Implementasi Program Pemerintah Daerah (PEMDA) Terhadap Pengembangan Home Industry Pengolahan Ikan dalam Tinjauan Ekonomi Syariah pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri Kabupaten Sinja
Riskah/ 01.15.3159 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Program Pemerintah Daerah
(PEMDA) Terhadap Pengembangan Home Industry Pengolahan Ikan dalam Tinjauan
Ekonomi Syariah pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri Kab. Sinjai.
Pokok permasalahannya adalah bagaimana implementasi program pengolahan ikan
pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri dan Bagaimana kontribusi
program Pemerintah Daerah terhadap pengembangan home industry pengolahan ikan
pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri. Masalah ini dianalisis dengan
pendekatan keilmuan dalam bidang teologi normatif dan sosio ekonomi dengan
metode kualitatif dan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)implementasi program pengolahan
ikan pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri dilakukan dengan
merintis usaha baru (starting) dan bentuk usaha yang dirintisnya yaitu perusahaan
milik sendiri (proprietorship). Sebagaimana dalam merintis usaha baru diperlukan
modal, ide, dan kemampuan manajerial yang dirancang sendiri. Adapun ide usaha
yang digelutinya ini cukup mendatangkan manfaat baik bagi dirinya dan keluarga
serta tenaga kerjanya karna dengan adanya usaha tersebut pemilik Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri mampu membeli kendaraan dan
menyekolahkan anaknya. Sumber modal yang digunakan dalam mendirikan usahanya
berasal dari modal dari badan-badan keuangan, seperti bank dalam bentuk kredit. (2)
kontribusi program Pemerintah Daerah terhadap pengolahan ikan pada Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri. Upaya yang dilakukan pemerintah
mengupayakan berdirinya UPTD Sentra tersebut upaya tersebut dilakukan bahwa
produk makanan harus ada syarat-syarat harus dipenuhi, misalnya penjualanya hanya
dipasar-pasar lokal untuk memasuki pasar-pasar yang sederhana seperti tokoh modern
indomaret, alfamart harus ada syaratnya salah satunya adalah harus ada lebel halal,
harus ada lebel dari BPOM. (3) Tinjauan ekonomi Islam Proses pengolahan ikan
yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah sesuai
dengan ketentuan proses pengolahan ikan, proses produksi yang benar dalam Islam
beliau sudah mengetahui dan menjamin bahwa produknya halal karna bahan-
bahannya halal dan bukan dari bahan yang sudah tidak layak digunakan, dan beliau
menjamin bahwa produk yang dihasilkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri aman dan halal dan sudah ada label halal pada kemasan produknya dan
penyajiannya juga bersih dan tidak ada konsumen yang komplain mengenai produk
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri tersebut. Berdasarkan pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa proses produksi Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) Tenggiri sudah dikatakan halal dengan pertimbangan bahan baku yang
digunakan dan cara produksinya jadi produk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri.
A. Kesimpulan
Dari pemaparan hasil dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi program pengolahan ikan pada Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri dilakukan dengan merintis usaha baru
(starting) dan bentuk usaha yang dirintisnya yaitu perusahaan milik sendiri
(proprietorship). Sebagaimana dalam merintis usaha baru diperlukan
modal, ide, dan kemampuan manajerial yang dirancang sendiri. Adapun ide
usaha yang digelutinya ini cukup mendatangkan manfaat baik bagi dirinya
dan keluarga serta tenaga kerjanya karna dengan adanya usaha tersebut
pemilik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri mampu membeli
kendaraan dan menyekolahkan anaknya. Sumber modal yang digunakan
dalam mendirikan usahanya berasal dari modal dari badan-badan
keuangan, seperti bank dalam bentuk kredit.
2. Kontribusi program Pemerintah Daerah terhadap pengolahan ikan pada
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri.upaya yang dilakukan
pemerintah mengupayakan berdirinya UPTD Sentra tersebut upaya tersebut
dilakukan bahwa produk makanan harus ada syarat-syarat harus dipenuhi,
misalnya penjualanya hanya dipasar-pasar lokal untuk memasuki pasar-
pasar yang sederhana seperti tokoh modern indomaret, alfamart harus ada
syaratnya salah satunya adalah harus ada lebel halal, harus ada lebel dari
BPOM.
