Skripsi ini berjudul Urgensi Manajemen Konflik Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di SMAN 1 Tellusiattinge.
Tujuan peneletian ini adalah untuk mengetahui Urgensi Manajemen Konflik Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru di SMAN 1 Tellusiattinge, dengan sub masalah. Pertama, Bagaimana manajemen konflik oleh kepala sekolah SMAN 1 Tellusiattinge terhadap motivasi kerja Guru. Kedua, Bagaimana motivasi kerja Guru di SMAN 1 Tellusiattinge. Dan ketiga, Bagaimana urgensi manajemen konflik Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja Guru di SMAN 1 Tellusiattinge.

Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dilakukan dengan dua cara, yaitu; pertama, library research, yaitu mengumpulkan data-data pendukung dengan mengutip, menyadur, dan mengulas bahan dari buku-buku (literature) atau kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas. Kedua, field research melakukan penelitian lapangan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumen. Selanjutnya data yang ada diolah dengan menggunakan metode analisis induktif, deduktif dan komparatif. Dalam menganalisis data digunakan pendekatan filosofis, sosiologis dan psikologis. Di samping itu juga digunakan pendekatan historis dan empiris.
A.Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut pada bab iv yang bersumber dari para narasumber maka dapat disimpulkan.
1.Manajemen konflik yang diterapkan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Tellusiattinge yaitu condong kepada perbaikan, peningkatan kualitas kerja dan keefektifan kinerja Guru-guru dalam mencapai tujuan organisasi dalam hal ini SMAN 1 Tellusiattinge tanpa mengurangi salah satu pihak yang terlibat dalam konflik tersebut atau tanpa berpihak pada salah satu pelaku konflik.
2.Urgensi atau pentingnya manajemen konflik di SMAN 1 Tellusiattinge sangat penting, karena tanpa adanya pemecahan atau solusi konflik yang terjadi maka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru bisa menghambat dikarenakan adanya faktor psikologi yang menekan pribadi masing-masing yang mengalami konflik disekolah.
3.Setelah manajemen konflik yang diterapkan oleh Kepala SMAN 1 Tellusiattinge, Guru lebih menghargai pendapat guru lain, Guru lebih memperhatikan kedisiplinan waktu dalam hal ini lebih tepat waktu datang ke Sekolah dan memulai jam pelajaran,Guru lebih sering bertegur sapa dalam lingkungan sekolah, Guru lebih rajin mengikuti upacara serta guru lebih rajin mengikuti rapat rutin yang diadakan setiap bulan.
B.Saran
Setelah membaca dan menganilisa dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat memberikan beberpa saran yang terkait dengan penulis ini, antara lain sebagai berikut :
1.Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pimpinan yang melakukan penyelesaian konflik yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru dengan menerapkan manajemen konflik yang sesuai dengan konflik yang terjadi dalam lembaganya atau sekolah.
2.Guru
Guru hendaknya memahami dan menyadari manfaat dari manajemen konflik, yang tujuannya adalah pembinaan untuk meningkatkan kinerja guru yang memiliki dampak besar pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, harus mamanfaatkan hasil dan tindak lanjut kepala sekolah untuk mendorong agar dalam proses pembelajaran dapat lebih kreatif dan inovatif.
3.Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang relevan dengan penelitian ini diharapkan dapat melakukan pengembangan terhadap penelitian ini. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan menambah jumlah sampel, melakukan pengembangan terhadap variabel penelitian, serta melakukan perbandingan dengan sekolah lain guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik

ST20160217

217/2016

Perpustakaan Pusat

Tersedia