Tazkiyatun Nafs Melalui Ibadah Puasa dan Relevansinya dengan Kesalehan Sosial
Dody Sisko Bintoro/02.13.1111 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Tazkiyatun Nafs Melalui Ibadah Puasa dan Relevansinya dengan Kesalehan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara tazkiyatun nafs melalui ibadah puasa, relevansi ibadah puasa dengan kesalehan sosial dan bentuk kesalehan sosial melalui ibadah puasa.
Untuk memperoleh data dari ketiga masalah tersebut di atas, penulis menggunakan penelitian kualitatif yang mengarah kepada kajian pustaka (library research). yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca berbagai macam informasi literatur yang tersedia. Penulis membaca berbagai bahan bacaan, yaitu. Buku, jurnal, artikel, tesis dan karya ilmiah lainnya yang relevan serta terkait erat dengan substansi permasalahan dalam penelitian ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah memperlihatkan bahwa tazkiyatun nafs merupakan suatu upaya pensucian jiwa dengan membersihkan segala bentuk keburukan yang terdapat dalam jiwa manusia dan menghiasinya dengan akhlak-akhlak mulia. Puasa adalah salah satu cara dalam menyucikan jiwa. Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa melalui ibadah puasa memberikan efek yang baik terhadap kesalehan sosial. Bentuk kesalehan sosial yang terbentuk dari ibadah puasa dalam tazkiyatu nafs berupa adanya perhatian yang lebih dari seseorang terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Tazkiyatun nafs melalui ibadah puasa mampu menjadikan seseorang memiliki jiwa kepedulian terhadap orang disekitarnya, khususnya terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Olehnya itu, untuk menjadikan seseorang sebagai hamba Allah swt., yang senantiasa menghadirkan kebaikan dalam dirinya, diperlukan adanya tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang salah satunya melalui ibadah puasa. Sehingga dengan ibadah puasa, maka mampu membentuk kesalehan sosial pada diri.
A. SIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadi simpulan dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang dapat menyucikan jiwa seseorang. Puasa merupakan sarana pencegahan penyakit dan sebagai sarana penyucian jiwa. Setiap manusia dilengkapi dengan hawa nafsu, Allah menciptakan nafsu bukan untuk menjadikan manusia menjadik buruk, tetapi untuk menghilangkan sifat-sifat buruk yang ada pada diri manusia, manusia yang jiwanya bersih maka akan tertanam di dalam jiwanya hanya sifat yang baik-baik sehingga sifat buruk yang ada pada diri manusia dapat dihilangkan dan Puasa yang dapat menyucikan jiwa seseorang adalah puasa khusus dan puasa tingkat tinggi yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali.
2. Relevansi ibadah puasa dengan kesalehan sosial adalah Manusia merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Puasa merupakan latihan langsung untuk merasakan kepedihan dan kesusahan kepada orang yang kurang beruntung. Lapar dan haus bahkan kurang tidur, semuanya sebagai latihan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia. Melalui ibadah puasa akan menumbuhkan kesadaran seperti rasa solidaritas, peduli terhadap sesama atau saudara, dan menghidupkan kembali rasa kemanusiaan. Sehingga melalui ibadah puasa mampu membentuk kesalehan sosial pada diri seseorang dengan adanya sifat dermawan dan senang bersedekah pada dirinya.
3. Bentuk kesalehan sosial yang tumbuh melalui ibadah puasa adalah berbuat baik kepada orang yang lemah (memberi makan orang miskin atau bersedekah).
B. Implikasi
Beranjak dari ungkapan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa menyucikan diri kita sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah swt., yang salah satunya dengan puasa
2. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa memperbaiki pusa kita agar hikmah dan manfaat puasa betul-betul kita peroleh dalam menyucikan diri kita.
3. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang disekitar kita. Salah satu bentuk kepedulian kita yaitu dengan saling memberi kepada yang membutuhkan.
Untuk memperoleh data dari ketiga masalah tersebut di atas, penulis menggunakan penelitian kualitatif yang mengarah kepada kajian pustaka (library research). yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca berbagai macam informasi literatur yang tersedia. Penulis membaca berbagai bahan bacaan, yaitu. Buku, jurnal, artikel, tesis dan karya ilmiah lainnya yang relevan serta terkait erat dengan substansi permasalahan dalam penelitian ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah memperlihatkan bahwa tazkiyatun nafs merupakan suatu upaya pensucian jiwa dengan membersihkan segala bentuk keburukan yang terdapat dalam jiwa manusia dan menghiasinya dengan akhlak-akhlak mulia. Puasa adalah salah satu cara dalam menyucikan jiwa. Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa melalui ibadah puasa memberikan efek yang baik terhadap kesalehan sosial. Bentuk kesalehan sosial yang terbentuk dari ibadah puasa dalam tazkiyatu nafs berupa adanya perhatian yang lebih dari seseorang terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Tazkiyatun nafs melalui ibadah puasa mampu menjadikan seseorang memiliki jiwa kepedulian terhadap orang disekitarnya, khususnya terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Olehnya itu, untuk menjadikan seseorang sebagai hamba Allah swt., yang senantiasa menghadirkan kebaikan dalam dirinya, diperlukan adanya tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang salah satunya melalui ibadah puasa. Sehingga dengan ibadah puasa, maka mampu membentuk kesalehan sosial pada diri.
A. SIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadi simpulan dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang dapat menyucikan jiwa seseorang. Puasa merupakan sarana pencegahan penyakit dan sebagai sarana penyucian jiwa. Setiap manusia dilengkapi dengan hawa nafsu, Allah menciptakan nafsu bukan untuk menjadikan manusia menjadik buruk, tetapi untuk menghilangkan sifat-sifat buruk yang ada pada diri manusia, manusia yang jiwanya bersih maka akan tertanam di dalam jiwanya hanya sifat yang baik-baik sehingga sifat buruk yang ada pada diri manusia dapat dihilangkan dan Puasa yang dapat menyucikan jiwa seseorang adalah puasa khusus dan puasa tingkat tinggi yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali.
2. Relevansi ibadah puasa dengan kesalehan sosial adalah Manusia merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Puasa merupakan latihan langsung untuk merasakan kepedihan dan kesusahan kepada orang yang kurang beruntung. Lapar dan haus bahkan kurang tidur, semuanya sebagai latihan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia. Melalui ibadah puasa akan menumbuhkan kesadaran seperti rasa solidaritas, peduli terhadap sesama atau saudara, dan menghidupkan kembali rasa kemanusiaan. Sehingga melalui ibadah puasa mampu membentuk kesalehan sosial pada diri seseorang dengan adanya sifat dermawan dan senang bersedekah pada dirinya.
3. Bentuk kesalehan sosial yang tumbuh melalui ibadah puasa adalah berbuat baik kepada orang yang lemah (memberi makan orang miskin atau bersedekah).
B. Implikasi
Beranjak dari ungkapan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa menyucikan diri kita sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah swt., yang salah satunya dengan puasa
2. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa memperbaiki pusa kita agar hikmah dan manfaat puasa betul-betul kita peroleh dalam menyucikan diri kita.
3. Diharapkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk senantiasa memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang disekitar kita. Salah satu bentuk kepedulian kita yaitu dengan saling memberi kepada yang membutuhkan.
Ketersediaan
| ST2017185 | 185/2017 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
185/2017
Penerbit
STAIN Watampone : Watampone., 2017
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
