Pengembanagan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Wisata Tanjung Pallette, Kelurahan Pallette, Kab. Bone
Nasrullah/01.15.3083 - Personal Name
Skripsi ini mengkaji tentang partisipasi masyarakat dalam pengembangan
wisata Tanjung Pallette, Kelurahan Pallette, Kab. Bone. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Untuk mengetahui pengembangan Desa Wisata di Tanjung Pallette, Untuk
mengetahui partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata Di Tanjung
Pallette, Untuk Merumuskan Suatu Model Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Partisipasi Masyarakat Di Wisata Tanjung Pallette, Kel. Pallette Yang Sesuai Dengan
Syariat Islam.
Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan field research (penelitan
lapangan) yang menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik
Descriptive Analysis.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Pengembangan wisata di
Tanjung Pallette Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam dan sebagainya untuk
dikembangkan sebagai obyek wisata, (2) Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette
mayoritas yang bekerja di Wisata adalah orang Pallette itu sendiri meski masih ada
masyarakat yang kurang mendukung pengembangan Wisata di Kelurahan Pallette, (3)
Model pengembangan wisata yang di gunakan disana adalah ada yang di sebut dengan
DED (Detail Inggenering Design) gambaran keselurhan untuk mendirikan usaha, (4)
Partisipasi masyarakat yang sesuai dengan syariat islam, Lebih meperhatikan nilai-nilai
islam dalam membangun dan melibatkan masyarakat, seperti meperhatikan prinsip
keadilan, persamaan dan prinsip partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita
bangun bersama masyarakat disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Salah satu keunikan yang dimiliki Wisata Tanjung Pallette adalah adanya
gunung batu kemudian pantai, dan ada beberapa kolam berenang yang
mempunyai air tawar dan air asin, itulah bebrapa keunikan yang dimiliki
oleh Wisata Tanjung Pallette selanjutnya di Wista Tanjung Pallette yang
dulunya hanya wisata alam sekarang terdapat beberapa destinasi baru yaitu
dengan ditambahnya wahana seperti Waterboom yang membuat wisata
Tanjung Pallette semakin banyak pengunjungnya.
2. Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette, beberapa bentuk partisipasi
masyarakat seperti 1) Partisipasi buah pikiran, pengelolah Wisata Tanjung
Pallette ketika ada sarang atau masukan dari masyarakat Kelurahan Pallette
pengeloah akan senantisa menerimanya dan akan mempertimbangkannya; 2)
Partisipasi tenaga, ketika ada pembangunan yang direncanakan di wisata
Tanjung Pallette maka pengelolah wisata aka memberi tahu kepada
masyarakat Kelurahan Pallette, sehingga masyarakat akan turut ikut serta
dalam pembangunan tersebut; 3) Partisipasi keterampilan dan kemahiran,
dari Kelurahan sering mengadakan kerja sama dengan SUPM dan POLTEK,
masyarakat dikirim kesana untuk diberikan pelatihan bagaimana agar
masyarakat itu memiliki skill untuk membuat kuliner yang terbuat dari
rumput laut, masyarakat di tuntun untuk mengembangkan kreatifitasnya.
65
3. Model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat 1)
Pelibatan penduduk lokal, dalam pengembangan wisata di Tanjung Pallette,
yang menjadi prioritas utama untuk tenaga kerja di dalam wisata, yaitu dari
masyarakat Kelurahan Pallette; 2) Produk wisata untuk menggambarkan
identitas local, di Kelurahan Pallette mayoritas penduduknya adalah petani
rumput laut, jadi dari Kelurahan itu mengirim masyarkatnya ke berbagai
macam pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemanfaatan rumput laut untuk
dijadikan sebagai makanan kuliner khas Kelurahan Pallette; 3) Mengatasi
problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh,
dalam pembangunan suatu usaha ada yang namanya DED (Detail
Enggenering Design), disitu menggambarkan secara keseluruhan bagaimana
pembangunan suatu usaha yang akan dididirikan.
