Analisis Penentuan Jumlah Produksi Maksimal pada Usaha Pengasapan Ikan Hj. Rosma di Kelurahan Panyula dengan Metode Break Even Point
Sudirja/01.14.3077 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Analisis Penentuan Jumlah Produksi
Maksimal pada Usaha Pengasapan Ikan Hj. Rosma di Kelurahan Panyula. Penelitian
ini fokus masalah dengan melihat Penggunaan biaya yang digunakan dalam produksi
dan jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma. Adapun
tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui (1) penggunaan biaya tetap dan biaya
variabel terhadap produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma di
Kelurahan Panyula, (2) jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj.
Rosma di Kelurahan Panyula
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas maka jenis
penelitian ini yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan ekonomi mikro yang didukung dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data langsung terjun
ke lapangan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan dengan rumus
Marginal Cost dan Break Even Point untuk mengetahui penggunaan biaya dan titik
impas pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma di Kelurahan Panyula .
Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2015-2017 marginal yang
dihasilkan lebih besar dari 0, yang artinya penambahan biaya yang digunakan tidak
sebanding dengan output yang dihasilkan. Pada tahun 2015 MC= 0,83, 2016 MC =
1,08, dan tahun 2017 MC = 0,25. Penjualan pada usaha ini tiap tahun mengalami
peningkatan. Nilai BEP (Titik Impas) untuk BEP Unit penjualan pada tahun 2015
berada pada penjualan 13.500.000, 2016 titik BEP berada penjualan 14.000.000
dan2017 berada penjualan 19.154.923. hal ini mengindikasikan berada pada margin
aman, yang berarti usaha ini cukup menguntungkan dan aman untuk dikembangkan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis tentang penentuan
jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan Hj, Rosma di Kelurahan Panyula
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada tahun 2015- 2017 marginal cost (MC) yang dihasilkan lebih besar
dari 0, dimana adanya penambahan total biaya (TC) dengan penambahan
output (Q) yang belum sebanding namun tetap mengalami keuntungan
dalam artian penambaha jumlah biaya tidak sebanding dengan output yang
dihasilkan. jadi pada tahun 2015 nilai nilai H1 = 0,83> 0, pada tahun 2016
nilai H1= 1,08> 0, dan pada tahun 2017 nilai H1= 0,25> 0, yang artinya
belum optimum.
2. Penjualan usaha ini tiap tahunya terus mengalami peningkatan pada tahun
2015 360.000.000 sedangkan titik Break Even Point berada pada
penjualan Rp 13.500.000, pada tahun 2016 spenjualan sebesar
540.000.000 sedangkan titik Break Even Point berada pada penjualan Rp
14.000.000 dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 756.000.000 sedangkan
titik Break Even Point berada pada penjualan 19.154.923.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran kepada
usaha pengasapan Ikan Hj. Rosma di Keluraphan Panyula sebagai berikut.
1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian pada usaha ini dalam hal
pengelolaan hasil usaha dikarenakan semua masih serba tradisional dalam
pengelolaanya dengan perhatian pemerintah terkhusus dinas perikanan
kabupaten bone di harapkan akan mampu meningkatkan daya saing usaha ini
seperti dengan memberikan kemasan yang lebih menarik sehingg tidak hanya
dapat dijual di pasar tradisonal tetapi juga mampu bersaing di pasar modern.
Dengan demikian akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari pengasap
ikan.
2. Untuk meningkatkan jumlah produksi pada usaha pengasapan Ikan Hj. Rosma
dapat dilakukan dengan bersikap terbuka terhadap teknologi yang berkembang
terkhusus dalam pengelolaan ikan asap seperti halnya teknologi yang diunakan
untunk mengurangi kadar air pada ikan.
3. Pemilk usaha pengasapan ikan sebaiknya memperhatikan kesehatan tenaga
kerja yang digunakan terutama pada bagian pemanggangan dan sebaiknya upah
juga dinaikkan yang sewajarnya.