3. Tinjauan ekonomi Islam Proses pengolahan ikan yang dilakukan oleh
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah sesuai dengan
ketentuan proses pengolahan ikan, proses produksi yang benar dalam Islam
beliau sudah mengetahui dan menjamin bahwa produknya halal karna
bahan-bahannya halal dan bukan dari bahan yang sudah tidak layak
digunakan, dan beliau menjamin bahwa produk yang dihasilkan Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri aman dan halal dan sudah ada label
halal pada kemasan produknya dan penyajiannya juga bersih dan tidak ada
konsumen yang komplain mengenai produk Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
dikatakan bahwa proses produksi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri sudah dikatakan halal dengan pertimbangan bahan baku yang
digunakan dan cara produksinya jadi produk Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah jelas jelas tingkat kehalalannya dengan
adanya sertifikasi halal dan lebel BPOM pada produknya sehingga
memberikan rasa aman dan tentram terhadap konsumen.
4. Salah satu faktor yang diperhitungkang dalam mengembangkan usaha
adalah kebersihan tempat produksi, dimana kebersihan itu sebagian dari
iman, tempat yang tidak bersih dapat menjadikan produk tidak higenis dan
makana tidak layak dikonsumsi.
B. Implikasi
1. Wirausaha Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sebagai usaha
yang tergolong sukses dan banyak diminati oleh masyarakat ini, dapat
dijasikan sebagai batu loncatan untuk membuat usaha yang sejenjis namun
harus tetap mengikuti kiat-kiat yang sesuai dengan ekonomi Islam.
2. Merintis usaha baru dapat dijadikan model pengembangan wirausaha untuk
transaksi yang sejenis seperti, usaha yang tergolong modern di kota Sinjai
ini yaitu warkop, rumah makan berskala kecil maupun restoran, meskipun
untuk memulainya dibutuhkan ide, modal, dan kemampuan manajerial
yang baik.
3. Adanya bisnis yang sesuai dengan ekonomi Islam ini, dapat membuat
konsumen merasa aman dalam mengkonsumsi produk olahan ikan karena
proses produksinya yang halal dan mampu mendistribusikan produknya
sehingga mengurangi pengangguran, serta dengan mayortitas masyarakat
beragama Islam pada umumnya di Indonesai dan khususnya di Kabupaten
Sinjai akan memperhatikan kehalalan suatu produk dalam membeli atau
mengkonsumsi dari produk tersebut.
4. Pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan teori baru mengenai model
pengembangan wirausaha pada umumnya, namun sesuai dengan ekonomi
Islam tetapi untuk usaha-usaha yang tergolong modern sehingga pada
operasionalnya nanti baik yang tidak mempelajari mengenai model
pengembangan wirausaha yang sesuai dengan ekonomi Islam dapat melihat
dan mengetahuinya ketika usaha tersebut telah didirikan.
(PEMDA) Terhadap Pengembangan Home Industry Pengolahan Ikan dalam Tinjauan
Ekonomi Syariah pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri Kab. Sinjai.
Pokok permasalahannya adalah bagaimana implementasi program pengolahan ikan
pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri dan Bagaimana kontribusi
program Pemerintah Daerah terhadap pengembangan home industry pengolahan ikan
pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri. Masalah ini dianalisis dengan
pendekatan keilmuan dalam bidang teologi normatif dan sosio ekonomi dengan
metode kualitatif dan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)implementasi program pengolahan
ikan pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri dilakukan dengan
merintis usaha baru (starting) dan bentuk usaha yang dirintisnya yaitu perusahaan
milik sendiri (proprietorship). Sebagaimana dalam merintis usaha baru diperlukan
modal, ide, dan kemampuan manajerial yang dirancang sendiri. Adapun ide usaha
yang digelutinya ini cukup mendatangkan manfaat baik bagi dirinya dan keluarga
serta tenaga kerjanya karna dengan adanya usaha tersebut pemilik Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri mampu membeli kendaraan dan
menyekolahkan anaknya. Sumber modal yang digunakan dalam mendirikan usahanya
berasal dari modal dari badan-badan keuangan, seperti bank dalam bentuk kredit. (2)
kontribusi program Pemerintah Daerah terhadap pengolahan ikan pada Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri. Upaya yang dilakukan pemerintah
mengupayakan berdirinya UPTD Sentra tersebut upaya tersebut dilakukan bahwa
produk makanan harus ada syarat-syarat harus dipenuhi, misalnya penjualanya hanya
dipasar-pasar lokal untuk memasuki pasar-pasar yang sederhana seperti tokoh modern
indomaret, alfamart harus ada syaratnya salah satunya adalah harus ada lebel halal,
harus ada lebel dari BPOM. (3) Tinjauan ekonomi Islam Proses pengolahan ikan
yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah sesuai
dengan ketentuan proses pengolahan ikan, proses produksi yang benar dalam Islam
beliau sudah mengetahui dan menjamin bahwa produknya halal karna bahan-
bahannya halal dan bukan dari bahan yang sudah tidak layak digunakan, dan beliau
menjamin bahwa produk yang dihasilkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri aman dan halal dan sudah ada label halal pada kemasan produknya dan
penyajiannya juga bersih dan tidak ada konsumen yang komplain mengenai produk
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri tersebut. Berdasarkan pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa proses produksi Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) Tenggiri sudah dikatakan halal dengan pertimbangan bahan baku yang
digunakan dan cara produksinya jadi produk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri.
