Penelitian ini membahas tentang penetapan harga jual produk etalase maju
jaya aluminium dengan job order costing method dengan berdasar pada data- data
biaya produksi etalase bulan Mei 2018. Penelitian ini memecahkan masalah
metode perhitungan harga jual etalase yang masih belum sesuai dengan teori
akuntansi biaya. Terlihat dengan masih banyak biaya yang seharusnya dibebankan
dalam perhitungan tetapi tidak dibebankan. Sehingga dengan menggunakan
metode job order costing yang memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik yang masih belum dikenal oleh Maju Jaya
Aluminium akan dapat meningkatkan akurasi harga jual yang selama ini
ditetapkan. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan metode Job Order Costing dapat menunjukkan harga jual etalase
yang wajar jika digunakan dalam menetapkan harga jual pada Maju Jaya
Alumium. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.
Sedangkan metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode job order costing atau harga pokok pesanan.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa, harga jual etalase dengan
menggunakan metode job Order Costing senilai Rp 1.589.744 sedangkan harga
jual etalase menurut metode tradisional yang digunakan Maju Jaya Aluminium
hanya senilai Rp 1.550.000. sehingga dengan menggunakan metode job order
costing pada Maju Jaya Aluminium dikatakan wajar karena semua biaya
diakumulasikan sesuai dengan pemakian, sedangkan menggunakan metode
tradisional harga jual yang dihasilkan tidak wajar karena tidak mengakumulasikan
biaya sesuai pemakaian sehingga terbilang rendah yaitu senilai 1.550.000. Maju
Jaya Aluminium tidak mengidentifikasi secara rinci unsur – unsur biaya produksi,
sehingga harga jual yang dihitung oleh Maju Jaya Aluminium lebih rendah
dibanding dengan menggunakan metode job order costing. Sebaiknya Maju Jaya
Aluminium melakukan koreksi perhitungan harga jual dengan menggunakan
metode job order costing yakni menghitung dan mengidentifikasi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya ovrhead pabrik agar harga jual
etalase yang ditetapkan wajar bagi konsumen maupun pemilik usaha.
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan evaluasi yang telah dilakukan terhadap Maju Jaya
Aluminium mengenai peran Job Order Costing dalam menentukan harga pokok
produksi etalase maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penetapan harga jual Maju Jaya Aluminium menggunakan
metode tradisional yaitu dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya lain-lain, biaya lain- lain merupakan biaya produksi
yang dikeluarkan Maju Jaya Aluminium di luar biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja, karena usaha tersebut belum mengenal biaya overhead.
Perhitungan harga pokok produksi etalase jenis dengan tingkat keuntungan
yang ditetapkan Maju Jaya Aluminium 19,6% dengan harga jual per etalase
1.550.000 adalah dengan total biaya produksi Rp 1.300.000.
2. Berdasarkan penetapan harga jual etalase dengan metode Job Order Costing,
menjumlahkan biaya bahan baku dengan membebankan biaya angkut bahan
baku , biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya
bahan penolong, biaya listrik dan telepon, biaya sewa gedung, biaya
pemeliharaan mesin dan peralatan serta penyusutan mesin dan peralatan.
tingkat keuntungan yang ditetapkan 19,6% dengan total biaya senilai
Rp1.329.217 harga jual etalase senilai Rp 1.589.744 .
3. Metode Job order costing dalam penetapan harga jual etalase Maju Jaya
Aluminium dinilai wajar dibandingkan dengan metode tradisional yang
selama ini digunakan bagi Maju Jaya Aluminium karena semua biaya
diakumulasikan secara terperinci dan adil sehingga harga jual yang ditetapkan
akan wajar bagi pemilik usaha maupun konsumen.
B. Saran
Berdasarkan bukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi etalase 2 M CA Maju
Jaya Aluminium dengan metode Job Order Costing dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Setiap pesanan hendaknya pihak Maju Jaya Aluminium melakukan
identifikasi biaya produksi terlebih dahulu, agar harga jual etalase yang
ditentukan tepat. Hal ini dilakukan karena tiap pesanan memiliki
spesifikasi yang berbeda sehingga biaya produksinya pun berbeda.
2. Perbedaan yang terjadi dalam perhitungan harga jual etalase menurut
Maju Jaya Aluminium dengan metode Job Oreder Costing harus menjadi
perhatian khusus dari manajemen dalam menentukan harga pokok
produksi dan penentuan tingkat keuntungan atau harga jual yang
diharapkan perusahaan. Tindakan yang harus diambil adalah dengan
melakukan koreksi perhitungan biaya produksi sesuai dengan metode
Job Order Costing yakni dengan menghitung dan mengidentifikasi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya ovrhead pabrik.
3. Dengan menerapkan metode Job Order Costing dengan benar dalam
menghitung harga jual etalase 2 M CA untuk penetapan harga jual,
seharusnya Bapak A. Yusran juga menerapkan prinsip- prinsip keislaman
dalam kegiatan produksi maupun caranya dalam menetapakan semua
biaya dalam hal ini prinsip adil, transparan, saling menguntungkan dan
yang terpenting memperbaiki niat dalam setiap memulai kegiatan produksi
maupun dalam mengakumulasi biaya yang sesuai pemakaian. Agar
tercipta rasa suka sama suka dari hasil yang diharapkan antara pemilik
dengan konsumen. Sehingga akan tercapai kemaslahatan bagi ke dua
belah pihak yaitu timbulnya manfaat dan berkah antara kedua belah pihak.
4. Sebaiknya pemilik Maju Jaya Aluminium menggunakan metode Job
Order Costing dalam menetapkan harga jual berbasis akad ba’i alistishna
bi al- murabahah yaitu perjanjian ke dua belah pihak dengan
system pesanan di mana barang belum jadi dengan harga yang sudah
ditetapkan dan biaya- biaya yang di perlihatkan kepada pemesan secara
transparan.

SS20180108

108/2018

Perpustakaan Pusat

Tersedia