Implementasi Program Pengentasan Kemiskinan Melalii Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (Studi Pada Desa Ajang Pulu Kecamatan Cina)”
Delvianti Fahmi/01.15.3.124 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga
Harapan (KUBE PKH) sebagai program pengentasan kemiskinan dalam
Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (Studi Pada Desa Ajang Pulu Kecamatan Cina).
Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana program
pemberdayaan masyarakat melalui KUBE PKH di desa Ajang Pulu Kec Cina.(2)
Bagaimana program pengentasan kemiskinan melalui KUBE PKH di desa Ajang
Pulu (3) Bagaimana KUBE PKH dijadikan sebagai pilar pemberdayaan masyarakat
pedesaan.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif, dan menggunakan pendekatan analisis deskriptif yaitu suatu
analisis yang bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat
ditangkap oleh peneliti dengan menunjukkan bukti-bukti. Teknik ini digunakan untuk
mendekskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil wawancara,
observasi maupun dokumentasi selama melakukan penelitian di Desa Ajang Pulu
Kecamatan Cina.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberdayaan masyarakat
melalui Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) belum
terlaksana dengan baik (2) program pengentasan kemiskinan melalui Kelompok
Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) telah memenuhi syarat
dalam kerangka dasar dalam upaya pengentasan kemiskinan (3) implementasi
Program Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan dijadikan sebagai
pilar pemberdayaan masyarakat belum terlaksana dengan baik karena kegiatan utama
hanya berupa koperasi dan penggemukan sapi, sehingga setiap masyarakat belum
memiliki potensi keterampilan yang baik dalam segi wirausaha di bidang lainnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Ada 5 tahap dalam proses pemberdayaan masyarakat pedesaanmelalui KUBE
PKH di desaAjangPuluKec. Cina yang Pertama inisiatif, kedua sosialisasi,
ketiga motivasi, keempatmerubah tekad menjadi usaha yang nyata dan kelima
Adanya kerjasama antara Dinas Sosial dengan KUBE PKH yang tiada henti.
Namun dalam melaksanakan kegiatan atau program pemberdayaan anggota
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) belum
dikatakan berhasil karena masih ada 2 pendekatan yang di ungkapkan oleh
Suharto belum terpenuhi dalam proses pemberdayaan yang ada di desa Ajang
pulu yaitu dari segi pemungkinan dan pemeliharaan.
2. Ada 6 Kegiatan KUBE PKH dalam mengentaskan kemiskinan di desa Ajang
Pulu dilakukan dengan cara : Pertama Dalam hal peningkatkan pengetahuan
dan keterampilan anggota terutama dibidang koperasi dan pengemukan sapi.
Kedua Meningkatkan kesejahteraan anggota. ketiga Mengatasi kemiskinan
anggota dengan peningkatan penghasilan atau pendapatan. Keempat
Meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial antara para anggota
KUBE dan masyarakat. Kelima Meningkatkan minat berwirausaha pada
anggota dan masyarakat. Keenam Menjadi wadah bagi anggota dan masyarakat
untuk mengembangkan diri. Sesuai dengan strategiBambang Widianto bahwa
KUBE PKH yang ada di desa Ajang Pulu dengan adanya ke 6 kegiatan tersebut
telah menjadi program dalam upaya pengentasan kemiskinan.
3. Program Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH)
di desa Ajang Pulu belum dapat dikatakan menjadi pilar pemberdayaan
masyarakat karena belum terciptanya kondisi atau suasana iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling), belum efektifnya
program penguatan potensi yang ada pada Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan (KUBE PKH), struktur kelembagaan, sarana-prasarana serta
pengembangan KUBE PKH menjadi belum maksimal, upaya pokoknya belum
terlaksana dengan baik seperti peningkatan tarap pendidikan, dan derajat
kesehatan, serta akses kepada sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti
modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar, kurangnya
pembangunan prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik,
maupun sosial seperti sekolah, dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat
diakses oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan
lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa implikasi sebagai
berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat pedesaan akan terlaksana dengan baik jika proses
pemberdayaan lebih di perbaharui selain itu untuk menutupi kekurangan
tersebut maka semua pihak harus bergerak, yaitu pihak Pemerintah, Dinas
Sosial, Pendamping KUBE PKH, Aparat desa dan Masyarakat setempat.
2. Untuk program pengentasan kemiskinan masih di perlukan perluasan program
atau bukan hanya dengan adanya Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga
Harapan (KUBE PKH) sebagai program pengentasan di desa Ajang Pulu tetapi
juga program-program pemerintah yang lainnya.
3. Untuk menjadikan Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan
(KUBE PKH) sebagai pilar pemberdayaan maka pemberdaya dan Dinas sosial
harus menciptakan kondisi atau suasana iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling), dan adanya perbaikan struktur
kelembagaan, sarana-prasarana serta pengembangan.Selainituperlu ada program
khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program yang
umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat menyentuh lapisan
masyarakat ini. Untuk menjadikan Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan (KUBE PKH) sebagai pilar pemberdayaan masyarakat
sebaiknya kegiatan utama Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga
Harapan (KUBE PKH) bukan hanya koperasi dan penggemukan sapi tetapi
juga ada program lain seperti : usaha jahit, usaha pembuatan bosara dan usaha
pembuatan atap rumah. Selain itu adanya pembangunan prasarana dan sarana
dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah, dan
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat diakses oleh masyarakat pada lapisan
paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan
pemasaran di perdesaan tempat terkonsentrasinya penduduk yang
keberdayaannya amat kurang.
