Pengaruh Ketidakharmonisan Hubungan Menantu Dengan Mertua Terhadap Perceraian (Studi Kasus Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone)
Winda Azhara/01 15 1 139 - Personal Name
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh ketidakharmonisan hubungan
menantu dengan mertua terhadap perceraian, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui (1) untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya
ketidakharmonisan hubungan menanu dengan mertua dan (2) apa saja pengaruh
ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua terhadap perceraian.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dan yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis dengan melakukan observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian dilakukan pengelolahan data untuk mendeskripsikan
penelitian tentang Pengaruh Ketidakharmonisan Hubungan Menantu Dengan Mertua
Terhadap Perceraian (Studi Kasus Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone)
Perceraian sebagai sumber masalah utama dalam masyarakat khususnya di
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Masalah adanya ketidakharmonisan
hubungan menantu dengan mertua. Adapun penyebabnya yaitu : Mertua terlalu
banyak mencampuri urusan rumah tangga anaknya, mertua masih ingin menguasai
anaknya, mertua yang posesif dan cemburuan dengan menantunya, mertua yang
matrealistis terhadap menantu dan anaknya, menantu keras kepala dan pencemburuan
terhadap mertua, ekonomi keluarga, faktor dapur, menantu sering dimarahi oleh
mertua, mertua dengan menantu tidak ada kecocokkan, mertua sering menceritakan
aib menantu. Dari faktor-faktor diatas tesebut akhirnya Perceraian adalah jalan yang
harus ditempuh, dan dikarenakan tidak adanya kebijaksanaan orang tua dalam
menyikapi kondisi keluarga anaknya. Pengaruh ketidakharmonisan hubungan
menantu dengan mertua terhadap perceraian tidak hanya berpengaruh kepada
psikologis pasangan yang bercerai saja, tetapi semua orang yang berada disekitar
mereka juga terseret ke dalam masalah perceraian pasangan yang bercerai. Anak
merupakan korban yang sangat terpukul dari peristiwa perceraian, dimana anak harus
kehilangan salah satu dari orang tua mereka, sedangkan anak masih membutuhkan
kasih sayang keduanya. Serta hubungan kedua keluarga yang dulunya silaturahminya
baik menjadi tidak baik atau bahkan sampai membenci satu sama lain. Tidak hanya
itu perceraian juga mempengaruhi jiwa dan sikap seseorang pada saat berinteraksi
dengan lingkungannya.
A. Simpulan
Setelah seluruh proses dan prosedur penelitian yang telah dilewati setahap
demi setahap, hingga pada bab terakhir ini berdasarkan uraian penjelasan yang
telah dibahas peneliti menarik kesimpulan bahwa :
1. Faktor penyebab ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua
Perceraian sebagai sumber masalah utama dalam masyarakat
khususnya di Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Masalah
adanya ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua. Adapun
penyebabnya yaitu :
a. Mertua terlalu banyak mencampuri urusan rumah tangga
anaknya
b. Mertua masih ingin menguasai anaknya
c. Mertua yang posesif dan cemburuan dengan menantunya
d. Mertua yang matrealistis terhadap menantu dan anaknya
e. Menantu keras kepala dan pencemburuan terhadap mertua
f. Ekonomi keluarga
g. Faktor dapur
h. Menantu sering dimarahi oleh mertua
i. Mertua dengan menantu tidak ada kecocokkan
j. Mertua sering menceritakan aib menantu.
Dari faktor-faktor diatas tersebut akhirnya Perceraian adalah jalan yang
harus ditempuh, dan dikarenakan tidak adanya kebijaksanaan orang tua dalam
menyikapi kondisi keluarga anaknya.
2. Pengaruh ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua terhadap
perceraian tidak hanya berpengaruh kepada psikologis pasangan yang
bercerai saja, tetapi semua orang yang berada disekitar mereka juga
terseret ke dalam masalah perceraian pasangan yang bercerai. Anak
merupakan korban yang sangat terpukul dari peristiwa perceraian, dimana
anak harus kehilangan salah satu dari orang tua mereka, sedangkan anak
masih membutuhkan kasih sayang keduanya. Serta hubungan kedua
keluarga yang dulunya silaturahminya baik menjadi tidak baik atau bahkan
sampai membenci satu sama lain. Tidak hanya itu perceraian juga
mempengaruhi jiwa dan sikap seseorang pada saat berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil-
hasilnya, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pribadi masing-masing baik suami maupun istri, agar dalam
berkeluarga tidak mudah disetir oleh orang tua, harus lebih bijak dalam
menghadapi kehendak orang tua.