Maksimal pada Usaha Pengasapan Ikan Hj. Rosma di Kelurahan Panyula. Penelitian
ini fokus masalah dengan melihat Penggunaan biaya yang digunakan dalam produksi
dan jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma. Adapun
tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui (1) penggunaan biaya tetap dan biaya
variabel terhadap produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma di
Kelurahan Panyula, (2) jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan ikan Hj.
Rosma di Kelurahan Panyula
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas maka jenis
penelitian ini yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan ekonomi mikro yang didukung dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data langsung terjun
ke lapangan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan dengan rumus
Marginal Cost dan Break Even Point untuk mengetahui penggunaan biaya dan titik
impas pada usaha pengasapan ikan Hj. Rosma di Kelurahan Panyula .
Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2015-2017 marginal yang
dihasilkan lebih besar dari 0, yang artinya penambahan biaya yang digunakan tidak
sebanding dengan output yang dihasilkan. Pada tahun 2015 MC= 0,83, 2016 MC =
1,08, dan tahun 2017 MC = 0,25. Penjualan pada usaha ini tiap tahun mengalami
peningkatan. Nilai BEP (Titik Impas) untuk BEP Unit penjualan pada tahun 2015
berada pada penjualan 13.500.000, 2016 titik BEP berada penjualan 14.000.000
dan2017 berada penjualan 19.154.923. hal ini mengindikasikan berada pada margin
aman, yang berarti usaha ini cukup menguntungkan dan aman untuk dikembangkan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis tentang penentuan
jumlah produksi maksimal pada usaha pengasapan Hj, Rosma di Kelurahan Panyula
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada tahun 2015- 2017 marginal cost (MC) yang dihasilkan lebih besar
dari 0, dimana adanya penambahan total biaya (TC) dengan penambahan
output (Q) yang belum sebanding namun tetap mengalami keuntungan
dalam artian penambaha jumlah biaya tidak sebanding dengan output yang
dihasilkan. jadi pada tahun 2015 nilai nilai H1 = 0,83> 0, pada tahun 2016
nilai H1= 1,08> 0, dan pada tahun 2017 nilai H1= 0,25> 0, yang artinya
belum optimum.
2. Penjualan usaha ini tiap tahunya terus mengalami peningkatan pada tahun
2015 360.000.000 sedangkan titik Break Even Point berada pada
penjualan Rp 13.500.000, pada tahun 2016 spenjualan sebesar
540.000.000 sedangkan titik Break Even Point berada pada penjualan Rp
14.000.000 dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 756.000.000 sedangkan
titik Break Even Point berada pada penjualan 19.154.923.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran kepada
usaha pengasapan Ikan Hj. Rosma di Keluraphan Panyula sebagai berikut.
1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian pada usaha ini dalam hal
pengelolaan hasil usaha dikarenakan semua masih serba tradisional dalam
pengelolaanya dengan perhatian pemerintah terkhusus dinas perikanan
kabupaten bone di harapkan akan mampu meningkatkan daya saing usaha ini
seperti dengan memberikan kemasan yang lebih menarik sehingg tidak hanya
dapat dijual di pasar tradisonal tetapi juga mampu bersaing di pasar modern.
Dengan demikian akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari pengasap
ikan.
2. Untuk meningkatkan jumlah produksi pada usaha pengasapan Ikan Hj. Rosma
dapat dilakukan dengan bersikap terbuka terhadap teknologi yang berkembang
terkhusus dalam pengelolaan ikan asap seperti halnya teknologi yang diunakan
untunk mengurangi kadar air pada ikan.
3. Pemilk usaha pengasapan ikan sebaiknya memperhatikan kesehatan tenaga
kerja yang digunakan terutama pada bagian pemanggangan dan sebaiknya upah
juga dinaikkan yang sewajarnya.
Ketersediaan
| SS20180122 | 122/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
122/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
