Penelitian ini berjudul “Nilai- Nilai Kearifan Lokal Tradisi Mappacci Dalam
Pernikahan Adat Bugis Bone Perspektif Hukum Islam (Studi Kab.Bone)”. dengan
rumusan masalah apa nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mappacci dalam
pernikahan adat Bugis Bone ? dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap
tradisi mappacci dalam pernikahan adat bugis Bone ? adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi “Mappacci”
dalam pernikahan adat Bugis Bone dan Untuk mengetahui pandangan Hukum Islam
terhadap tradisi “Mappacci” dalam pernikahan adat Bugis Bone.
Adapun jenis penelitian yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah
penelitian kualitatif. yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. dengan menggunakan Pendekatan
teologis normatif dan Pendekatan hukum sosiologis. Jenis data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder, analisis data yang
digunakan penulis adalah menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Deskriptif
Kualitatif adalah mengungkapkan fakta, keadaan fenomena, variable dan keadaan
yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Dengan tekhnik
pengumpulan data penulis melakukan observasi,wawancara,dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi
adat mappacci dalam pernikahan adat bugis bone yaitu Nilai – nilai yang terkandung
dalam tradisi Mappacci merupakan bentuk harapan dan doa, bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan calon mempelai , yang dirangkaikan dalam satu rangkuman kata dari
kesembilan macam peralatan. Bantal, sarung sutera / lipa sabbe, daun nangka / daun
panasa, daun pucuk pisang / colli utti, daun pacci, benno / wenno, lilin , tempat pacci,
gula merah dan kelapa, air. Dengan demikian makna yang terkandung dari peralatan
tersebut dalam upacara mappacci yang selalu dilaksanakan pada setiap pernikahan
masyarakat Bugis Bone khususnya masyarakat di Kecamatan tanete Riattang,
Kecamatan Tanete Riattang Timur dan masyarakat di kecamatan Tanete Riattang
Barat mengandung nilai makna dan tujuan maksud yang baik. Adapun Pandangan
hukum Islam terhadap tradisi adat mappacci hukumnya mubah karena tidak ada ayat
atau hadis yang mewajibkan dan tidak ada pula ayat atau hadis yang mengharamkan,
Melihat dari berbagai peralatan yang dipakai dalam prosesi adat mappacci dalam pernikahan
adat Bugis Bone masing-masing memiliki Nilai kearifan local yang berisi doa dan harapan
bagi kehidupan yang akan dijalani calon pengantin tersebut. Dan jika dilihat dari pandangan
hukum Islam lebih mengarah kepada ajaran-ajaran Islam yaitu mendoakan sesama umat
muslim dalam hal ini adalah calon pengantin kearah yang lebih baik dan ke jalan yang benar.
Adapun implikasi dari penelitian ini adalah tetap mempertahankan
kebudayaan yang telah diwariskan budaya leluhur dan diharapkan para generasi muda
dapat melestaraikan kebudayaan, dimana budaya upacara mappacci adat pernikahan
Bugis Bone mengandung nilai- nilai dan makna pesan kehidupan yang bertujuan
baik. Sebagai salah satu warisan budaya nusantara sudah menjadi kewajiban untuk
merawat dan melestarikan kebudayaan Suku Bugis dengan cara menghormati , dan
menghargai mereka dari penyaringan budaya luar tumbuhkan kecintaan sejak dini
terhadap budaya lokal.
Kemudian masyarakat senantiasa tetap mempertahankan nilai-nilai
penghargaan terhadap sesama jangan sampai luntur dan tetap terjaga seperti Sarung
adalah simbol harapan untuk tetap bersatu, dan istiqamah. Dalam ajaran Islam,
persatuan, tidak ada perselisihan, sangatlah dianjurkan karena menyangkut
keselamatan umat manusia. Daun Pisang digunakan sebagai tanda simbolik, karena
pisang semuanya bermanfaat. Islam sangat memberi tempat kepada manusia yang
berguna bagi sesamanya, dan manusia diharapkan menjadi produktif seperti pisang.
Daun Nangka memiliki arti dalam simbolik memiliki harapan dan cita-cita. Islam