A. Kesimpulan
Dari pemaparan hasil dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi program pengolahan ikan pada Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri dilakukan dengan merintis usaha baru
(starting) dan bentuk usaha yang dirintisnya yaitu perusahaan milik sendiri
(proprietorship). Sebagaimana dalam merintis usaha baru diperlukan
modal, ide, dan kemampuan manajerial yang dirancang sendiri. Adapun ide
usaha yang digelutinya ini cukup mendatangkan manfaat baik bagi dirinya
dan keluarga serta tenaga kerjanya karna dengan adanya usaha tersebut
pemilik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri mampu membeli
kendaraan dan menyekolahkan anaknya. Sumber modal yang digunakan
dalam mendirikan usahanya berasal dari modal dari badan-badan
keuangan, seperti bank dalam bentuk kredit.
2. Kontribusi program Pemerintah Daerah terhadap pengolahan ikan pada
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri.upaya yang dilakukan
pemerintah mengupayakan berdirinya UPTD Sentra tersebut upaya tersebut
dilakukan bahwa produk makanan harus ada syarat-syarat harus dipenuhi,
misalnya penjualanya hanya dipasar-pasar lokal untuk memasuki pasar-
pasar yang sederhana seperti tokoh modern indomaret, alfamart harus ada
syaratnya salah satunya adalah harus ada lebel halal, harus ada lebel dari
BPOM.
3. Tinjauan ekonomi Islam Proses pengolahan ikan yang dilakukan oleh
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah sesuai dengan
ketentuan proses pengolahan ikan, proses produksi yang benar dalam Islam
beliau sudah mengetahui dan menjamin bahwa produknya halal karna
bahan-bahannya halal dan bukan dari bahan yang sudah tidak layak
digunakan, dan beliau menjamin bahwa produk yang dihasilkan Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri aman dan halal dan sudah ada label
halal pada kemasan produknya dan penyajiannya juga bersih dan tidak ada
konsumen yang komplain mengenai produk Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
dikatakan bahwa proses produksi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Tenggiri sudah dikatakan halal dengan pertimbangan bahan baku yang
digunakan dan cara produksinya jadi produk Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Tenggiri sudah jelas jelas tingkat kehalalannya dengan
adanya sertifikasi halal dan lebel BPOM pada produknya sehingga
memberikan rasa aman dan tentram terhadap konsumen.
4. Salah satu faktor yang diperhitungkang dalam mengembangkan usaha
adalah kebersihan tempat produksi, dimana kebersihan itu sebagian dari
iman, tempat yang tidak bersih dapat menjadikan produk tidak higenis dan
makana tidak layak dikonsumsi.
B. Implikasi
1. Wirausaha Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tenggiri sebagai usaha
yang tergolong sukses dan banyak diminati oleh masyarakat ini, dapat
dijasikan sebagai batu loncatan untuk membuat usaha yang sejenjis namun
harus tetap mengikuti kiat-kiat yang sesuai dengan ekonomi Islam.
2. Merintis usaha baru dapat dijadikan model pengembangan wirausaha untuk
transaksi yang sejenis seperti, usaha yang tergolong modern di kota Sinjai
ini yaitu warkop, rumah makan berskala kecil maupun restoran, meskipun
untuk memulainya dibutuhkan ide, modal, dan kemampuan manajerial
yang baik.
3. Adanya bisnis yang sesuai dengan ekonomi Islam ini, dapat membuat
konsumen merasa aman dalam mengkonsumsi produk olahan ikan karena
proses produksinya yang halal dan mampu mendistribusikan produknya
sehingga mengurangi pengangguran, serta dengan mayortitas masyarakat
beragama Islam pada umumnya di Indonesai dan khususnya di Kabupaten
Sinjai akan memperhatikan kehalalan suatu produk dalam membeli atau
mengkonsumsi dari produk tersebut.
4. Pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan teori baru mengenai model
pengembangan wirausaha pada umumnya, namun sesuai dengan ekonomi
Islam tetapi untuk usaha-usaha yang tergolong modern sehingga pada
operasionalnya nanti baik yang tidak mempelajari mengenai model
pengembangan wirausaha yang sesuai dengan ekonomi Islam dapat melihat
dan mengetahuinya ketika usaha tersebut telah didirikan.
Ketersediaan
| SS20190099 | 99/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
99/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
