Skripsi ini membahas mengenai Tinjauan yuridis tentang tanggung jawab
orang tua setelah perceraian. Masalah yang diuraikan dalam penelitian ini adalah
bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak dan pertimbangan hakim dalam
memberi putusan atas tanggung jawab orang tua terhadap anak setelah perceraian.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif, sosiologi, psikologi dan disajikan secara kualitatif.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara secara
langsung di Pengadilan Agama Watampone Kelas 1A. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak dan pertimbangan
hakim dalam memberi putusan atas tanggung jawab orang tua terhadap anak setelah
perceraian. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih dan
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
keIslaman pada khususnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tanggung jawab orang tua
terhadap anak fokus pada dua kepentingan yakni pendidikan dan pemeliharaan anak.
Sedangkan pertimbangan hakim dalam memberi putusan atas tanggung jawab orang
tua terhadap anak setelah perceraian adalah dengan memperhatikan pekerjaan dan
penghasilan orang tua khusus ayah sebagai penanggung nafkah anak, juga masalah
hak asuh dengan mempertimbangkan sikap kedua orang tua khusus ibu karena ibulah
menjadi sekolah pertama bagi seorang anak.
A. Simpulan
Berdasarkan pokok masalah dan sub-sub masalah yang diteliti dalam
tulisan ini, maka dirumuskan simpulan sebagai berikut:
1. Bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anaknya setelah perceraian terdiri
atas dua hal pokok, keduanya adalah pemenuhan pendidikan dan
pemeliharaan anak. Hal ini sebagaimana di jelaskan pada Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 45 ayat (1) dan (2). Perihal
tanggung jawab ini juga termuat dala Alquran Surah al-Baqarah/2 ayat 233
yang meliputi keharusan ibu memelihara anak dan kewajiban ayah memberi
pemenuhan nafkah anak.
2. Pertimbangan hakim dalam memberi putusan tentang tanggung jawab orang
tua terhadap anak setelah perceraian adalah dengan memperhatikan pekerjaan
dan penghasilan orang tua sehingga pemenuhan nafkah mampu terealisasikan
sesuai diharapkan. Alasan pertimbangan hakim selanjutnya adalah juga
terkait kepribadian orang tua agar supaya anak mampu mendapat
pemeliharaan terbaik.
B. Implikasi
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyarankan atau mengimplikasikan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tanggung jawab orang tua kepada anak sepantasnya
dilakukan dengan mengikuti apa yang dikatakan dihadapan hukum yang
berlaku di Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan syariat Islam.
Hal ini dimaksudkan agar orang tua dapat menjalankan kewajibannya
sedangkan anak memperoleh hak yang seharusnya menjadi miliknya.
2. Peran penting generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa
agar kiranya mengetahui aturan yang berlaku terkait masalah perkawinan
hingga perceraian. Jika hal tersebut tidak dapat dicapai, setidaknya apa
yang dilakukan oleh masyarakat harus diawasi dan disaksikan oleh tokoh
masyarakat setempat dan tokoh agama agar tidak terjadi perselisihan dan
kesalahpahaman.
3. Kepada pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan
agar dapat membina masyarakat dalam menyelesaikan perkara nikah dan
cerai dengan mengajarkan tata caranya, menegur jika cara yang dilakukan
salah dan memberikan solusi jika terjadi masalah. Sosialisasi kepada
masyarakat menjadi salah satu pilihan agar penerapan kehidupan sakinah
mawaddah warahmah dalam berumah tangga menjadi terealisasikan.

SSYA20190221

221/2019

Perpustakaan Pusat

Tersedia