sangat memberi aspresiasi yang cukup tinggi kepada orang yang memiliki cita-cita
tinggi dan selalu optimis dalam hidupnya.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka penulis dapat mengemukakan
simpulan dari hasil penelitian tentang Nilai- Nilai Kearifan Lokal Tradisi Mappacci
Dalam Pernikahan Adat Bugis Bone Perspektif Hukum Islam ( Studi tiga Kecamatan
kota Kab. Bone ) yaitu :
1. Nilai – nilai yang terkandung dalam tradisi Mappacci merupakan bentuk
harapan dan doa, bagi kesejahteraan dan kebahagiaan calon mempelai , yang
dirangkaikan dalam satu rangkuman kata dari kesembilan macam peralatan.
Bantal, sarung sutera / lipa sabbe, daun nangka / daun panasa, daun pucuk
pisang / colli utti, daun pacci, benno / wenno, lilin , tempat pacci, gula merah
dan kelapa, air. Dengan demikian makna yang terkandung dari peralatan
tersebut dalam upacara mappacci yang selalu dilaksanakan pada setiap
pernikahan masyarakat Bugis Bone khususnya masyarakat di Kecamatan
Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Timur dan masyarakat di
Kecamatan Tanete Riattang Barat karena mengandung nilai makna dan tujuan
maksud yang baik.
Pandangan Hukum Islam terhadap proses mappacci hukumnya mubah karena
tidak ada ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa kegiatan tersebut wajib
dilaksanakan dan tidak ada pula ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa kegiatan
tersebut tidak boleh dilaksanakan. Keseluruhan prosesi upacara adat dalam
56
57
perkawinan masyarakat Bugis Bone masing-masing memiliki nilai budaya dan
bahkan nilai-nilai Islami yang terkandung didalamnya, mappacci sendiri artinya
memiliki arti mensucikan, ajaran Islam menghendaki adanya kesucian lahir dan
bathin. Melihat dari berbagai peralatan yang dipakai dalam prosesi adat mappacci
dalam pernikahan adat Bugis Bone masing-masing memiliki Nilai kearifan local yang
berisi doa dan harapan bagi kehidupan yang akan dijalani calon pengantin tersebut.
Dan penulis berpendapat jika dilihat pandangan hukum Islam lebih mengarah kepada
ajaran-ajaran Islam yaitu mendoakan sesama umat muslim dalam hal ini adalah calon
pengantin kearah yang lebih baik dan ke jalan yang benar.
B. Implikasi
1. Masyarakat Kabupaten Bone khususnya masyarakat di Kecamatan Tanete
Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Timur, dan masyarakat Kecamatan
Tanete Riattang Barat tetap mempertahankan kebudayaan yang telah
diwariskan budaya leluhur dan diharapkan para generasi muda dapat
melestaraikan kebudayaan, dimana budaya upacara mappacci adat
pernikahan Bugis Bone mengandung nilai- nilai dan makna pesan
kehidupan yang bertujuan baik. Sebagai salah satu warisan budaya
nusantara sudah menjadi kewajiban untuk merawat dan melestarikan
kebudayaan Suku Bugis dengan cara menghormati , dan menghargai
mereka dari penyaringan budaya luar tumbuhkan kecintaan sejak dini
terhadap budaya lokal.
2. Masyarakat Kabupaten Bone khususnya masyarakat di Kecamatan Tanete
Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Timur, dan masyarakat Kecamatan
Tanete Riattang Barat tetap mempertahankan nilai-nilai penghargaan
terhadap sesama jangan sampai luntur dan tetap terjaga seperti Sarung
adalah simbol harapan untuk tetap bersatu, dan istiqamah. Dalam ajaran
Islam, persatuan, tidak ada perselisihan, sangatlah dianjurkan karena
menyangkut keselamatan umat manusia. Daun Pisang digunakan sebagai
tanda simbolik, karena pisang semuanya bermanfaat. Islam sangat
memberi tempat kepada manusia yang berguna bagi sesamanya, dan
manusia diharapkan menjadi produktif seperti pisang. Daun Nangka
memiliki arti dalam simbolik memiliki harapan dan cita-cita. Islam sangat
memberi aspresiasi yang cukup tinggi kepada orang yang memiliki citacita
tinggi dan selalu optimis dalam hidupnya.

SS20170086

86/2017

Perpustakaan Pusat

Tersedia