4. Ada beberapa prinsip dalam islam yang menjadi pedoman dalam
pengembangan dan partisipasi masyarakat diantaranya, 1) Prinsip keadilan,
adanya sikap yang tidak sesuai dengan prinsip islam, karena adanya batasan
bagi masyarakat untuk ikut serta membangun usaha dilokasi wisata, usaha
yang dimaksud disini adalah usaha penjualan di temapat wisata, kecuali
masyarakat yang berada disana mempunyai tanah yang masuk kedalam
kawasan wisata. Seharusnya pengelolah wisata memberikan peluang yang
luas kepada masyarakat untuk bisa mendirikan usahanya dilokasi wisata
tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan dan perekonomian
masyarakat yang ada di Kelurahan Pallette; 2) Prinsip Persamaan, Prinsip
persamaan terhadap masyarakat adalah hal yang sangat penting, karena
dengan hal itu masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain, dari
66
beberapa hasil penelitian bahwa ada beberapa masyarakat tidak mendukung
adanya wisata ini alasannya, semua masyarakat yang tergabung dalam
Kelurahan Pallette tidak diberikan Peluang untuk masuk disana dalam
rangka mendirikan usaha; 3) Prinsip partisipasi, Berdasarkan hasil penelitian
diatas, bahwa partisiapasi masyarakat dari kelurahan Pallette ke wisata,
memberikan pengaruh besar bagi masyarakat begitupun dari wisata, karena
saling menguntungkan satu sama lain.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
Pengelolah wisata sekaligus kepada masyarakat Kelurahan Pallette, Perlu adanya
niat dan keinginan yang kuat dari masyarakat dalam mengembangkan skill,
karena tanpa niat dan keinginan yang kuat maka tidak bisa terbentuk sutau usaha
yang baik.
Kemudian masyarakat yang berada di Kelurahan Pallette juga bisa
membuat usaha yang dapat menarik wisatawan yang datang dengan membuat
suatu usaha jualan khas dari Kelurahan Pallette, contohnya gantungan gunci atau
makanan yang terbuat dari rumput laut, usaha tersebut bisa di dirikan di pinggir
jalan masuk ke wisata.
Masalah dana untuk mendirikan usaha mungkin masyarakat di Kelurahan
Pallette bisa meminjam ke Koperasi atau ke bank, untuk membuat usaha kecil di
sana karna peluang untuk mendirikan usaha disana sangat besar, jadi masyarakat
harus bisa mengambil kesempatan dalam mengambil keuntungan dengan
mendirikan suatu usaha.
67
Pengelolah atau Dinas Pariwisata bisa membuka lebar untuk masyarakat
terlibat di wisata atau diberikan tempat didalam pekarangan wisata seperti tempat
menjual bagi masyarakat Kelurahan Pallette, kemudian jangan membatasi
masyarakat Kelurahan Pallette untuk menjual disana selama tidak mengganggu
pengunjung yang datang, kalaupun ada iuran yang harus dibayar itu bisa
dibicarakan dengan masyarakat nantinya disana, tetapi jangan membatasi
masyarakat yang ingin menjual.
Lebih meperhatikan nilai-nilai islam dalam membangun dan melibatkan
masyarakat, seperti meperhatikan prinsip keadilan, persamaan dan prinsip
partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita bangun bersama masyarakat
disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Salah satu keunikan yang dimiliki Wisata Tanjung Pallette adalah adanya
gunung batu kemudian pantai, dan ada beberapa kolam berenang yang
mempunyai air tawar dan air asin, itulah bebrapa keunikan yang dimiliki
oleh Wisata Tanjung Pallette selanjutnya di Wista Tanjung Pallette yang
dulunya hanya wisata alam sekarang terdapat beberapa destinasi baru yaitu
dengan ditambahnya wahana seperti Waterboom yang membuat wisata
Tanjung Pallette semakin banyak pengunjungnya.
2. Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette, beberapa bentuk partisipasi
masyarakat seperti 1) Partisipasi buah pikiran, pengelolah Wisata Tanjung
Pallette ketika ada sarang atau masukan dari masyarakat Kelurahan Pallette
pengeloah akan senantisa menerimanya dan akan mempertimbangkannya; 2)
Partisipasi tenaga, ketika ada pembangunan yang direncanakan di wisata
Tanjung Pallette maka pengelolah wisata aka memberi tahu kepada
masyarakat Kelurahan Pallette, sehingga masyarakat akan turut ikut serta
dalam pembangunan tersebut; 3) Partisipasi keterampilan dan kemahiran,
dari Kelurahan sering mengadakan kerja sama dengan SUPM dan POLTEK,
masyarakat dikirim kesana untuk diberikan pelatihan bagaimana agar
masyarakat itu memiliki skill untuk membuat kuliner yang terbuat dari
rumput laut, masyarakat di tuntun untuk mengembangkan kreatifitasnya.
