Hak dan Kewajiban Suami Istri yang Tercantum pada Akta Nikah dalam Perspektif Gender (Studi Kasus pada Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.
Arya Ramadan/01.13.1025 - Personal Name
Skripsi ini membahas hak dan kewajiban suami istri yang tercantum pada akta
nikah dalam perspektif gender, penelitian dilakukan di Kelurahan Bukaka Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri yang tercantum pada akta nikah dalam
perspektif gender pada Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten
Bone, serta bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam
pelaksanaan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
interview/wawancara dan dokumentasi. Sedangkan instrument dalam penelitian ini
melalui informan maupun dokumen-dokumen yang terkait, serta menggunakan
pedoman wawancara dan handphone sebagai alat recorder. Teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah reduksi kata, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan
verifikasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pelaksanaan hak
dan kewajiban suami istri pada Kelurahan Bukaka, seperti dalam pengambilan
keputusan, pembagian peran serta dalam hal menafkahi, bahwa masih ada pihak yang
mendominasi, dalam hal ini laki-laki (suami) masih mendominasi perempuan (istri),
serta beberapa pihak yang masih merasa kurang adil dengan hak dan kewajibannya
dalam rumah tangga. Serta kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan hak
dan kewajiban dalam rumah tangga yaitu adanya unsur-unsur ketidaksetaraan yang
terjadi pada perempuan (istri) pada masyarakat di Kelurahan Bukaka sehingga
menghasilkan corak ketidakadilan dalam rumah tangga, hal tersebut menunjukkan
kurangnya pemahaman konsep gender pada masyarakat dan kurangnya sosialisasi
pemberdayaan perempuan.
A. Kesimpulan
1. Bentuk-bentuk pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri pada Kelurahan
Bukaka, seperti dalam pengambilan keputusan, pembagian peran serta dalam
hal menafkahi, bahwa masih ada pihak yang mendominasi, dalam hal ini laki-
laki (suami) masih mendominasi perempuan (istri), dan beberapa pihak yang
masih merasa kurang adil dengan hak dan kewajibannya dalam rumah tangga.
Hak dan kewajiban suami istri masih menunjukkan pembagian yang kurang
adil terhadap pelaksanaanya, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun
kehidupan bermasyarakat.
2. Kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
rumah tangga bahwa masih ada unsur-unsur ketidaksetaraan yang terjadi pada
perempuan (istri) pada masyarakat di Kelurahan Bukaka sehingga
menghasilkan corak ketidakadilan dalam rumah tangga, hal tersebut
menunjukkan kurangnya pemahaman konsep gender pada masyarakat dan
kurangnya sosialisasi pemberdayaan perempuan. Secara umum, perempuan di
Kelurahan Bukaka jarang menduduki satu peran dalam aktifitasnya dengan
memikul dua atau lebih banyak lagi peran yang dilakoni, hal ini akan
membuat banyak beban yang harus dijalani sehingga menimbulkan
kontradiksi antara peran tersebut.
B. Saran
Diharapkan dalam penelitian ini, adanya sosialisasi tentang masalah
gender terhadap, masyarakat, karena masyarakat belum paham tentang konsep
gender tersebut, dengan memberikan pemahaman sesuai dengan keadaan adat
dan budaya masyarakat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi yang diberikan
dapat membangun paradigm masyarakat dan memahami konsep kesetaraan
gender, utamanya pada masyarakat di Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone.
Pendidikan kesetaran gender mestinya diberikan kepada seluruh lapisan
masyarakat agar keberadaan perempuan yang mulai banyak bekerja di luar
rumah maupun perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga tidak menjadi
bentuk penindasan kultural.
Demikian pula dengan mengutamakan konsep gender dalam perumusan
Undang-undang Perkawinan yang baru, akan berdampak signifikan terhadap
berbagai aspek, baik dalam upaya untuk meminimalisir presentase jumlah
kekerasan dalam rumah tangga, berkurangnya tingkat kesenjangan sosial,
mengurangi angka kemiskinan ataupun dapat memberikan ruang seluas luasnya
kepada perempuan agar dapat berpatisipasi dalam ranah publik ataupun
domestik, terlebih dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang
menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan gender. Dalam mewujudkan
cita-cita besar ini, tidak hanya diperlukan komitmen politik dari pemerintah, baik
lembaga lembaga eksekutif, yudikatif,
ataupun legislatif, namun juga dibutuhkan dukungan serta partisipasi dari semua
elemen yang ada, diantaranya, civitas akademik, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan semua elemen yang terkait untuk mensuport upaya pembaharuan ini.