Harapan (KUBE PKH) sebagai program pengentasan kemiskinan dalam
Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (Studi Pada Desa Ajang Pulu Kecamatan Cina).
Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana program
pemberdayaan masyarakat melalui KUBE PKH di desa Ajang Pulu Kec Cina.(2)
Bagaimana program pengentasan kemiskinan melalui KUBE PKH di desa Ajang
Pulu (3) Bagaimana KUBE PKH dijadikan sebagai pilar pemberdayaan masyarakat
pedesaan.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif, dan menggunakan pendekatan analisis deskriptif yaitu suatu
analisis yang bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat
ditangkap oleh peneliti dengan menunjukkan bukti-bukti. Teknik ini digunakan untuk
mendekskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil wawancara,
observasi maupun dokumentasi selama melakukan penelitian di Desa Ajang Pulu
Kecamatan Cina.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberdayaan masyarakat
melalui Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) belum
terlaksana dengan baik (2) program pengentasan kemiskinan melalui Kelompok
Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) telah memenuhi syarat
dalam kerangka dasar dalam upaya pengentasan kemiskinan (3) implementasi
Program Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan dijadikan sebagai
pilar pemberdayaan masyarakat belum terlaksana dengan baik karena kegiatan utama
hanya berupa koperasi dan penggemukan sapi, sehingga setiap masyarakat belum
memiliki potensi keterampilan yang baik dalam segi wirausaha di bidang lainnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Ada 5 tahap dalam proses pemberdayaan masyarakat pedesaanmelalui KUBE
PKH di desaAjangPuluKec. Cina yang Pertama inisiatif, kedua sosialisasi,
ketiga motivasi, keempatmerubah tekad menjadi usaha yang nyata dan kelima
Adanya kerjasama antara Dinas Sosial dengan KUBE PKH yang tiada henti.
Namun dalam melaksanakan kegiatan atau program pemberdayaan anggota
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) belum
dikatakan berhasil karena masih ada 2 pendekatan yang di ungkapkan oleh
Suharto belum terpenuhi dalam proses pemberdayaan yang ada di desa Ajang
pulu yaitu dari segi pemungkinan dan pemeliharaan.
2. Ada 6 Kegiatan KUBE PKH dalam mengentaskan kemiskinan di desa Ajang
Pulu dilakukan dengan cara : Pertama Dalam hal peningkatkan pengetahuan
dan keterampilan anggota terutama dibidang koperasi dan pengemukan sapi.
Kedua Meningkatkan kesejahteraan anggota. ketiga Mengatasi kemiskinan
anggota dengan peningkatan penghasilan atau pendapatan. Keempat
Meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial antara para anggota
KUBE dan masyarakat. Kelima Meningkatkan minat berwirausaha pada
anggota dan masyarakat. Keenam Menjadi wadah bagi anggota dan masyarakat
untuk mengembangkan diri. Sesuai dengan strategiBambang Widianto bahwa
KUBE PKH yang ada di desa Ajang Pulu dengan adanya ke 6 kegiatan tersebut
telah menjadi program dalam upaya pengentasan kemiskinan.
3. Program Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH)
di desa Ajang Pulu belum dapat dikatakan menjadi pilar pemberdayaan
masyarakat karena belum terciptanya kondisi atau suasana iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling), belum efektifnya
program penguatan potensi yang ada pada Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan (KUBE PKH), struktur kelembagaan, sarana-prasarana serta
pengembangan KUBE PKH menjadi belum maksimal, upaya pokoknya belum
terlaksana dengan baik seperti peningkatan tarap pendidikan, dan derajat
kesehatan, serta akses kepada sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti
modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar, kurangnya
pembangunan prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik,
maupun sosial seperti sekolah, dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat
diakses oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan
lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini, peneliti dapat memberikan beberapa implikasi sebagai
berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat pedesaan akan terlaksana dengan baik jika proses
pemberdayaan lebih di perbaharui selain itu untuk menutupi kekurangan
tersebut maka semua pihak harus bergerak, yaitu pihak Pemerintah, Dinas
Sosial, Pendamping KUBE PKH, Aparat desa dan Masyarakat setempat.
2. Untuk program pengentasan kemiskinan masih di perlukan perluasan program
atau bukan hanya dengan adanya Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga
Harapan (KUBE PKH) sebagai program pengentasan di desa Ajang Pulu tetapi
juga program-program pemerintah yang lainnya.
3. Untuk menjadikan Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan
(KUBE PKH) sebagai pilar pemberdayaan maka pemberdaya dan Dinas sosial
harus menciptakan kondisi atau suasana iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling), dan adanya perbaikan struktur
kelembagaan, sarana-prasarana serta pengembangan.Selainituperlu ada program
khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program yang
umum yang berlaku untuk semua tidak selalu dapat menyentuh lapisan
masyarakat ini. Untuk menjadikan Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan (KUBE PKH) sebagai pilar pemberdayaan masyarakat
sebaiknya kegiatan utama Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga
Harapan (KUBE PKH) bukan hanya koperasi dan penggemukan sapi tetapi
juga ada program lain seperti : usaha jahit, usaha pembuatan bosara dan usaha
pembuatan atap rumah. Selain itu adanya pembangunan prasarana dan sarana
dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah, dan
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat diakses oleh masyarakat pada lapisan
paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan
pemasaran di perdesaan tempat terkonsentrasinya penduduk yang
keberdayaannya amat kurang.
Ketersediaan
| SFEBI20190242 | 242/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
242/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