3. Model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat 1)
Pelibatan penduduk lokal, dalam pengembangan wisata di Tanjung Pallette,
yang menjadi prioritas utama untuk tenaga kerja di dalam wisata, yaitu dari
masyarakat Kelurahan Pallette; 2) Produk wisata untuk menggambarkan
identitas local, di Kelurahan Pallette mayoritas penduduknya adalah petani
rumput laut, jadi dari Kelurahan itu mengirim masyarkatnya ke berbagai
macam pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemanfaatan rumput laut untuk
dijadikan sebagai makanan kuliner khas Kelurahan Pallette; 3) Mengatasi
problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh,
dalam pembangunan suatu usaha ada yang namanya DED (Detail
Enggenering Design), disitu menggambarkan secara keseluruhan bagaimana
pembangunan suatu usaha yang akan dididirikan.
4. Ada beberapa prinsip dalam islam yang menjadi pedoman dalam
pengembangan dan partisipasi masyarakat diantaranya, 1) Prinsip keadilan,
adanya sikap yang tidak sesuai dengan prinsip islam, karena adanya batasan
bagi masyarakat untuk ikut serta membangun usaha dilokasi wisata, usaha
yang dimaksud disini adalah usaha penjualan di temapat wisata, kecuali
masyarakat yang berada disana mempunyai tanah yang masuk kedalam
kawasan wisata. Seharusnya pengelolah wisata memberikan peluang yang
luas kepada masyarakat untuk bisa mendirikan usahanya dilokasi wisata
tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan dan perekonomian
masyarakat yang ada di Kelurahan Pallette; 2) Prinsip Persamaan, Prinsip
persamaan terhadap masyarakat adalah hal yang sangat penting, karena
dengan hal itu masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain, dari
beberapa hasil penelitian bahwa ada beberapa masyarakat tidak mendukung
adanya wisata ini alasannya, semua masyarakat yang tergabung dalam
Kelurahan Pallette tidak diberikan Peluang untuk masuk disana dalam
rangka mendirikan usaha; 3) Prinsip partisipasi, Berdasarkan hasil penelitian
diatas, bahwa partisiapasi masyarakat dari kelurahan Pallette ke wisata,
memberikan pengaruh besar bagi masyarakat begitupun dari wisata, karena
saling menguntungkan satu sama lain.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
Pengelolah wisata sekaligus kepada masyarakat Kelurahan Pallette, Perlu adanya
niat dan keinginan yang kuat dari masyarakat dalam mengembangkan skill,
karena tanpa niat dan keinginan yang kuat maka tidak bisa terbentuk sutau usaha
yang baik.
Kemudian masyarakat yang berada di Kelurahan Pallette juga bisa
membuat usaha yang dapat menarik wisatawan yang datang dengan membuat
suatu usaha jualan khas dari Kelurahan Pallette, contohnya gantungan gunci atau
makanan yang terbuat dari rumput laut, usaha tersebut bisa di dirikan di pinggir
jalan masuk ke wisata.
Masalah dana untuk mendirikan usaha mungkin masyarakat di Kelurahan
Pallette bisa meminjam ke Koperasi atau ke bank, untuk membuat usaha kecil di
sana karna peluang untuk mendirikan usaha disana sangat besar, jadi masyarakat
harus bisa mengambil kesempatan dalam mengambil keuntungan dengan
mendirikan suatu usaha.
Pengelolah atau Dinas Pariwisata bisa membuka lebar untuk masyarakat
terlibat di wisata atau diberikan tempat didalam pekarangan wisata seperti tempat
menjual bagi masyarakat Kelurahan Pallette, kemudian jangan membatasi
masyarakat Kelurahan Pallette untuk menjual disana selama tidak mengganggu
pengunjung yang datang, kalaupun ada iuran yang harus dibayar itu bisa
dibicarakan dengan masyarakat nantinya disana, tetapi jangan membatasi
masyarakat yang ingin menjual.