2. Jalin komunikasi yang baik antara menantu dengan mertua
3. Saling terbuka antara menantu dengan mertua diberbagai masalah yang
dihadapi dalam keluarga
4. Saling memuliakan atau menghargai satu sama lain baik menantu
maupun mertua.
menantu dengan mertua terhadap perceraian, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui (1) untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya
ketidakharmonisan hubungan menanu dengan mertua dan (2) apa saja pengaruh
ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua terhadap perceraian.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dan yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis dengan melakukan observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian dilakukan pengelolahan data untuk mendeskripsikan
penelitian tentang Pengaruh Ketidakharmonisan Hubungan Menantu Dengan Mertua
Terhadap Perceraian (Studi Kasus Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone)
Perceraian sebagai sumber masalah utama dalam masyarakat khususnya di
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Masalah adanya ketidakharmonisan
hubungan menantu dengan mertua. Adapun penyebabnya yaitu : Mertua terlalu
banyak mencampuri urusan rumah tangga anaknya, mertua masih ingin menguasai
anaknya, mertua yang posesif dan cemburuan dengan menantunya, mertua yang
matrealistis terhadap menantu dan anaknya, menantu keras kepala dan pencemburuan
terhadap mertua, ekonomi keluarga, faktor dapur, menantu sering dimarahi oleh
mertua, mertua dengan menantu tidak ada kecocokkan, mertua sering menceritakan
aib menantu. Dari faktor-faktor diatas tesebut akhirnya Perceraian adalah jalan yang
harus ditempuh, dan dikarenakan tidak adanya kebijaksanaan orang tua dalam
menyikapi kondisi keluarga anaknya. Pengaruh ketidakharmonisan hubungan
menantu dengan mertua terhadap perceraian tidak hanya berpengaruh kepada
psikologis pasangan yang bercerai saja, tetapi semua orang yang berada disekitar
mereka juga terseret ke dalam masalah perceraian pasangan yang bercerai. Anak
merupakan korban yang sangat terpukul dari peristiwa perceraian, dimana anak harus
kehilangan salah satu dari orang tua mereka, sedangkan anak masih membutuhkan
kasih sayang keduanya. Serta hubungan kedua keluarga yang dulunya silaturahminya
baik menjadi tidak baik atau bahkan sampai membenci satu sama lain. Tidak hanya
itu perceraian juga mempengaruhi jiwa dan sikap seseorang pada saat berinteraksi
dengan lingkungannya.
A. Simpulan
Setelah seluruh proses dan prosedur penelitian yang telah dilewati setahap
demi setahap, hingga pada bab terakhir ini berdasarkan uraian penjelasan yang
telah dibahas peneliti menarik kesimpulan bahwa :
1. Faktor penyebab ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua
Perceraian sebagai sumber masalah utama dalam masyarakat
khususnya di Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Masalah
adanya ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua. Adapun
penyebabnya yaitu :
a. Mertua terlalu banyak mencampuri urusan rumah tangga
anaknya
b. Mertua masih ingin menguasai anaknya
c. Mertua yang posesif dan cemburuan dengan menantunya
d. Mertua yang matrealistis terhadap menantu dan anaknya
e. Menantu keras kepala dan pencemburuan terhadap mertua
f. Ekonomi keluarga
g. Faktor dapur
h. Menantu sering dimarahi oleh mertua
i. Mertua dengan menantu tidak ada kecocokkan
j. Mertua sering menceritakan aib menantu.
Dari faktor-faktor diatas tersebut akhirnya Perceraian adalah jalan yang
harus ditempuh, dan dikarenakan tidak adanya kebijaksanaan orang tua dalam
menyikapi kondisi keluarga anaknya.
2. Pengaruh ketidakharmonisan hubungan menantu dengan mertua terhadap
perceraian tidak hanya berpengaruh kepada psikologis pasangan yang
bercerai saja, tetapi semua orang yang berada disekitar mereka juga
terseret ke dalam masalah perceraian pasangan yang bercerai. Anak
merupakan korban yang sangat terpukul dari peristiwa perceraian, dimana
anak harus kehilangan salah satu dari orang tua mereka, sedangkan anak
masih membutuhkan kasih sayang keduanya. Serta hubungan kedua
keluarga yang dulunya silaturahminya baik menjadi tidak baik atau bahkan
sampai membenci satu sama lain. Tidak hanya itu perceraian juga
mempengaruhi jiwa dan sikap seseorang pada saat berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil-
hasilnya, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pribadi masing-masing baik suami maupun istri, agar dalam
berkeluarga tidak mudah disetir oleh orang tua, harus lebih bijak dalam
menghadapi kehendak orang tua.
2. Jalin komunikasi yang baik antara menantu dengan mertua
3. Saling terbuka antara menantu dengan mertua diberbagai masalah yang
dihadapi dalam keluarga
4. Saling memuliakan atau menghargai satu sama lain baik menantu
maupun mertua.
Ketersediaan
| SSYA20190362 | 362/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
362/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
