Pendekatan Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pemberdayaan Wali Kelas di MTs Cakkeware Kec. Cenrana Kab. Bone
Heriyawati/02.11.3077 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang “Pendekatan Kepemimpinan Kepala Madrasah
dalam Pemberdayaan Wali Kelas di MTs Cakkeware Kec. Cenrana Kab. Bone”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan kepala
madrasah di MTs Cakkeware, upaya kepala madrasah dalam pemberdayaan wali
kelas di MTs Cakkeware serta faktor penghambat dalam pemberdayaan wali kelas di
MTs Cakkeware.
Untuk memperoleh data dari masalah di atas, penulis menggunakan metode
Field research (lapangan) dengan melakukan observasi, dokumentasi, dan
wawancara kepada informan yang dianggap mampu memberikan jawaban atas
informasi yang dibutuhkan. Kemudian akan dipaparkan suatu penelitian yang
menghasilkan data secara deskriptif (penggambaran) berupa fakta-fakta tertulis
maupun lisan dari setiap perilaku orang yang dicermati. Penelitian ini menggunakan
pendekatan teologi-normatif, manajemen dan Pendekatan Sosiologis.
Hasil yang ditemukan bahwa Pendekatan yang dilakukan kepala madrasah
yakni (a) pendekatan sifat (b) Pendakatan keahlian (c) Pendekatan situasional dan
upaya untuk pemberdayaan guru/ wali kelas meliputi: pelibatan guru/ wali kelas
dalam aktivitas pemecahan masalah, menanyakan guru bagaimana pendapat mereka
tentang banyak hal, berbagi informasi kepada guru sebanyak mungkin tentang
manajemen madrasah, menanyakan mereka tentang sistem dan prosedur yang
mempertahankan terjaganya mutu proses pembelajaran, belajar untuk lebih berperan
sebagai coach (pelatih) daripada boss serta menjamin keseimbangan pelayanan antara
kepentingan siswa, orang tua, dan masyarakat dengan kebutuhan guru dan staf
penunjang. Selain itu terdapat faktor penghambat pemberdayaan wali kelas adalah
adanya guru lebih senang menggunakan suatu metode pembelajaran yang bersifat
’instan’ daripada berlatih mendesain sendiri; terbatas media pembelajaran, adanya
guru yang lebih senang menggunakan ’ancaman’ untuk mengingatkan peserta didik
daripada menerapkan teknik-teknik profesionalnya dan masih adanya guru yang
masih asing terhadap inovasi pembelajaran.
Implikasi dalam penelitian ini adalah bagi kepala madrasah agar senantiasa
melakukan pendekatan manajemen dengan baik dalam pemberdayaan wali kelas
karena wali kelas merupakan orang yang berperan penting dalam mewujudkan visi
misi yang telah ditetapkan bersama.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab III, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendekatan yang dilakukan kepala madrasah yakni (a) pendekatan sifat terbukti
dengan kepala madrasaha mampu menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga tenaga pendidikan atau personil madrasah merasa nyaman dan mampu
menjaling kerja yang sama. (b) Pendakatan keahlian dengan memberikan
kesempatan kepada rekan kerja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,
berusaha memahami keadaan, tidak memaksakan kehendak, memberikan
kesempatan dalam meningkatkan intelegensi dalam hal kemampuan berbicara,
bernalar lebih kuat. (c) Pendekatan situasional dengan memperhatikan situasi
dan kondisi madrasah juga bawaha, tidak semenang-menang dalam menetapkan
aturan, selalu berbaur dengan bawahan untuk mengetahui informasi yang lebih
jauh mengenai kondisi yang ada dan selalu mengutamakan kepentingan
bersama untuk kemajuan madrasah.
2. Upaya untuk pemberdayaan guru/wali kelas meliputi: pelibatan guru/ wali kelas
dalam aktivitas pemecahan masalah, menanyakan guru bagaimana pendapat
mereka tentang banyak hal, berbagi informasi kepada guru sebanyak mungkin
tentang manajemen madrasah, menanyakan mereka tentang sistem dan prosedur
yang mempertahankan terjaganya mutu proses pembelajaran, belajar untuk
lebih berperan sebagai coach (pelatih) daripada boss serta menjamin
keseimbangan pelayanan antara kepentingan siswa, orang tua, dan masyarakat
dengan kebutuhan guru dan staf penunjang.
3. Faktor penghambat pemberdayaan wali kelas adalah adanya guru lebih senang
menggunakan suatu metode pembelajaran yang bersifat ’instan’ daripada
berlatih mendesain sendiri; terbatas media pembelajaran, adanya guru yang
lebih senang menggunakan ’ancaman’ untuk mengingatkan peserta didik
daripada menerapkan teknik-teknik profesionalnya dan masih adanya guru yang
masih asing terhadap inovasi pembelajaran.
B. Saran
1. Kepada pimpinan madrasah diharapkan agar senantiasa menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik, selalu memberikan teladan yang baik kepada
bawahan terutama dalam hal kedisiplinan.
