Allah swt menggerakkan awan dan
membentangkannya di langit. Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di
sekitar kristal garam atau partikel debu di udara, karena tetesan air di awan sangat
kecil (dengan kisaran diameter 0,01 dan 0,02 mm) awan menggantung di udara
dan menyebar di langit sehingga langit tertutup oleh awan. Ketga hujan keluar
dari celah-celah awan. Partikel air yang mengelilingi kristal garam dan partikel
debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan
akan menjadi lebih berat daripada udara, dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
Secara umum, ada 2 tujuan turunnya hujan, yaitu: hujan sebagai rahmat
diarikan sebagai hujan yang membawah manfaat bagi semua ciptaaan Allah swt.
yang hidup di muka bumi. Apabila telah diturunkan air dari langit, maka air itu
tersimpan di dalam bumi, lalu Allah Swt. mengalirkannya ke berbagai bagian
bumi menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan Allah menyumberkannya menjadi
mata air-mata air, ada yang kecil dan ada yang besar menurut apa yang
diperlukan.
Hujan sebagai azab menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah swt dalam
berkehendak. Allah swt juga menyebut adanya fenomena hujan es dari langit.
Hujan es adalah peristiwa alamiah yang terjadi di beberapa belahan dunia ini.
Hujan es boleh jadi sebagai salah satu balatentara Allah swt yang diturunkan
sesuai ketetapan dan kehendak-Nya, di tempa dan waktu tertentu sebagai azab
atas orang-orang yang berbuat maksiat, sebagai ujian bagi orang saleh dan sebagai
pelajaran bagi orang selamat.
Hujan bias di katagorikan sebagai Adzab apa bila dalam satu Negara
kurang yang bertakwah kepada Allah, dan bias di katagorikan sebagai Rahmat
ketika dalam satu Negara berkatakwah kepada Allah S.W.T. Hujan adalah salah
satu cara Allah swt untuk melimpahkan rahmat kepada manusia yang dicintai-
Nya. Hujan juga adalah salah satu cara Allah swt untuk memberikan azab kepada
manusia yang dikehendaki-Nya.
1. Saran
Pada bagian akhir ini, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan di akhir
skripsi ini, diantaranya:
1. Perbendaharaan kosakata bahasa Arab sangatlah banyak. Bahasa Arab dikenal
sebagai bahasa yang paling kaya. Satu buah kata dapat memiliki puluhan
makna berbeda dan sebaliknya, terdapat puluhan kata berbeda yang memiliki
makna yang satu atau sama. Hal ini juga berlaku bagi ungkapan hujan dalam
al-Qur’an yang penulis dapatkan dan kaji sebanyak 12 term. Penelaahan
terhadap term-term hujan pada skripsi ini disesuaikan dengan kemampuan
terbatas penulis sehingga masih sangat sederhana dan tidak mendetail pada
jenis-jenis perbedaan titik fokus satu term dengan term yang lain. Oleh karena
itu, penelitian mendalam terhadap term-term hujan masih sangat diperlukan.
2. Al-Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan, tapi tidak sedikit isyarat ilmiah
ditemukan di dalamnya. Begitu pun dengan topik proses terjadinya hujan
menurut al-Qur’an. Pemaparan mengenai proses-proses terjadinya hujan
secara ilmiah melalui pendekatan disiplin ilmu terkait masih sangat kurang
pada skripsi ini. Oleh karena itu, diperlukan tambahan data yang akurat dari
para pakar di bidang ilmu terkait.
3. Ada banyak ayat yang berbicara mengenai tujuan turunnya hujan di dalam al-
Qur’an sehingga mungkin tujuan turunnya hujan masih sangat dapat
bertambah sesuai kemampuan penelusuran penelitian.
Ketersediaan
SD2018000808/2018Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

08/2018

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi DKU

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subyek

Hujan/skripsi

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top