Urgensi Pendidik Agama Islam dalam Pencegahan Sifat Ana ̅niyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 Bone
Melati/02.14.1064 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang “Urgensi Pendidik Agama Islam dalam Pencegahan Sifat Ana ̅niyah (egois) pada Siswa SMA Negeri 15 Bone”. Ada 2 masalah yang dikaji di dalam skripsi ini yaitu strategi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa dan kendala-kendala yang dihadapi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa di SMA Negeri 15 Bone.
Untuk memperjelas masalah di atas, penulis menggunakan metode penelitian diantaranya pendekatan penelitian yaitu pendekatan paedagogik dan pendekatan psikologis. Data dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat/responden dan data sekunder data yang diperoleh dari biro statistik majalah dll. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pendoman observasi, wawancara, alat dokumentasi lainnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu library research dan field research, dan teknik analisis data yaitu induktif dan deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa yaitu memberikan pemahaman kepada siswa, mengajarkan kepada mereka untuk memahami karakter orang lain, selain itu bimbingan dan peringatan yang diberikan kepada siswa terkait sifat ana ̅niyah (egois) yang merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., disamping itu pemahaman ini siswa dapatkan di organisasi seperti organisasi Rohani Islam (ROHIS), Kajian Islam Muslimah Smart (KISMIS) dan Tarbiyah. Dan terkait kendala-kendala yang dihadapi pendidik agama Islam yaitu kurangnya kerja sama antara pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa, di mana kerja sama ini masih perlu ditingkatkan.
Mencegah sifat ana ̅niyah (egois) dikalangan siswa sangat penting karena hal tersebut merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., oleh karena itu, penulis berharap kepada pendidik, agar kiranya tidak ada henti-hentinya selalu memberikan pemahaman terhadap siswa, agar supaya dapat terhindar dari sifat ana ̅niyah (egois).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam bab III mengenai Urgensi Pendidik Agama Islam dalam Pencegahan sifat Ana ̅niyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Strategi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat Ana ̅niyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 Bone yaitu memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya dari sifat ana ̅niyah (egois) dan ganjaran-ganjaran bagi orang yang bersifat demikian, memberikan pemahaman kepada siswa untuk mau menerima pendapat orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, menjalin kerja sama yang baik dll, memberikan peringatan kepada siswa bahwa sifat ana ̅niyah (egois) merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., memberikan pemahaman kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah yaitu organisasi rohani Islam (ROHIS) dan kegiatan kajian Islam muslimah smart (KISMIS), memberikan pemahaman kepada siswa melalui Tarbiyah di dalam sekolah dan yang terakhir pendidik harus mampu memberikan contoh atau suri tauladan yang baik kepada siswa. Karena suksesnya suatu sekolah semua itu tergantung kepada pendidiknya, dimana pendidik harus memahami strategi apa yang akan dibelajarkan kepada siswa, selain itu yang perlu ditanamkan dalam diri siswa adalah aspek psikomotoriknya akhlak siswa, seperti akhlak terhadap pendidik dll.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 yaitu masih kurangnya kerja sama yang baik antara pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada diri siswa dan masih perlunya ditingkatkan kerja sama pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain, dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada diri siswa.
Implikasi
Terlepas dari fakta-fakta yang telah terungkap di atas, penulis memberi saran semata-mata sebagai masukan untuk para pendidik khususnya pendidik agama Islam dan semua para siswa. Ini semua penulis lakukan bukan berarti ingin memberikan nasihat bagi pendidik, namun hanya sebagai wujud kecintaan dan perhatian penulis kepada semua pihak, bahwa perlunya menghindari sifat ana ̅niyah (egois) ini karena merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt.
Untuk semua pendidik khususnya pendidik agama Islam hendaknya tidak ada henti-hentinya memberikan pemahaman, peringatan, pengajaran kepada siswa terkait sifat ana ̅niyah (egois), bahaya dan akibat dari sifat ini agar siswa paham bahwa sifat ana ̅niyah merupakan akhlak yang tidak baik.
Untuk semua siswa diharapkan agar senantiasa menghindari sifat ana ̅niyah (egois) dan selalu introspeksi diri sendiri, mawas diri, belajar untuk menerima pendapat orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, dan sadar bahwa sifat ini tidak boleh bersarang dalam diri, karena sifat ini merupakan akhlak yang tercela yang dibenci oleh Allah swt.
