Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka
A. Herlinawati/: 02.13.1O88 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5
Palakka. Hal penting yang dikaji dalam skripsi ini yakni, faktor apa yang
menyebabkan sehingga peserta didik kurang memiliki sifat tolong menolong di
SMPN Satap 5 Palakka, bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka
dan kendala-kendala apa yang dialami oleh guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas, digunakan metode
penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik yakni wawancara
(interview), dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
metode kualitatif, Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi, dapat diketahui bahwa Sifat tolong
menolong peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka secara umum sudah ada namun
masih kurang karena adanya faktor seperti kurangnya kesadaran tentang pentingnya
sifat tolong menolong, faktor umur karena dengan umur yang masih mudah maka
peserta didik masih kurang pengalaman tentang aplikasi sifat tolong menolong dalam
kehidupannya dan Kebiasaaan peserta didik di lingkungan sekolah yang kurang peka
terhadap orang-orang sekitar. Disamping itu Kontribusi guru pendidikan agama Islam
di SMPN Satap 5 Palakka sudah bagus seperti dengan mengembangkan sifat tolong
menolong dengan memberikan pembinaan dalam pembelajaran PAI, Memberikan
pemahaman lebih mendalam tentang sifat tolong menolong melalui pembelajarn PAI
dan Menumbuhkan karakter sifat tolong menolong kepada peserta didik. Semua
peranan itu guru pendidikan agama Islam lakukan dengan mencontohkan bentuk
sikap saling tolong menolong seperti meminjamkan polpen kepada teman yang lupa
membawa polpen atau kehilangan di sekolah. Dengan kontribusi guru pendidikan
agama Islam tersebut masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi seperti Tingkat
kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda sehingga menyebabkan pendidik
mengalami kesulitan dalam mengembangkan sifat tolong menolong karena
membutuhkan waktu yang cukup lama, karena adanya peserta didik yang cepat
memahami pelajaran dan adapulan yang lambat dalam memahami pelajaran terutama
tentang pentingnya menerapkan sifat tolong menolong ditambah lagi kurangnya
kerjasama orang tua dengan pendidik dalam membina peserta didik untuk memilki
akhlak yang mulia yaitu sifat tolong menolong.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka penulis dapat mengemukakan
simpulan:
1. Sifat tolong-menolong peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka secara umum
sudah ada namun masih kurang karena adanya faktor seperti kurangnya
kesadaran tentang pentingnya sifat tolong-menolong, faktor umur karena
dengan umur yang masih mudah maka peserta didik masih kurang
pengalaman tentang aplikasi sifat tolong-menolong dalam kehidupannya dan
Kebiasaaan peserta didik di lingkungan sekolah yang kurang peka terhadap
orang-orang sekitar.
2. Kontribusi guru pendidikan agama Islam di SMPN Satap 5 Palakka sudah
bagus seperti dengan mengembangkan sifat tolong-menolong dengan
memberikan pembinaan dalam pembelajaran PAI, Memberikan pemahaman
lebih mendalam tentang sifat penolong melalui pembelajarn PAI dan
Menumbuhkan karakter sifat tolong-menolong kepada peserta didik, dengan
mencontohkan bentuk sikap saling tolong menolong seperti meminjamkan
polpen kepada teman yang lupa membawa polpen atau kehilangan di sekolah.
3. Tingkat kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda sehingga menyebabkan
pendidik mengalami kendala dalam mengembangkan sifat tolong-menolong
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, kemampuan peserta didik
memahami pelajaran ada yang cepat dan ada yang lambat, termasuk
pemahaman mereka tentang pentingnya menerapkan sifat tolong menolong.
Ditambah lagi kurangnya kerjasama orang tua dengan pendidik dalam
membina peserta didik untuk memilki akhlak yang mulia yaitu sifat tolong-
menolong.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka di bawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
penulis dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Setiap guru pendidikan agama Islam harus selalu memperhatikan akhlak yaitu
sifat tolong-menolong peserta didik dan terus mengupayakan yang terbaik,
agar terbentuk sosok pribadi peserta didik yang berakhlak mulia sesuai
dengan ajaran Rasulullah saw.,
2. Hendakhnya dalam pelaksanaan pendidikan, guru pendidikan agama Islam
tidak menjadi pusat dalam mengembangkan sifat tolong-menolong, akan
tetapi dari keluarga dan masyarakatpun harus ikut mendukung dan membantu.
3. Sebagai seorang guru sekaligus figur central, agar kiranya mempertahankan
sikap dan tetap menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam
menanamkan nilai-nilai ajara Islam.
