Urgensi Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Pada Anak Usia Pubertas di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang
Jumriani/02.13.1128 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang urgensi peran orang tua dalam pendidikan seks
anak dalam usia pubertas di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran objektif mengenai konstribusi orang tua dalam
pendidikan seks anak pada usia pubertas di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang dan
faktor menghambat orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia
pubertas.
Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah
metode Field research yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (Kel. Bukaka
Kec. Tanete Riattang) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan
dengan skripsi ini. Adapun tekhnik yang digunakan antara lain: observasi,
wawancara, dokumentasi. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu
secara kualitatif. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni
menganalisis dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar,
bukan angka-angka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Upaya orang tua yang ada di Kel.
Bukaka dalam memberikankan pendidikan seks pada anak usia pubertas terbukti
dengan memberikan nasehat untuk meminta izin masuk dalam kamar orang tua dalam
3 waktu, tidak mengumbar kemesraan depan anak secara berlebihan, menjaga aurat
serta batasan dalam bergaul. 2) Para orang tua yang ada di Kel. Bukaka dalam
memberikan pendidikan seks pada anak usia pubertas mengalami 2 faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat. Faktor yang mendorongnya yaitu anak lebih
mudah diajak komunikasi, patuh dan mampu menjaga batasan pergaulan. Faktor
menghambat yaitu minimnya pengetahuan orang tua mengenai pendidikan seks dan
menganggap masalah pendidikan seks tabu untuk di perbicangkan dengan anak usia
pubertas serta anak susah untuk diatur.
A. Simpulan
Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada
anak usia pubertas di Kel. Bukaka ada yang memberikan perlakuan khusus
pada anak pubertas ada pula yang tidak, seperti orang tua memberikan
batasan bergaul pada anaknya dan mengontrol semua kegiatan yang
dilakukan anak. Sebagian orang tua memberikan pemahaman tentang
anatomi, yakni alat reproduksi dan dampak buruk dalam pergaulan bebas
serta mimpi basah dan haid. Memberikan nasehat untuk meminta izin ketika
ingin masuk dalam kamar orang tua dalam 3 waktu. Orang tua memberikan
contoh dan teladan yang baik kepada anak pubertas serta menjalin
komunikasi yang baik kepada anak.
2. Faktor pendorong orang tua dalam pendidikan seks pada anak usia pubertas
di Kel. Bukaka. Beberapa anak remaja lebih mudah dinasehati dan diajak
bekerjasama. Tidak suka ikut-ikutan dalam bergaul dan membatasi
pergaulan mereka. Adapun faktor yang menghambat orang tua dalam
memberikan pendidikan seks pada anak usia pubertas. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang pendidikan seks, orang tua
menganggap pendidikan seks itu hal tabu dan tidak layak untuk
dikomunikasi dengan anak usia pubertas. Kesibukkan orang tua menjadi
salah satu kendala kurangnya insentitas waktu yang dimiliki orang tua
dengan anak pubertas. Sehingga sebagian besar anak berusia pubertas lebih
banyak memilih mencari tahu sendiri masalah seks lewat internet dan lebih
suka sharing dengan teman sebayanya. Banyak orang tua yang belum tahu
bermedia sosial bahkan tidak tahu memakai handphone android “gadget”
sehingga tidak mengetahui pergaulan serta perkembangan anak remaja serta
tidak ada aturan tetap yang dapat di pedomani.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan, maka dibawah ini akan
diuraikan implikasi. Adapun implikasi yang penulis maksud dalam pembahasan
skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk orang tua dan tokoh agama di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang
hendaknya lebih memaksimalkan kerjasama dalam memberikan pendidikan
seks bagi remaja, sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan tidak
melakukan hal-hal menyimpang serta orang tua harus memiliki pemahaman
yang luas mengenai pendidikan seks maka orang tua harus mau belajar.
2. Orang tua seharusnya mampu membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.
Dan memberikan perhatian lebih kepada anak terutama masalah pendidikan
seks.