2. Kepada para pendidik agar senantiasa meningkatkan kinerjanya dan
mengembangkan kompetensi yang dimilikinya agar mampu memberikan
pengajaran yang baik kepada peserta didik sehingga mampu menjadikan
mereka sebagai generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
dalam Pemberdayaan Wali Kelas di MTs Cakkeware Kec. Cenrana Kab. Bone”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan kepala
madrasah di MTs Cakkeware, upaya kepala madrasah dalam pemberdayaan wali
kelas di MTs Cakkeware serta faktor penghambat dalam pemberdayaan wali kelas di
MTs Cakkeware.
Untuk memperoleh data dari masalah di atas, penulis menggunakan metode
Field research (lapangan) dengan melakukan observasi, dokumentasi, dan
wawancara kepada informan yang dianggap mampu memberikan jawaban atas
informasi yang dibutuhkan. Kemudian akan dipaparkan suatu penelitian yang
menghasilkan data secara deskriptif (penggambaran) berupa fakta-fakta tertulis
maupun lisan dari setiap perilaku orang yang dicermati. Penelitian ini menggunakan
pendekatan teologi-normatif, manajemen dan Pendekatan Sosiologis.
Hasil yang ditemukan bahwa Pendekatan yang dilakukan kepala madrasah
yakni (a) pendekatan sifat (b) Pendakatan keahlian (c) Pendekatan situasional dan
upaya untuk pemberdayaan guru/ wali kelas meliputi: pelibatan guru/ wali kelas
dalam aktivitas pemecahan masalah, menanyakan guru bagaimana pendapat mereka
tentang banyak hal, berbagi informasi kepada guru sebanyak mungkin tentang
manajemen madrasah, menanyakan mereka tentang sistem dan prosedur yang
mempertahankan terjaganya mutu proses pembelajaran, belajar untuk lebih berperan
sebagai coach (pelatih) daripada boss serta menjamin keseimbangan pelayanan antara
kepentingan siswa, orang tua, dan masyarakat dengan kebutuhan guru dan staf
penunjang. Selain itu terdapat faktor penghambat pemberdayaan wali kelas adalah
adanya guru lebih senang menggunakan suatu metode pembelajaran yang bersifat
’instan’ daripada berlatih mendesain sendiri; terbatas media pembelajaran, adanya
guru yang lebih senang menggunakan ’ancaman’ untuk mengingatkan peserta didik
daripada menerapkan teknik-teknik profesionalnya dan masih adanya guru yang
masih asing terhadap inovasi pembelajaran.
Implikasi dalam penelitian ini adalah bagi kepala madrasah agar senantiasa
melakukan pendekatan manajemen dengan baik dalam pemberdayaan wali kelas
karena wali kelas merupakan orang yang berperan penting dalam mewujudkan visi
misi yang telah ditetapkan bersama.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab III, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendekatan yang dilakukan kepala madrasah yakni (a) pendekatan sifat terbukti
dengan kepala madrasaha mampu menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga tenaga pendidikan atau personil madrasah merasa nyaman dan mampu
menjaling kerja yang sama. (b) Pendakatan keahlian dengan memberikan
kesempatan kepada rekan kerja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,
berusaha memahami keadaan, tidak memaksakan kehendak, memberikan
kesempatan dalam meningkatkan intelegensi dalam hal kemampuan berbicara,
bernalar lebih kuat. (c) Pendekatan situasional dengan memperhatikan situasi
dan kondisi madrasah juga bawaha, tidak semenang-menang dalam menetapkan
aturan, selalu berbaur dengan bawahan untuk mengetahui informasi yang lebih
jauh mengenai kondisi yang ada dan selalu mengutamakan kepentingan
bersama untuk kemajuan madrasah.
2. Upaya untuk pemberdayaan guru/wali kelas meliputi: pelibatan guru/ wali kelas
dalam aktivitas pemecahan masalah, menanyakan guru bagaimana pendapat
mereka tentang banyak hal, berbagi informasi kepada guru sebanyak mungkin
tentang manajemen madrasah, menanyakan mereka tentang sistem dan prosedur
yang mempertahankan terjaganya mutu proses pembelajaran, belajar untuk
lebih berperan sebagai coach (pelatih) daripada boss serta menjamin
keseimbangan pelayanan antara kepentingan siswa, orang tua, dan masyarakat
dengan kebutuhan guru dan staf penunjang.
3. Faktor penghambat pemberdayaan wali kelas adalah adanya guru lebih senang
menggunakan suatu metode pembelajaran yang bersifat ’instan’ daripada
berlatih mendesain sendiri; terbatas media pembelajaran, adanya guru yang
lebih senang menggunakan ’ancaman’ untuk mengingatkan peserta didik
daripada menerapkan teknik-teknik profesionalnya dan masih adanya guru yang
masih asing terhadap inovasi pembelajaran.
B. Saran
1. Kepada pimpinan madrasah diharapkan agar senantiasa menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik, selalu memberikan teladan yang baik kepada
bawahan terutama dalam hal kedisiplinan.
2. Kepada para pendidik agar senantiasa meningkatkan kinerjanya dan
mengembangkan kompetensi yang dimilikinya agar mampu memberikan
pengajaran yang baik kepada peserta didik sehingga mampu menjadikan
mereka sebagai generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
Ketersediaan
| 02.11.3077 | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
311/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyahh
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