4. Kepada peserta didik agar tercapai cita-citanya dan harus bersikap aktif dalam
proses pembelajaran ketika diberikan pelajaran oleh Gurunya dan pantang
menyerah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan serta memilki jiwa selalu
tolong menolong terhadap Guru, temannya dan masyarakat.
dalam mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5
Palakka. Hal penting yang dikaji dalam skripsi ini yakni, faktor apa yang
menyebabkan sehingga peserta didik kurang memiliki sifat tolong menolong di
SMPN Satap 5 Palakka, bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka
dan kendala-kendala apa yang dialami oleh guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan sifat tolong menolong pada peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas, digunakan metode
penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik yakni wawancara
(interview), dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan teknik
metode kualitatif, Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi, dapat diketahui bahwa Sifat tolong
menolong peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka secara umum sudah ada namun
masih kurang karena adanya faktor seperti kurangnya kesadaran tentang pentingnya
sifat tolong menolong, faktor umur karena dengan umur yang masih mudah maka
peserta didik masih kurang pengalaman tentang aplikasi sifat tolong menolong dalam
kehidupannya dan Kebiasaaan peserta didik di lingkungan sekolah yang kurang peka
terhadap orang-orang sekitar. Disamping itu Kontribusi guru pendidikan agama Islam
di SMPN Satap 5 Palakka sudah bagus seperti dengan mengembangkan sifat tolong
menolong dengan memberikan pembinaan dalam pembelajaran PAI, Memberikan
pemahaman lebih mendalam tentang sifat tolong menolong melalui pembelajarn PAI
dan Menumbuhkan karakter sifat tolong menolong kepada peserta didik. Semua
peranan itu guru pendidikan agama Islam lakukan dengan mencontohkan bentuk
sikap saling tolong menolong seperti meminjamkan polpen kepada teman yang lupa
membawa polpen atau kehilangan di sekolah. Dengan kontribusi guru pendidikan
agama Islam tersebut masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi seperti Tingkat
kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda sehingga menyebabkan pendidik
mengalami kesulitan dalam mengembangkan sifat tolong menolong karena
membutuhkan waktu yang cukup lama, karena adanya peserta didik yang cepat
memahami pelajaran dan adapulan yang lambat dalam memahami pelajaran terutama
tentang pentingnya menerapkan sifat tolong menolong ditambah lagi kurangnya
kerjasama orang tua dengan pendidik dalam membina peserta didik untuk memilki
akhlak yang mulia yaitu sifat tolong menolong.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka penulis dapat mengemukakan
simpulan:
1. Sifat tolong-menolong peserta didik di SMPN Satap 5 Palakka secara umum
sudah ada namun masih kurang karena adanya faktor seperti kurangnya
kesadaran tentang pentingnya sifat tolong-menolong, faktor umur karena
dengan umur yang masih mudah maka peserta didik masih kurang
pengalaman tentang aplikasi sifat tolong-menolong dalam kehidupannya dan
Kebiasaaan peserta didik di lingkungan sekolah yang kurang peka terhadap
orang-orang sekitar.
2. Kontribusi guru pendidikan agama Islam di SMPN Satap 5 Palakka sudah
bagus seperti dengan mengembangkan sifat tolong-menolong dengan
memberikan pembinaan dalam pembelajaran PAI, Memberikan pemahaman
lebih mendalam tentang sifat penolong melalui pembelajarn PAI dan
Menumbuhkan karakter sifat tolong-menolong kepada peserta didik, dengan
mencontohkan bentuk sikap saling tolong menolong seperti meminjamkan
polpen kepada teman yang lupa membawa polpen atau kehilangan di sekolah.
3. Tingkat kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda sehingga menyebabkan
pendidik mengalami kendala dalam mengembangkan sifat tolong-menolong
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, kemampuan peserta didik
memahami pelajaran ada yang cepat dan ada yang lambat, termasuk
pemahaman mereka tentang pentingnya menerapkan sifat tolong menolong.
Ditambah lagi kurangnya kerjasama orang tua dengan pendidik dalam
membina peserta didik untuk memilki akhlak yang mulia yaitu sifat tolong-
menolong.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka di bawah ini
dikemukakan implikasi penelitian yang berisikan saran-saran. Adapun saran-saran
penulis dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Setiap guru pendidikan agama Islam harus selalu memperhatikan akhlak yaitu
sifat tolong-menolong peserta didik dan terus mengupayakan yang terbaik,
agar terbentuk sosok pribadi peserta didik yang berakhlak mulia sesuai
dengan ajaran Rasulullah saw.,
2. Hendakhnya dalam pelaksanaan pendidikan, guru pendidikan agama Islam
tidak menjadi pusat dalam mengembangkan sifat tolong-menolong, akan
tetapi dari keluarga dan masyarakatpun harus ikut mendukung dan membantu.
3. Sebagai seorang guru sekaligus figur central, agar kiranya mempertahankan
sikap dan tetap menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam
menanamkan nilai-nilai ajara Islam.
4. Kepada peserta didik agar tercapai cita-citanya dan harus bersikap aktif dalam
proses pembelajaran ketika diberikan pelajaran oleh Gurunya dan pantang
menyerah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan serta memilki jiwa selalu
tolong menolong terhadap Guru, temannya dan masyarakat.
Ketersediaan
| ST20170275 | 275/2017 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
275/2017
Penerbit
STAIN Watampone : Watampone., 2017
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
