Analisis Penentuan Tingkat Laba Produksi Tahu Tempe DenganMetode Break Event Point (Studi Pada Usaha Nurul Ramadani )
Nirwana/01.15.3155 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang Tingkat Laba Produksi Tempe. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penentuan tingkat laba produksi Tahu
Tempe pada usaha Nurul Ramadani (2) Bagaimana penentuan tingkat laba produksi
Tahu Tempe dengan metode BEP (3) Bagaimana menjadikan metode BEP dalam
menentukan tingkat laba produksi Tempe.
Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan field research (penelitan
lapangan). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
kepada narasumber dalam penelitian ini yaitu pemilik usaha Tempe Nurul Ramadani,
Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Praktisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha Tempe Nurul Ramadani dalam
meningkatkan laba produksi Tempe yaitu ketika adanya 1) pendapan ; 2)biaya; dan
3) Break Event Point untuk memaksimumkan keuntungan dari biaya- biaya yang
digunakan
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.Tingkat Laba usaha Tempe Nurul Ramadani laba dapat di lihat ketika pembeli
melakukan pembelian secara berulang ulang atau Tempe yang terjual habis
dengan laba yang di dapatkan sebesar:
Tingkat laba = Total pendapatan – Total biaya oprasional
Rp 9.050.000 - Rp 5.802.500 = Rp 3.247.500
2.Usaha Tempe Nurul Ramadani dalam menentukan tingkat laba dengan Break
Event Point produk dijual kepada pelanggan baik secara langsung dan
pengiriman melalui pemasaran. Pada metode Break Even Point hanya bisa
digunakan dalam perusahaan yang memiliki jenis satu produk dan penelitian ini
mengambil sampel tahun 2019.
Pada Break Even Point dalam unit dan rupiah diketahui :
Analisis Break Even Point dalam unit
BEP = FC
P – VC/unit
Rp 5.802.500
Rp 1000 Rp21,000,000 150
Maka biaya variabel per unit Rp 5,802,500 dari total biaya variabel Rp
21.000.000 dan jumlah unit 150 bungkus yang diproduksi.
Analisis Break Even Point dalam rupiah
44
BEP = FC
VC
1 S
BEP (dalam Rp):
BEP (Rp) = Rp 5.802.500
Rp 21.000.000
1 Rp 9.050.000
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa BEP atau titik impas
dalam Rupiah adalah sebesar Rp 9.050.000
3. Menjadikan metode BEP dalam menentukan tingkat laba produksi
Tempe Berdasarkan analisis diatas usaha Nurul Ramadani dapat
mencapai titik impas. Peneliti memperkirakan pada tahun mendatang
perusahaan akan mengalami peningkatan baik dalam penjualan,
volume biaya-biaya, dan laba yang meningkat, tahun 2019
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
pemilik usaha Tempe Nurul Ramadani untuk lebih meningkatkan laba yang
diperoleh serta untuk menjadikan Break Event Point dalam menentukan tingkat
laba maka Biaya usaha tempe diklasifikasikan berdasarkan komponen biaya tetap
dan biaya variabel serta mempunyai tujuan tertentu dan dalam mengelola
bisnisnya harus tetap dipertahankan khususnya untuk bahan baku kedelai yang
masih harus tetap terjaga keberhesihannya dan banyak di minati masyarakat
khususnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, agar industry rumahan tempe
ini tetap dapat eksis ditengah persaingan yang semakin keras.
bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penentuan tingkat laba produksi Tahu
Tempe pada usaha Nurul Ramadani (2) Bagaimana penentuan tingkat laba produksi
Tahu Tempe dengan metode BEP (3) Bagaimana menjadikan metode BEP dalam
menentukan tingkat laba produksi Tempe.
Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan field research (penelitan
lapangan). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
kepada narasumber dalam penelitian ini yaitu pemilik usaha Tempe Nurul Ramadani,
Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Praktisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha Tempe Nurul Ramadani dalam
meningkatkan laba produksi Tempe yaitu ketika adanya 1) pendapan ; 2)biaya; dan
3) Break Event Point untuk memaksimumkan keuntungan dari biaya- biaya yang
digunakan
A. Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada pembahasan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.Tingkat Laba usaha Tempe Nurul Ramadani laba dapat di lihat ketika pembeli
melakukan pembelian secara berulang ulang atau Tempe yang terjual habis
dengan laba yang di dapatkan sebesar:
Tingkat laba = Total pendapatan – Total biaya oprasional
Rp 9.050.000 - Rp 5.802.500 = Rp 3.247.500
2.Usaha Tempe Nurul Ramadani dalam menentukan tingkat laba dengan Break
Event Point produk dijual kepada pelanggan baik secara langsung dan
pengiriman melalui pemasaran. Pada metode Break Even Point hanya bisa
digunakan dalam perusahaan yang memiliki jenis satu produk dan penelitian ini
mengambil sampel tahun 2019.
Pada Break Even Point dalam unit dan rupiah diketahui :
Analisis Break Even Point dalam unit
BEP = FC
P – VC/unit
Rp 5.802.500
Rp 1000 Rp21,000,000 150
Maka biaya variabel per unit Rp 5,802,500 dari total biaya variabel Rp
21.000.000 dan jumlah unit 150 bungkus yang diproduksi.
Analisis Break Even Point dalam rupiah
44
BEP = FC
VC
1 S
BEP (dalam Rp):
BEP (Rp) = Rp 5.802.500
Rp 21.000.000
1 Rp 9.050.000
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa BEP atau titik impas
dalam Rupiah adalah sebesar Rp 9.050.000
3. Menjadikan metode BEP dalam menentukan tingkat laba produksi
Tempe Berdasarkan analisis diatas usaha Nurul Ramadani dapat
mencapai titik impas. Peneliti memperkirakan pada tahun mendatang
perusahaan akan mengalami peningkatan baik dalam penjualan,
volume biaya-biaya, dan laba yang meningkat, tahun 2019
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
pemilik usaha Tempe Nurul Ramadani untuk lebih meningkatkan laba yang
diperoleh serta untuk menjadikan Break Event Point dalam menentukan tingkat
laba maka Biaya usaha tempe diklasifikasikan berdasarkan komponen biaya tetap
dan biaya variabel serta mempunyai tujuan tertentu dan dalam mengelola
bisnisnya harus tetap dipertahankan khususnya untuk bahan baku kedelai yang
masih harus tetap terjaga keberhesihannya dan banyak di minati masyarakat
khususnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, agar industry rumahan tempe
ini tetap dapat eksis ditengah persaingan yang semakin keras.
Ketersediaan
| SFEBI20190286 | 286/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
286/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
