Menakar Kinerja Rumah Sakit Tenriawaru Kabupaten Bone dengan Metode Balanced Scorecard

No image available for this title
Penelitian ini membahas tentang menakar kinerja Rumah Sakit Tenriawaru Kabupaten Bone dengan metode balanced scorecard. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja Rumah Sakit Tenriawaru Kabupaten Bone dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard berdasarkan tiga perspektif yang terdapat dalam Balanced Scorecard yaitu, perpektif pelanggan, perpektif keuangan, perspektif pembelajaran dan pertembuhan.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka jenis penelitian yang di gunakan kulitatif dengan menggunakan pendekatan keuangan yang didukung dengan metode observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara menganalisis data lembaga kemudian diukur kinerja berdasarkan tiga perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tenriawaru Kabupaten Bone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Rumah sakit Tenriawaru Kabupaten Bone dilihat dari (1) Perspektif pelanggan dari indikator akuisi pelanggan dan kepuasan pelanggan menunjukkan kinerja dengan kriteria baik sedangkan retensi pelanggan menunjukkan kriteria kurang (2) Perspektif keuangan dari indikator NPM, ROI, dan efektifitas menunjukkan kinerja dengan kriteria kurang sedangkan rasio efesiensi menunjukkan kinerja dengan kriteria baik (3) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari indikator pelatihan karyawan, produktivitas karyawan, kepuasan karyawan menunjukkan kinerja kriteria baik sedangkan Retensi Karyawan menunjukkan kinerja dengan kriteria kurang.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Kinerja perspektif keuangan dari empat indikator terdapat satu indikator yang dikatakan cukup baik. Kinerja keuangan diukur dengan empat indikator yaitu NPM ( Net Profit Margin), ROI (Return On Investement), rasio Efektifitas dan rasio efesiensi. Rasio NPM mengalami penurunan hasil yaitu 0,257% pada tahun 2015 rasio NPM sebesar 0,618% menjadi 0,091% pada tahun 2016 sehingga dapat dikatakan kurang baik. Kinerja indikator rasio ROI juga dikatakan kurang baaik dikarenakan mengalami penurunan 2,12% yaitu dari 2,31% ditahun 2015 menjadi 0,19% ditahun 2016. Sedangkan indikator rasio efektifitas dikatakan kurang baik mengalami penurunan sebesar 1,51% dari 104,66% ditahun 2015 menjadi 103,15% ditahun 2016. Indikator rasio efesiensi dikatakan cukup baik mengalami penurunan sebesar 0,53% yaitu dari 99,38% ditahun 2015 menjadi 99,91% ditahun 2016.
2.Kinerja dari perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu retensi pelanggan, akuisisi pelanggan dan kepuasan pelanggan secara umum cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tiga indikator hanya satu yang menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu dari indikator retensi pelanggan. Indikator retensipelanggan dikatakan“ kurang baik”, hal ini dikarenakan tingkat retensi pelanggan mengalami penurunan sebasar 31,65%yaitu retensi pelanggan 51,72% di tahun 2015 menjadi 20,07% pada tahun 2016. Indikator akuisisi pelanggan mengalami peningkatan sebesar 33% yaitu dari 22,34% pada tahun 2015 menjadi 55,34% pada tahun 2016 sehingga dapat dikatakan kinerja dari indikator retensi pelanggan kurang baik. Selain itu dari indikator tingkat kepuasan pelanggan yang diukur pada tahun berjalan dikatakan baik dikarenakan mampu mencapai skor 5314.
3. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan empat indikator yaitu retensi pelanggan, pelatihan karyawaan, produktifitas karyawan dan kepuasan karyawan. Dari indikator retensi karyawan dikatakan kurang dikarenakan mengalami penigkatan sebesar 34,26% yaitu dari 3,73% ditahun 2015 menjadi 37,99% ditahun 2016. Pelatihan karyawan dikatakan baik dikarenakan mngalami peningkatan 314,43% yaitu dari 58,92% ditahun 2015 menjadi 373,35% itahun 2016. Indikator produktifitas karyawan dikatakan baik dikarenakan mengalami kenaikan sebesar Rp.935.833 yaitu dari Rp.1.194.570 ditahun2015 menjadi Rp.2.130.403 ditahun 2016. Dari indikator kepuasan pelanggan dikatakan baik hal ini dikarenakan berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dengan kosioner didapat skor 3588.
B. Saran
1. Pihak sakit Tenriawaru Kabupaten Bone perlu meningkatkan dalam hal menarik pelanggan baru, dengan meningkatkankan promosi dikalangan masyarakat umum agar akuisisi pelanggan lebih besar dari retensi pelanggaannnya, dan hendak melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana serta penggunaan teknologi untuk meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan meningkatnya akuisisi pelanggan maka pendapatan rumah sakit juga akan meningkat dan berpengaruh postif terhadap profibilitas perusahaan.
2. Pihak rumah sakit sebaiknya menggunakan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard karena informasi yang dihasilkan lebih menyeluruh dan dapat diandalkan guna menerjemahkan visi dan misi rumah sakit kedalam sistem pencapaian strategis.



Ketersediaan
SS20170104104/2017Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

104/2017

Penerbit

STAIN Watampone : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi Syariah

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top