Konsep Radha'ah Dalam Pendidikan Islam
Fachri Kurniawan/02.12.1027 - Personal Name
A. Simpulan
1. Konsep anak dalam al-Qur‟an disebut dengan berbagai macam bentuk,
seperti zuriyyah,ibn, walad, athfal, shabiy, aqrab, asbath, gulam, nasl,
rabaib,dan sebagainya. Masing-masing istilah tersebut memiliki makna
khusus, berbeda antara satu dan lainya. Zuriyyah-nasl mengacu pada
konsep anak dalam pengertian keturunan; ibn adalah anak dalam
pengertian anak kandung. Walad athfal,ghulam bermakna anak-anak
dalam pengertian usia sebelum memasuki jenjang pendidikan formal dan
sebagainya. Perbedaan makna tersebut merupakan bukti bahwa Al-Qur‟an
sangat peduli terhadap keberadaan anak sekaligus bagimana pola
pendidikan yang efektif diberlakukan.
2. Penyebutan konsep anak dengan berbagai macam istilah dalam Al-Qur‟an
memiliki implikasi nyata sehubungan dengan pendidikan anak dalam
keluarga dan relevansinya rada‟ah terhadap pembentukan kepribadiaan
anak. ASI merupakan asupan yang paling utama dan sesuai, baik ditinjau
dari segi kandungannya, cara penyajiannya, maupun dari pengaruhnya
untuk perkembangan bayi, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pemenuhan ASI sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Setelah itu beranjak
pada pendidikan dalam keluarga. Dalam keluarga ini anak memperoleh
dasar-dasar pendidikan untuk pertama kalinya. Berdasar atas konsep anak
79
dalam Al-Qur‟an, maka pendidikan terhadap anak dalam unit keluarga
mesti mempertimbangkan tahapan, baik dari sisi usia, intelektualitas
maupun kematangan emosi.
B. Saran-saran
Saran-saran yang bersifat implementatif sehubungan dengan kesimpulan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pendidikan anak dalam rumah tangga merupakan suatu proses ,awal
,memperkenalkan seorang anak dengan kenyataan hidup, oleh karena itu
kedua orang tua harus menghayati tugas-tugas kependidikan demi masa depan
anak, termasuk dalam hal ini seortang ibu wajib menyusukan bayinya dan
ayah harus memotivasi pelaksanaannya.
2. Seharusnya tertanam dalam jiwa masing-masing orang tua anak bahwa
seorang anak yang dilahirkan adalah amanah Allah swt. yang harus dibina dan
dididik menurut sistem pendidikan agama.umum sejak dari lahir sampai anak
tersebut menginjak usia baligh (dewasa).
3. Karena rada‟ah merupakan simbol manifestasi kasih sayang seorang ibu
terhadap anaknya dan hal ini akan memberi bekas dalam jiwa anak sampai
anak itu dewasa, maka seorang ibu yang melahirkan benar-benar harus siap
fisik dan mental untuk melaksanakan rada‟ah secara konsekuen, dengan jalan
tidak menyusukan anak kepada wanira lain (mengingat akibat-akibat
hukumnya yang ditimbulkan) dan rtidak memberikan anak dengan air susu
hewan/nabati.
4. Bahwa yang paling menentukan di dalam pelaksanaan rada‟ah adalah
kesadaran memiliki keturunan dan masa depannya, oleh karena itu seorang ibu
sebagai pendidik pertama diwajibkan untuk senantiasa belajar dan
memperdalam ilmui-ilmu pendidikan, baik ilmu pendidikan umum terlebih-
lebih ilmu pendidikan agama, sebab ilmu pengetahuan adalah sarana utama
untuk membangkitkan kesadaran.
1. Konsep anak dalam al-Qur‟an disebut dengan berbagai macam bentuk,
seperti zuriyyah,ibn, walad, athfal, shabiy, aqrab, asbath, gulam, nasl,
rabaib,dan sebagainya. Masing-masing istilah tersebut memiliki makna
khusus, berbeda antara satu dan lainya. Zuriyyah-nasl mengacu pada
konsep anak dalam pengertian keturunan; ibn adalah anak dalam
pengertian anak kandung. Walad athfal,ghulam bermakna anak-anak
dalam pengertian usia sebelum memasuki jenjang pendidikan formal dan
sebagainya. Perbedaan makna tersebut merupakan bukti bahwa Al-Qur‟an
sangat peduli terhadap keberadaan anak sekaligus bagimana pola
pendidikan yang efektif diberlakukan.
2. Penyebutan konsep anak dengan berbagai macam istilah dalam Al-Qur‟an
memiliki implikasi nyata sehubungan dengan pendidikan anak dalam
keluarga dan relevansinya rada‟ah terhadap pembentukan kepribadiaan
anak. ASI merupakan asupan yang paling utama dan sesuai, baik ditinjau
dari segi kandungannya, cara penyajiannya, maupun dari pengaruhnya
untuk perkembangan bayi, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pemenuhan ASI sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Setelah itu beranjak
pada pendidikan dalam keluarga. Dalam keluarga ini anak memperoleh
dasar-dasar pendidikan untuk pertama kalinya. Berdasar atas konsep anak
79
dalam Al-Qur‟an, maka pendidikan terhadap anak dalam unit keluarga
mesti mempertimbangkan tahapan, baik dari sisi usia, intelektualitas
maupun kematangan emosi.
B. Saran-saran
Saran-saran yang bersifat implementatif sehubungan dengan kesimpulan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pendidikan anak dalam rumah tangga merupakan suatu proses ,awal
,memperkenalkan seorang anak dengan kenyataan hidup, oleh karena itu
kedua orang tua harus menghayati tugas-tugas kependidikan demi masa depan
anak, termasuk dalam hal ini seortang ibu wajib menyusukan bayinya dan
ayah harus memotivasi pelaksanaannya.
2. Seharusnya tertanam dalam jiwa masing-masing orang tua anak bahwa
seorang anak yang dilahirkan adalah amanah Allah swt. yang harus dibina dan
dididik menurut sistem pendidikan agama.umum sejak dari lahir sampai anak
tersebut menginjak usia baligh (dewasa).
3. Karena rada‟ah merupakan simbol manifestasi kasih sayang seorang ibu
terhadap anaknya dan hal ini akan memberi bekas dalam jiwa anak sampai
anak itu dewasa, maka seorang ibu yang melahirkan benar-benar harus siap
fisik dan mental untuk melaksanakan rada‟ah secara konsekuen, dengan jalan
tidak menyusukan anak kepada wanira lain (mengingat akibat-akibat
hukumnya yang ditimbulkan) dan rtidak memberikan anak dengan air susu
hewan/nabati.
4. Bahwa yang paling menentukan di dalam pelaksanaan rada‟ah adalah
kesadaran memiliki keturunan dan masa depannya, oleh karena itu seorang ibu
sebagai pendidik pertama diwajibkan untuk senantiasa belajar dan
memperdalam ilmui-ilmu pendidikan, baik ilmu pendidikan umum terlebih-
lebih ilmu pendidikan agama, sebab ilmu pengetahuan adalah sarana utama
untuk membangkitkan kesadaran.
Ketersediaan
| 02.12.1027 | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
256/2016
Penerbit
STAIN Watampone : Watampone., 2016
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