3. Untuk pemerintah yang berwenang supaya memberikan aturan atau sanksi
tetap yang dapat dipedomani masyarakat.
anak dalam usia pubertas di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran objektif mengenai konstribusi orang tua dalam
pendidikan seks anak pada usia pubertas di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang dan
faktor menghambat orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia
pubertas.
Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah
metode Field research yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (Kel. Bukaka
Kec. Tanete Riattang) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan
dengan skripsi ini. Adapun tekhnik yang digunakan antara lain: observasi,
wawancara, dokumentasi. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu
secara kualitatif. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni
menganalisis dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar,
bukan angka-angka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Upaya orang tua yang ada di Kel.
Bukaka dalam memberikankan pendidikan seks pada anak usia pubertas terbukti
dengan memberikan nasehat untuk meminta izin masuk dalam kamar orang tua dalam
3 waktu, tidak mengumbar kemesraan depan anak secara berlebihan, menjaga aurat
serta batasan dalam bergaul. 2) Para orang tua yang ada di Kel. Bukaka dalam
memberikan pendidikan seks pada anak usia pubertas mengalami 2 faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat. Faktor yang mendorongnya yaitu anak lebih
mudah diajak komunikasi, patuh dan mampu menjaga batasan pergaulan. Faktor
menghambat yaitu minimnya pengetahuan orang tua mengenai pendidikan seks dan
menganggap masalah pendidikan seks tabu untuk di perbicangkan dengan anak usia
pubertas serta anak susah untuk diatur.
A. Simpulan
Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada
anak usia pubertas di Kel. Bukaka ada yang memberikan perlakuan khusus
pada anak pubertas ada pula yang tidak, seperti orang tua memberikan
batasan bergaul pada anaknya dan mengontrol semua kegiatan yang
dilakukan anak. Sebagian orang tua memberikan pemahaman tentang
anatomi, yakni alat reproduksi dan dampak buruk dalam pergaulan bebas
serta mimpi basah dan haid. Memberikan nasehat untuk meminta izin ketika
ingin masuk dalam kamar orang tua dalam 3 waktu. Orang tua memberikan
contoh dan teladan yang baik kepada anak pubertas serta menjalin
komunikasi yang baik kepada anak.
2. Faktor pendorong orang tua dalam pendidikan seks pada anak usia pubertas
di Kel. Bukaka. Beberapa anak remaja lebih mudah dinasehati dan diajak
bekerjasama. Tidak suka ikut-ikutan dalam bergaul dan membatasi
pergaulan mereka. Adapun faktor yang menghambat orang tua dalam
memberikan pendidikan seks pada anak usia pubertas. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang pendidikan seks, orang tua
menganggap pendidikan seks itu hal tabu dan tidak layak untuk
dikomunikasi dengan anak usia pubertas. Kesibukkan orang tua menjadi
salah satu kendala kurangnya insentitas waktu yang dimiliki orang tua
dengan anak pubertas. Sehingga sebagian besar anak berusia pubertas lebih
banyak memilih mencari tahu sendiri masalah seks lewat internet dan lebih
suka sharing dengan teman sebayanya. Banyak orang tua yang belum tahu
bermedia sosial bahkan tidak tahu memakai handphone android “gadget”
sehingga tidak mengetahui pergaulan serta perkembangan anak remaja serta
tidak ada aturan tetap yang dapat di pedomani.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan, maka dibawah ini akan
diuraikan implikasi. Adapun implikasi yang penulis maksud dalam pembahasan
skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk orang tua dan tokoh agama di Kel. Bukaka Kec. Tanete Riattang
hendaknya lebih memaksimalkan kerjasama dalam memberikan pendidikan
seks bagi remaja, sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan tidak
melakukan hal-hal menyimpang serta orang tua harus memiliki pemahaman
yang luas mengenai pendidikan seks maka orang tua harus mau belajar.
2. Orang tua seharusnya mampu membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.
Dan memberikan perhatian lebih kepada anak terutama masalah pendidikan
seks.
3. Untuk pemerintah yang berwenang supaya memberikan aturan atau sanksi
tetap yang dapat dipedomani masyarakat.
Ketersediaan
| STAR20190361 | 361/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
361/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