Lebih meperhatikan nilai-nilai islam dalam membangun dan melibatkan
masyarakat, seperti meperhatikan prinsip keadilan, persamaan dan prinsip
partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita bangun bersama masyarakat
disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
wisata Tanjung Pallette, Kelurahan Pallette, Kab. Bone. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Untuk mengetahui pengembangan Desa Wisata di Tanjung Pallette, Untuk
mengetahui partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata Di Tanjung
Pallette, Untuk Merumuskan Suatu Model Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Partisipasi Masyarakat Di Wisata Tanjung Pallette, Kel. Pallette Yang Sesuai Dengan
Syariat Islam.
Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan field research (penelitan
lapangan) yang menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik
Descriptive Analysis.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Pengembangan wisata di
Tanjung Pallette Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam dan sebagainya untuk
dikembangkan sebagai obyek wisata, (2) Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette
mayoritas yang bekerja di Wisata adalah orang Pallette itu sendiri meski masih ada
masyarakat yang kurang mendukung pengembangan Wisata di Kelurahan Pallette, (3)
Model pengembangan wisata yang di gunakan disana adalah ada yang di sebut dengan
DED (Detail Inggenering Design) gambaran keselurhan untuk mendirikan usaha, (4)
Partisipasi masyarakat yang sesuai dengan syariat islam, Lebih meperhatikan nilai-nilai
islam dalam membangun dan melibatkan masyarakat, seperti meperhatikan prinsip
keadilan, persamaan dan prinsip partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita
bangun bersama masyarakat disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Salah satu keunikan yang dimiliki Wisata Tanjung Pallette adalah adanya
gunung batu kemudian pantai, dan ada beberapa kolam berenang yang
mempunyai air tawar dan air asin, itulah bebrapa keunikan yang dimiliki
oleh Wisata Tanjung Pallette selanjutnya di Wista Tanjung Pallette yang
dulunya hanya wisata alam sekarang terdapat beberapa destinasi baru yaitu
dengan ditambahnya wahana seperti Waterboom yang membuat wisata
Tanjung Pallette semakin banyak pengunjungnya.
2. Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette, beberapa bentuk partisipasi
masyarakat seperti 1) Partisipasi buah pikiran, pengelolah Wisata Tanjung
Pallette ketika ada sarang atau masukan dari masyarakat Kelurahan Pallette
pengeloah akan senantisa menerimanya dan akan mempertimbangkannya; 2)
Partisipasi tenaga, ketika ada pembangunan yang direncanakan di wisata
Tanjung Pallette maka pengelolah wisata aka memberi tahu kepada
masyarakat Kelurahan Pallette, sehingga masyarakat akan turut ikut serta
dalam pembangunan tersebut; 3) Partisipasi keterampilan dan kemahiran,
dari Kelurahan sering mengadakan kerja sama dengan SUPM dan POLTEK,
masyarakat dikirim kesana untuk diberikan pelatihan bagaimana agar
masyarakat itu memiliki skill untuk membuat kuliner yang terbuat dari
rumput laut, masyarakat di tuntun untuk mengembangkan kreatifitasnya.
65
3. Model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat 1)
Pelibatan penduduk lokal, dalam pengembangan wisata di Tanjung Pallette,
yang menjadi prioritas utama untuk tenaga kerja di dalam wisata, yaitu dari
masyarakat Kelurahan Pallette; 2) Produk wisata untuk menggambarkan
identitas local, di Kelurahan Pallette mayoritas penduduknya adalah petani
rumput laut, jadi dari Kelurahan itu mengirim masyarkatnya ke berbagai
macam pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemanfaatan rumput laut untuk
dijadikan sebagai makanan kuliner khas Kelurahan Pallette; 3) Mengatasi
problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh,
dalam pembangunan suatu usaha ada yang namanya DED (Detail
Enggenering Design), disitu menggambarkan secara keseluruhan bagaimana
pembangunan suatu usaha yang akan dididirikan.
