Skripsi ini membahas tentang digitalisasi sistem pelayanan Bank Syariah di
Watampone. Teori yang mendasarinya karena layanan perbankan digital merupakan
layanan atau kegiatan perbankan dengan menggunakan sarana elektronik atau digital
milik Bank, dan/atau melalui media digital milik calon nasabah dan/atau nasabah
Bank, yang dilakukan secara mandiri, sehingga menjadikan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: (1) bagaimana penerapan digitalisasi sistem pelayanan bank
syariah di Watampone, (2) tingkat kesadaran masyarakat dalam menggunakan
digitalisasi sistem layanan bank syariah di Watampone, (3) strategi untuk
menyadarkan masyarakat dalam menggunakan sistem layanan bank syariah yang
berbasis digital di Watampone.
Berdasarkan dari analisis datanya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif karena menggunakan data hasil wawancara yang diolah dengan
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Penelitian ini adalah penelitian lapangan
disebabkan karena pengambilan datanya diambil langsung dari lokasi penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) bank syariah di Watampone
sudah menerapkan digitalisasi sistem layanan perbankan dengan menggunakan sarana
elektronik atau digital berupa komputer dan gadget di mana nasabah dapat secara
mandiri melakukan transaksi perbankan baik finasial maupun nonfinansial kapanpun
dan di manapun, namun belum sempurna karena belum tersedia kantor digital khusus
pelayanan digital banking (2) masyarakat pengguna digitalisasi sistem layanan bank
syariah di Watampone sudah mulai sadar dengan pentingnya penerapan digitalisasi
sistem layanan perbankan karena mereka telah rutin menggunakannya dan bahkan
berinisiatif untuk turut mensosialisasikan penggunaan layanan digital banking ke
nasabah maupun yang bukan nasabah bank syariah, (3) strategi dalam menyadarkan
masyarakat terkait penggunaan digitalisasi sistem layanan bank syariah di
Watampone belum dikatakan efektif karena hanya sebatas sosialisasi dan evaluasi.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Bank Syariah di Watampone sudah menerapkan digitalisasi sistem layanan
perbankan dengan menggunakan sarana elektronik atau digital berupa
komputer dan gadget di mana nasabah dapat secara mandiri melakukan
transaksi perbankan baik finasial maupun nonfinansial kapanpun dan di
manapun, namun belum tersedia kantor digital yang khusus untuk pelayanan
digital banking secara mandiri.
2. Masyarakat pengguna digitalisasi sistem layanan bank syariah di
Watampone sudah mulai sadar dengan pentingnya penerapan digitalisasi
sistem layanan perbankan karena mereka telah rutin menggunakannya dan
bahkan berinisiatif untuk turut mensosialisasikan penggunaan layanan digital
banking ke nasabah maupun yang bukan nasabah bank syariah.
3. Strategi dalam menyadarkan masyarakat terkait penggunaan digitalisasi
sistem layanan bank syariah di Watampone belum dikatakan efektif karena
hanya sebatas sosialisasi dan evaluasi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan di atas, penulis
memberikan beberapa saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi pihak yang
terkait.
1. Penerapan digitalisasi sistem layanan bank syariah di Watampone lebih
ditingkatkan lagi dengan cara melengkapi fitur-fiturnya sehingga segala
kebutuhan transaksi keuangan masyarakat dapat terpenuhi dan waktu kerja
lebih efisien serta kantor digital yang khusus untuk pelayanan digital
banking.
2. Masyarakat pengguna layanan digital bank syariah harus lebih gencar lagi
dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat lainnya dengan
menawarkan banyaknya kemudahan yang bisa didapatkan ketika
menggunakannya.
3. Diperlukan adanya strategi yang efektif dan berkelanjutan untuk
membangun kesadaran masyarakat terkait penggunaan digitalisasi sistem
layanan bank syariah di Watampone dan kerjasama dengan semua lapisan
masyarakat demi mendukung perkembangan bank suariah di Watampone.

SFEBI20190454

454/2019

Perpustakaan Pusat

Tersedia