nikah dalam perspektif gender, penelitian dilakukan di Kelurahan Bukaka Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri yang tercantum pada akta nikah dalam
perspektif gender pada Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten
Bone, serta bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam
pelaksanaan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
interview/wawancara dan dokumentasi. Sedangkan instrument dalam penelitian ini
melalui informan maupun dokumen-dokumen yang terkait, serta menggunakan
pedoman wawancara dan handphone sebagai alat recorder. Teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah reduksi kata, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan
verifikasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk pelaksanaan hak
dan kewajiban suami istri pada Kelurahan Bukaka, seperti dalam pengambilan
keputusan, pembagian peran serta dalam hal menafkahi, bahwa masih ada pihak yang
mendominasi, dalam hal ini laki-laki (suami) masih mendominasi perempuan (istri),
serta beberapa pihak yang masih merasa kurang adil dengan hak dan kewajibannya
dalam rumah tangga. Serta kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan hak
dan kewajiban dalam rumah tangga yaitu adanya unsur-unsur ketidaksetaraan yang
terjadi pada perempuan (istri) pada masyarakat di Kelurahan Bukaka sehingga
menghasilkan corak ketidakadilan dalam rumah tangga, hal tersebut menunjukkan
kurangnya pemahaman konsep gender pada masyarakat dan kurangnya sosialisasi
pemberdayaan perempuan.
A. Kesimpulan
1. Bentuk-bentuk pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri pada Kelurahan
Bukaka, seperti dalam pengambilan keputusan, pembagian peran serta dalam
hal menafkahi, bahwa masih ada pihak yang mendominasi, dalam hal ini laki-
laki (suami) masih mendominasi perempuan (istri), dan beberapa pihak yang
masih merasa kurang adil dengan hak dan kewajibannya dalam rumah tangga.
Hak dan kewajiban suami istri masih menunjukkan pembagian yang kurang
adil terhadap pelaksanaanya, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun
kehidupan bermasyarakat.
2. Kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
rumah tangga bahwa masih ada unsur-unsur ketidaksetaraan yang terjadi pada
perempuan (istri) pada masyarakat di Kelurahan Bukaka sehingga
menghasilkan corak ketidakadilan dalam rumah tangga, hal tersebut
menunjukkan kurangnya pemahaman konsep gender pada masyarakat dan
kurangnya sosialisasi pemberdayaan perempuan. Secara umum, perempuan di
Kelurahan Bukaka jarang menduduki satu peran dalam aktifitasnya dengan
memikul dua atau lebih banyak lagi peran yang dilakoni, hal ini akan
membuat banyak beban yang harus dijalani sehingga menimbulkan
kontradiksi antara peran tersebut.
B. Saran
Diharapkan dalam penelitian ini, adanya sosialisasi tentang masalah
gender terhadap, masyarakat, karena masyarakat belum paham tentang konsep
gender tersebut, dengan memberikan pemahaman sesuai dengan keadaan adat
dan budaya masyarakat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi yang diberikan
dapat membangun paradigm masyarakat dan memahami konsep kesetaraan
gender, utamanya pada masyarakat di Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone.
Pendidikan kesetaran gender mestinya diberikan kepada seluruh lapisan
masyarakat agar keberadaan perempuan yang mulai banyak bekerja di luar
rumah maupun perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga tidak menjadi
bentuk penindasan kultural.
Demikian pula dengan mengutamakan konsep gender dalam perumusan
Undang-undang Perkawinan yang baru, akan berdampak signifikan terhadap
berbagai aspek, baik dalam upaya untuk meminimalisir presentase jumlah
kekerasan dalam rumah tangga, berkurangnya tingkat kesenjangan sosial,
mengurangi angka kemiskinan ataupun dapat memberikan ruang seluas luasnya
kepada perempuan agar dapat berpatisipasi dalam ranah publik ataupun
domestik, terlebih dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang
menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan gender. Dalam mewujudkan
cita-cita besar ini, tidak hanya diperlukan komitmen politik dari pemerintah, baik
lembaga lembaga eksekutif, yudikatif,
ataupun legislatif, namun juga dibutuhkan dukungan serta partisipasi dari semua
elemen yang ada, diantaranya, civitas akademik, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan semua elemen yang terkait untuk mensuport upaya pembaharuan ini.
Ketersediaan
| SSYA20180222 | 222/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
222/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