Untuk memperjelas masalah di atas, penulis menggunakan metode penelitian diantaranya pendekatan penelitian yaitu pendekatan paedagogik dan pendekatan psikologis. Data dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat/responden dan data sekunder data yang diperoleh dari biro statistik majalah dll. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pendoman observasi, wawancara, alat dokumentasi lainnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu library research dan field research, dan teknik analisis data yaitu induktif dan deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa yaitu memberikan pemahaman kepada siswa, mengajarkan kepada mereka untuk memahami karakter orang lain, selain itu bimbingan dan peringatan yang diberikan kepada siswa terkait sifat ana ̅niyah (egois) yang merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., disamping itu pemahaman ini siswa dapatkan di organisasi seperti organisasi Rohani Islam (ROHIS), Kajian Islam Muslimah Smart (KISMIS) dan Tarbiyah. Dan terkait kendala-kendala yang dihadapi pendidik agama Islam yaitu kurangnya kerja sama antara pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain dalam mencegah sifat ana ̅niyah (egois) pada siswa, di mana kerja sama ini masih perlu ditingkatkan.
Mencegah sifat ana ̅niyah (egois) dikalangan siswa sangat penting karena hal tersebut merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., oleh karena itu, penulis berharap kepada pendidik, agar kiranya tidak ada henti-hentinya selalu memberikan pemahaman terhadap siswa, agar supaya dapat terhindar dari sifat ana ̅niyah (egois).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam bab III mengenai Urgensi Pendidik Agama Islam dalam Pencegahan sifat Ana ̅niyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Strategi pendidik agama Islam dalam mencegah sifat Ana ̅niyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 Bone yaitu memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya dari sifat ana ̅niyah (egois) dan ganjaran-ganjaran bagi orang yang bersifat demikian, memberikan pemahaman kepada siswa untuk mau menerima pendapat orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, menjalin kerja sama yang baik dll, memberikan peringatan kepada siswa bahwa sifat ana ̅niyah (egois) merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt., memberikan pemahaman kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah yaitu organisasi rohani Islam (ROHIS) dan kegiatan kajian Islam muslimah smart (KISMIS), memberikan pemahaman kepada siswa melalui Tarbiyah di dalam sekolah dan yang terakhir pendidik harus mampu memberikan contoh atau suri tauladan yang baik kepada siswa. Karena suksesnya suatu sekolah semua itu tergantung kepada pendidiknya, dimana pendidik harus memahami strategi apa yang akan dibelajarkan kepada siswa, selain itu yang perlu ditanamkan dalam diri siswa adalah aspek psikomotoriknya akhlak siswa, seperti akhlak terhadap pendidik dll.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh pendidik agama Islam dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada siswa SMA Negeri 15 yaitu masih kurangnya kerja sama yang baik antara pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada diri siswa dan masih perlunya ditingkatkan kerja sama pendidik agama Islam dengan pendidik mata pelajaran lain, dalam mencegah sifat ananiyah (egois) pada diri siswa.
Implikasi
Terlepas dari fakta-fakta yang telah terungkap di atas, penulis memberi saran semata-mata sebagai masukan untuk para pendidik khususnya pendidik agama Islam dan semua para siswa. Ini semua penulis lakukan bukan berarti ingin memberikan nasihat bagi pendidik, namun hanya sebagai wujud kecintaan dan perhatian penulis kepada semua pihak, bahwa perlunya menghindari sifat ana ̅niyah (egois) ini karena merupakan akhlak tercela yang dibenci oleh Allah swt.
Untuk semua pendidik khususnya pendidik agama Islam hendaknya tidak ada henti-hentinya memberikan pemahaman, peringatan, pengajaran kepada siswa terkait sifat ana ̅niyah (egois), bahaya dan akibat dari sifat ini agar siswa paham bahwa sifat ana ̅niyah merupakan akhlak yang tidak baik.
Untuk semua siswa diharapkan agar senantiasa menghindari sifat ana ̅niyah (egois) dan selalu introspeksi diri sendiri, mawas diri, belajar untuk menerima pendapat orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, dan sadar bahwa sifat ini tidak boleh bersarang dalam diri, karena sifat ini merupakan akhlak yang tercela yang dibenci oleh Allah swt.
Ketersediaan
| ST20180014 | 14/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
14/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
