Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan
bermasalah, khususnya pada produk murabahah. Pembiayaan bermasalah yang ada di
BMT As’adiyah Sengkang dari tahun 2014 - 2018 mengalami fluktuasi. Maka dari itu,
penulis mengambil judul ini dengan tujuan ingin mengetahui apa faktor-faktor
penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dan bagaimana penanganan pembiayaan
bermasalah pada produk murabahah di BMT As’Adiyah Sengkang.
Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan field research (penelitan
lapangan) yang menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
descriptive analysis.
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
penanganan pembiayaan bermasalah pada produk murabahah di BMT As’Adiyah
Sengkang, yaitu tidak harus dengan pemaksaan dalam menangani nasabah bermasalah
melainkan mendoakan yang terbaik buat nasabah, melakukan kunjungan atau
silaturahmi ke rumah nasabah, perpanjangan jangka waktu angsuran, injeksi dana, dan
yang terakhir adalah penghapusan piutang, dan BMT As’ Adiyah juga akan membantu
kembali usaha nasabah ketika nasabah mau betul-betul menjalankan kembali usahanya.
Penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh BMT As’Adiyah Sengkang
secara umum tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena dalam menangani
pembiayaan bermasalah BMT As’Adiyah Sengkang memberikan kelonggaran waktu
bagi nasabah yang belum mampu membayar kewajibannya.
A. Simpulan
Dari pemaparan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT As’Adiyah
Sengkang terdiri dari dua faktor yaitu internal dan eksternal, internal disini dapat
disimpulkan bahwa produk murabahah yang ada di BMT As’Adiyah sengkang
sejauh ini masih dalam tahap sehat. Sehat disini dalam artian dalam artian
pembiayaan bermasalah tersebut hanya sedikit dan masih bisa ditangani. Dari
tahun 2014 sampai dengan 2018 jumlah nasabah yang mengalami pembiayaan
bermasalah masih dibawah 5%. Hal ini terjadi karena manajemen operasional dan
pengelolaan BMT As’Adiyah sudah berjalan dengan baik. Sedangkan
eksternalnya Nasabah yang bermasalah ini dalam memenuhi kewajiban harus
dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengantisipasi
kemacetan usaha atau angsuran, untuk itu perlu digali potensi yang ada pada
peminjam agar dana yang telah digunakan lebih efektif digunakan.
2. Upaya penanganan pembiayaan bermaslah di BMT As’Adiyah Sengkang secara
umum sesuai dengan dengan Ekonomi Islam. Hal ini terlihat pada pemberian
keringanan dan kelonggaran yang diberikan BMT kepada nasabah sesuai perinta
Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 280. Langkah-langkah lain seperti
tambahan dana, eksekusi jaminan, dan penhapusan piutang juga dilakukan dengan
cara kekeluargaan dan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, dengan
menerapkan analisis 5c sebelum menyetujui pembelian produk murabahah.
B. Saran
Adapun saran yang ingin diberikan penulis kepada beberapa pihak, yaitu
sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan BMT As’Adiyah sengkang dalam penanganan
pembiayaan bermasalah perlu diterapkan analisis klasik yang sering didengar 5C,
dengan adanya 5C BMT As’Adiyah Sengkang akan mengurangi pembiayaan
bermasalah.
2. BMT As’Adiyah perlu mengadakan literasi kepada masyarakat, agar masyarakat
tahu bahwa BMT bisa menyaingi pembiayaan dan bahkan bank lainnya sesuai
dengan prinsip dasar Syariah.

SFEBI20190228

228/2019

Perpustakaan Pusat

Tersedia