4. Ada beberapa prinsip dalam islam yang menjadi pedoman dalam
pengembangan dan partisipasi masyarakat diantaranya, 1) Prinsip keadilan,
adanya sikap yang tidak sesuai dengan prinsip islam, karena adanya batasan
bagi masyarakat untuk ikut serta membangun usaha dilokasi wisata, usaha
yang dimaksud disini adalah usaha penjualan di temapat wisata, kecuali
masyarakat yang berada disana mempunyai tanah yang masuk kedalam
kawasan wisata. Seharusnya pengelolah wisata memberikan peluang yang
luas kepada masyarakat untuk bisa mendirikan usahanya dilokasi wisata
tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan dan perekonomian
masyarakat yang ada di Kelurahan Pallette; 2) Prinsip Persamaan, Prinsip
persamaan terhadap masyarakat adalah hal yang sangat penting, karena
dengan hal itu masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain, dari
66
beberapa hasil penelitian bahwa ada beberapa masyarakat tidak mendukung
adanya wisata ini alasannya, semua masyarakat yang tergabung dalam
Kelurahan Pallette tidak diberikan Peluang untuk masuk disana dalam
rangka mendirikan usaha; 3) Prinsip partisipasi, Berdasarkan hasil penelitian
diatas, bahwa partisiapasi masyarakat dari kelurahan Pallette ke wisata,
memberikan pengaruh besar bagi masyarakat begitupun dari wisata, karena
saling menguntungkan satu sama lain.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
Pengelolah wisata sekaligus kepada masyarakat Kelurahan Pallette, Perlu adanya
niat dan keinginan yang kuat dari masyarakat dalam mengembangkan skill,
karena tanpa niat dan keinginan yang kuat maka tidak bisa terbentuk sutau usaha
yang baik.
Kemudian masyarakat yang berada di Kelurahan Pallette juga bisa
membuat usaha yang dapat menarik wisatawan yang datang dengan membuat
suatu usaha jualan khas dari Kelurahan Pallette, contohnya gantungan gunci atau
makanan yang terbuat dari rumput laut, usaha tersebut bisa di dirikan di pinggir
jalan masuk ke wisata.
Masalah dana untuk mendirikan usaha mungkin masyarakat di Kelurahan
Pallette bisa meminjam ke Koperasi atau ke bank, untuk membuat usaha kecil di
sana karna peluang untuk mendirikan usaha disana sangat besar, jadi masyarakat
harus bisa mengambil kesempatan dalam mengambil keuntungan dengan
mendirikan suatu usaha.
67
Pengelolah atau Dinas Pariwisata bisa membuka lebar untuk masyarakat
terlibat di wisata atau diberikan tempat didalam pekarangan wisata seperti tempat
menjual bagi masyarakat Kelurahan Pallette, kemudian jangan membatasi
masyarakat Kelurahan Pallette untuk menjual disana selama tidak mengganggu
pengunjung yang datang, kalaupun ada iuran yang harus dibayar itu bisa
dibicarakan dengan masyarakat nantinya disana, tetapi jangan membatasi
masyarakat yang ingin menjual.
Lebih meperhatikan nilai-nilai islam dalam membangun dan melibatkan
masyarakat, seperti meperhatikan prinsip keadilan, persamaan dan prinsip
partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita bangun bersama masyarakat
disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Salah satu keunikan yang dimiliki Wisata Tanjung Pallette adalah adanya
gunung batu kemudian pantai, dan ada beberapa kolam berenang yang
mempunyai air tawar dan air asin, itulah bebrapa keunikan yang dimiliki
oleh Wisata Tanjung Pallette selanjutnya di Wista Tanjung Pallette yang
dulunya hanya wisata alam sekarang terdapat beberapa destinasi baru yaitu
dengan ditambahnya wahana seperti Waterboom yang membuat wisata
Tanjung Pallette semakin banyak pengunjungnya.
2. Partisipasi masyarakat di Kelurahan Pallette, beberapa bentuk partisipasi
masyarakat seperti 1) Partisipasi buah pikiran, pengelolah Wisata Tanjung
Pallette ketika ada sarang atau masukan dari masyarakat Kelurahan Pallette
pengeloah akan senantisa menerimanya dan akan mempertimbangkannya; 2)
Partisipasi tenaga, ketika ada pembangunan yang direncanakan di wisata
Tanjung Pallette maka pengelolah wisata aka memberi tahu kepada
masyarakat Kelurahan Pallette, sehingga masyarakat akan turut ikut serta
dalam pembangunan tersebut; 3) Partisipasi keterampilan dan kemahiran,
dari Kelurahan sering mengadakan kerja sama dengan SUPM dan POLTEK,
masyarakat dikirim kesana untuk diberikan pelatihan bagaimana agar
masyarakat itu memiliki skill untuk membuat kuliner yang terbuat dari
rumput laut, masyarakat di tuntun untuk mengembangkan kreatifitasnya.
3. Model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat 1)
Pelibatan penduduk lokal, dalam pengembangan wisata di Tanjung Pallette,
yang menjadi prioritas utama untuk tenaga kerja di dalam wisata, yaitu dari
masyarakat Kelurahan Pallette; 2) Produk wisata untuk menggambarkan
identitas local, di Kelurahan Pallette mayoritas penduduknya adalah petani
rumput laut, jadi dari Kelurahan itu mengirim masyarkatnya ke berbagai
macam pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemanfaatan rumput laut untuk
dijadikan sebagai makanan kuliner khas Kelurahan Pallette; 3) Mengatasi
problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh,
dalam pembangunan suatu usaha ada yang namanya DED (Detail
Enggenering Design), disitu menggambarkan secara keseluruhan bagaimana
pembangunan suatu usaha yang akan dididirikan.
4. Ada beberapa prinsip dalam islam yang menjadi pedoman dalam
pengembangan dan partisipasi masyarakat diantaranya, 1) Prinsip keadilan,
adanya sikap yang tidak sesuai dengan prinsip islam, karena adanya batasan
bagi masyarakat untuk ikut serta membangun usaha dilokasi wisata, usaha
yang dimaksud disini adalah usaha penjualan di temapat wisata, kecuali
masyarakat yang berada disana mempunyai tanah yang masuk kedalam
kawasan wisata. Seharusnya pengelolah wisata memberikan peluang yang
luas kepada masyarakat untuk bisa mendirikan usahanya dilokasi wisata
tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan dan perekonomian
masyarakat yang ada di Kelurahan Pallette; 2) Prinsip Persamaan, Prinsip
persamaan terhadap masyarakat adalah hal yang sangat penting, karena
dengan hal itu masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain, dari
beberapa hasil penelitian bahwa ada beberapa masyarakat tidak mendukung
adanya wisata ini alasannya, semua masyarakat yang tergabung dalam
Kelurahan Pallette tidak diberikan Peluang untuk masuk disana dalam
rangka mendirikan usaha; 3) Prinsip partisipasi, Berdasarkan hasil penelitian
diatas, bahwa partisiapasi masyarakat dari kelurahan Pallette ke wisata,
memberikan pengaruh besar bagi masyarakat begitupun dari wisata, karena
saling menguntungkan satu sama lain.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
Pengelolah wisata sekaligus kepada masyarakat Kelurahan Pallette, Perlu adanya
niat dan keinginan yang kuat dari masyarakat dalam mengembangkan skill,
karena tanpa niat dan keinginan yang kuat maka tidak bisa terbentuk sutau usaha
yang baik.
Kemudian masyarakat yang berada di Kelurahan Pallette juga bisa
membuat usaha yang dapat menarik wisatawan yang datang dengan membuat
suatu usaha jualan khas dari Kelurahan Pallette, contohnya gantungan gunci atau
makanan yang terbuat dari rumput laut, usaha tersebut bisa di dirikan di pinggir
jalan masuk ke wisata.
Masalah dana untuk mendirikan usaha mungkin masyarakat di Kelurahan
Pallette bisa meminjam ke Koperasi atau ke bank, untuk membuat usaha kecil di
sana karna peluang untuk mendirikan usaha disana sangat besar, jadi masyarakat
harus bisa mengambil kesempatan dalam mengambil keuntungan dengan
mendirikan suatu usaha.
Pengelolah atau Dinas Pariwisata bisa membuka lebar untuk masyarakat
terlibat di wisata atau diberikan tempat didalam pekarangan wisata seperti tempat
menjual bagi masyarakat Kelurahan Pallette, kemudian jangan membatasi
masyarakat Kelurahan Pallette untuk menjual disana selama tidak mengganggu
pengunjung yang datang, kalaupun ada iuran yang harus dibayar itu bisa
dibicarakan dengan masyarakat nantinya disana, tetapi jangan membatasi
masyarakat yang ingin menjual.
Lebih meperhatikan nilai-nilai islam dalam membangun dan melibatkan
masyarakat, seperti meperhatikan prinsip keadilan, persamaan dan prinsip
partisipasi, sehingga menjadikan usaha yang kita bangun bersama masyarakat
disekitar lebih bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Ketersediaan
| SFEBI20190182 | 182/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
182/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
